Pidato Rektor Pada Pelantikan 12 Pimpinan UIN Sunan Kalijaga Periode 2020-2024
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Allah adalah cahaya langit dan bumi. Ibarat cahaya-Nya, adalah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada lampu besar. Lampu itu di dalam tabung kaca yang adalah bintang bersinar, bernyala bak pohon yang diberkahi, pohon zaitun yang tumbuh tidak di Timur dan tidak pula di Barat, minyaknya menyilaukan, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi yang Dia kehendaki, dan Allah memberi pengajaran bagi manusia. Allah Maha Mengetahui semuanya.
Ketua, Sekretaris dan anggota Senat, Wakil-wakil Rektor, Direktur dan Bapak/Ibu Dekan, Kabiro dan Bapak/Ibu Dosen,Tendik, dan mahasiswa di lingkungan UIN Sunan Kalijaga, yang dirahmati Allah. Terima kasih atas kehadirannya.
Ucapan Terimakasih
Saya atas nama civitas akademika UIN Sunan Kalijaga mengucapkan banyak terimakasih kepada semuapimpinan Periode 2016-2020, yakni:
- Rektor Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., pendiri Tarikat Sunan Anbiya, yang saat ini diangkat sebagai Kepala BPIP. Doa beliau, Allahumma iftah li abwaba istana, mustajab.
- Para Wakil Rektor,
- Direktur Pascasarjana dan para Dekan
- Wakil Direktur dan Wakil-wakil Dekan
- Plt. Rektor Dr.phil. Sahiron, M.A., yang telah sukses memimpin UIN Sunan Kalijaga di masa transisi dan masa Covid-19.
Kami berdoa, semoga pengabdian dan amal baik Bapak/Ibu pimpinan tersebut diterima oleh Allah Swt dan bila ada kekhilafan, semoga Allah mengampuninya. Aamiin.
Selamat Datang
Saya juga mengucapkan: “Selamat datang dan selamat bertugas” kepada semua pejabat yang baru saja saya lantik, yakni:Wakil Rektor I, II, dan III, Direktur Pascasarjana, Bapak/Ibu Dekan. Saya mengajak kepada Bapak/Ibu pejabat untuk berkerja dengan semangat baru dan dalam suasana baru. Mari kita tingkatkan semangat ini.
UIN Sunan Kalijaga untuk Bangsa, UIN Sunan Kalijaga Mendunia.
Dalam tradisi Filsafat Stoicisme, sebuah aliran filsafat tua Yunani dan Romawi, diceritakan bahwa ketika dua orang terkenal, yakni (1) kaisar atau emperor Marcus Aerelius yang memerintah Romawi 161-180 M, dan (2) seorang budak, tetapi menjadi seorang filosof, bernama Epictetus 60-138 M. Keduanya berbeda dalam kedudukan sosial dan struktur masyarakat. Satu raja dan yang lain budak. Namun, keduanya menganut filsafat yang sama, yaitu Stoicisme, yaitu filsafat yang mengaitkan antara pemikiran, kehidupan yang baik dan kebahagiaan. Bagi mereka, berfikir tidak hanya dilakukan untuk kepuasan pikiran, tetapi juga untuk kebahagiaan dan kebajikan. Demikianlah salah satu ajaran inti Stoicisme.
Dalam filsafat itu ada istilah Amor Fati (love your destiny atau fate), yang artinya:‘Cintailah nasib Anda, peluklah dan berbahagilah dengan tugas hidup Anda!’ Jika Anda menjadi kaisar seperti Marcus, maka terimalah dan laksanakan tugas itu dengan sebaik mungkin. Sebaliknya, jika Anda ditaqdirkan menjadi budak, seperti Epictetus, maka terimalah takdir itu dengan senang hati. Laksanakan tugas dan bergembiralah! Apapun yang terjadi dengan kehidupan, tidak semua bisa kita kendalikan. Kita ditaqdirkan, bukan mentaqdirkan diri sendiri.
Marcus Aerelius berbahagia menjadi kaisar. Begitu juga halnya dengan Epictetus. Dia berbahagia sebagai budak. Kita juga harus berbahagia menjadi Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Direktur Pascasarjana, Dosen, Tendik, dan mahasiswa. Semua berbahagia menjalanlakan nasib, fate atau destiny.Amor Fati dalam tradisi Islam mungkin adalah taqdir. Taqdir menjemput kita dan harus kita terima dengan senang hati, dan kita harus tawakkal.Dalam tradisi Jawa dan Indonesia adalah pasrah.
Filsafat amor fati nantinya akan dikembangkan oleh filosof Jerman bernama Friedrich Nietzsche, yang sangat kritis dan vokal terhadap tradisi keagamaan di Eropa. Dan ingat bahwa pemikiran Nietzsche juga dikembangkan oleh filosof dan sastrawan Muslim kesohor, Muhammad Iqbal, yang mengambil konsep ego dan Uebermensch/super human, dengan modifikasi menjadi konsep bahwa manusia adalah khalifah, pimpinan dunia. Catatan filosofis Marcus Aerelius berjudul Contemplation akhirnya dibaca oleh pemimpin adil dan bijak, Nelson Mandela, yang dipenjara oleh Apartheid dan menjadi presiden di Afrika dengan bijak mengampuni dan mengakomodasi semua pihak termasuk para Apartheid yang memenjarakannya.
Ada dua istilah dalam Jawa yang sangat penting kita perhatikan, yaknipolah dan pasrah(usaha dan doa). Namun, lebih dari itu, keduanya terkait.Jika kita berusaha (polah), maka kita juga harus pasrah tentang apapun yang kita usahakan.
Dalam tradisi India ada istilah karma dan dharma. Keduanya sangat erat, karma adalah ketentuan kita di dunia ini, apa yang ditaqdirkan untuk kita, apakah karma itu sebagai Rektor, Wakil Rektor, Dekan atau Direktur Pascasarjana, dosen, tendik, atau mahasiswa.Just love your fate, amor fati, taqdir, dan karma. Peluklah erat-erat karma Anda, Nasib Anda! Dharma adalah pengabdian yang erat kaitannya dengan karma. Kalau seseorang dikarmakan menjadi Rektor, dia harus berdarma sebagai Rektor. Kalau seseorang di-karma-kan menjadi Wakil Rektor,dia harus ber-dharmasebagai Wakil Rektor. Demikian pula halnya dengan karma menjadi Dekan, Direktur, dosen, tendik, atau juga mahasiswa, dan lain-lain.
Karma dan dharma harus seiring dan harus seimbang. Jangan sampai dharma dan karma tidak sama. Menjadi Rektor, Dekan, Direktur, Wakil Rektor sudah karma, nasib, amor fati, love your fate. Dharma atau kewajiban mengikutinya, atau dalam Bahasa administrasinya:tugas pokok dan fungsi. Tugas dan fungsi ini diikuti dengan otoritas, kewenangan, kewajiban, dan pengabdian. Itulah karma dan dharma kita sebagai civitas akademika. Kita juga bertugas mendidik generasi mendatang, sehingga suatu saat mereka menggantikan kita.
Mari laksanakan dharma ini demi UIN Sunan Kalijaga untuk bangsa dan dalam rangka menjadikan UIN Sunan Kalijaga mendunia.
Tidak ada mana yang lebih mulia antara Rektor, Waki Rektor, Dekan, Direktur, tendik atau bahkan mahasiswa, jika karma dan dharma dilaksanakan sebaik-baiknya. Maka mari kita berjanji dan berdoa semoga dharma kita sudah sesuai dengan karma kita.
Menjadi Rektor tidak berarti lebih cerdas dari lainya, tetapi sudah karma, amor fati, taqdir dan harus kita terima.
Ingat sejarah Indonesia, Sukarno bukan paling pintar. Ada Sjahrir, Hatta, Tan Malaka yang lebih fasih Bahasa Belanda dan dididik di Belanda, Sukarno hanya alumni Institut dalam negeri ITB. Tetapi mengapa ia menjadi presiden Indonesia? Nasib jawabannya. Harus diterima. Sama juga setelah itu ada Jendral A Yani, AH Nasution dan lain-lain yang lebih cerdas dan senior. Tetapi kenapa Suharto yang menjadi presiden, karena nasibnya. Mereka akhirnya juga menerima Pak Harto, termasuk juga Bung Hatta yang masih hidup sampai akhir hayatnya. Nasib dan suratan menjadikan kita ini dan kita harus menjalaninya sebaik mungkin.
Ada yang terpilih menjadi Dekan, Wakil Rektor, dan Direktur, dan tentu ada yang tidak terpilih, karena jatahnya masing-masing satu, sedangkan dosen banyak. Ya kan ada waktunya, waktu juga hanya empat tahun. Setelah selesei kita juga selesei. Kecuali taqdir ada lagi, seperti Rektor kita Yudian Wahyudi yang menjadi kepala BPIP. Taqdir harus diterima. Terimalah semua pejabat baru ini dengan tangan terbuka dan ajaklah kerjasama.
Dalam kisah Mahabarata, peperangan terdahsyat di medan Kurusetra, panglima dan pemanah terkenal adalah Arjuna. Dia berkendara kereta kuda, sopirny adalah Krisna. Krisna sendiri adalah titisan dari Dewa Wisnu, salah satu tiga Dewa utama: Brahma, Syiwa dan Wisnu. Arjuna, sempat ragu-ragu dalam darmanya untuk memanah musuh, Kurawa, yang sebetulnya adalah sepupu sendiri. Untuk apa membunuh saudara sendiri. Namun, Krisna mengingatkan bahwa itu sudah karma dan darmanya untuk menjadi panglima dan juga pemanah. Arjuna adalah panglima, jendral, dalam medan perang yang harus memenangkan pertarungan meskipun melawan sepupunya sendiri.
Saya sebagai Rektor suka atau tidak suka, terima atau tidak terima, sudah menjadi karma, dan harus melaksanakan darma saya. Anda semua juga begitu, para Wakil Rector, para Dekan dan Direktur, semua menjalani karma dan harus melaksanakan dharma. Kita harus bersinergis dan bersama-sama melaksanakan karma dan darma.
Dalam tradisi Islam adalah taqdir dan kewajiban, setiap Anda sekalian adalah pemimpin. Setiap kita akan dimintai pertanggungjawabannya.
Kata Muhammad Iqbal setiap manusia adalah khalifah di bumi ini. Semua manusia tanpa mendaftar menjadi gubernur, bupati, presiden atau rektor sudah khalifah.
Saat ini sebagai pejabat negara, pertanggungjawaban kita setiap tahun, akan didatangi oleh BPK dan Irjend, apakah benar kita melaksanakan aturan dan sesuai dengan hukum yang berlaku, dalam aturan keuangan, statuta, dan undang-undang lainnya.
Sebagai pertanggungjawaban publik bahwa saya memilih pemimpin yang tepat baiklah saya pertanggungjawabkan di hadapan sivitas akademika UIN Sunan Kalijaga.
- Wakil Rektor Bidang 1 adalah prof. Iswandi, dia professor muda, dinamis, dengan link dan network yang dahsyat. Dia ahli bidang komunikasi. Sewaktu mahasiswa adalah aktvis. Kebetulan adik kelas saya. Dia alumni MAPK Padang, IAIN Sunan Kalijaga, dst. Prof. iswandi akan membantu program andalan kita profesorisasi, sekaligus menjaga komunikasi kita dengan dunia luar dan dalam. Doakan beliau amanah.
- Wakil Rektor Bidang 2 Dr. Sahiron, beliau adalah kyai kharismatik, berpengalaman dalam bidang keuangan selama administrasi Prof. Yudian Wahyudi. Beliau menguasai bidang uang dan lanjutan dari penyelesaian tanah Pajangan kampus 2 UIN Sunan Kalijaga. Alumni Bamberg, McGill, dan IAIN Sunan Kalijaga. Karya nyata dalam bidang hermeneutic banyak cek di google. Insyalallah sudah mengajukan GB. Doakan agar sukses GB dan juga amanah ini lanjutannnya. Dr. Sahiron akan menjadi kyai dan sesepuh di PAU, membimbing spiritual kami bertiga, membacakan solawat dan fatehah. Dia adalah punokawan semar yang momong arjuna dan pandawa lainnya. Beliau sudah saya minta khusus momong saya, sebagai Arjuna sang pemanah dan panglima. Beliau adalah Krisnanya.
- Wakil Rektor Bidang 3 Dr. Rozaki, aktivis mahasiswa, ketua senat, dan doktornya meneliti masyarakat Madura. Dia dinamis dan aktivis LSM di banyak tempat. Relasinya dengan mahasiswa tidak diragukan. Relasinya dengan dunia luar kampus juga dahsyat. Doakan agar sukses menjadi wakil rector 3 dan juga menyusul GB.
- Direktur Pascasarjana, Prof. Noorhaidi Hasan, tidak perlu saya kenalkan. Ilmu dan karyanya nyata. Senior saya, contoh yang saya tiru. Beliau rendah hati dan hatinya lapang seperti langit dan bumi ini, patut jadi panutan. Saya berjanji akan memperlakukan beliau sebaik-baiknya karena asset UIN kita semua. Beliau tidak hanya kawan lama dalam perjuangan, tetapi juga partner saya nanti untuk menuju UIN mendunia. Doakan agar saya dan beliau seiring sejalan, sehati, bergandengan tangan memajukan UIN Sunan Kalijaga.
- Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Dr. Wildan, alumni Belanda dan Malaysia dengan pengalaman berbagai riset dan proyek dan relasi luar negeri yang tak diragukan. Ketua Cisform dan asisten direktur di ICRS. Saya minta beliau pulang kendang ke UIN untuk membangun Bersama. Tolong dukung Dr. Wildan warga Adab.
- Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof. Mahrus, professor muda dan murah senyum. Rileks dan bisa menerima pandangan orang lain. Bisa Kerjasama dengan team adalah juga kualitas. Loyalitas dan komunikasi yang baik juga asset. Beliau juga MUI Yogyakarta dan sudah familiar dengan aktivitas halal dan haram. Doakan beliau amanah, jujur, adil dan bersih ya.
- Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Prof. Ema Marhumah, adalah professor wanita dan punya network yang luar biasa. Aktivis PSW dan banyak hubungan luar UIN yang akan membantu kita. Tolong diterima kehadiran beliau, karena beliau akan membantu program profesorisasi di Dakwah yg belum ada profesornya. Beliau rendah hati, baik hati, dan murah senyum. Terimalah saudara kita, tidak usah dianggap orang lain, dan beliau menjadi asset kita.
- Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Dr. Inayah Rahmaniah, aktivis PSW dan mempunyai relasi luar negeri yang baik. Dia akan bekerjasama dengan team, kualitas komunikasi yang baik juga modal. Bantu Dr. Inayah wahai anggota Ushuluddin, supaya ushuluddin bangkit membenahi diri.
- Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Dr. Afdawaiza, ini nama baru dan muda. Doktor baru dalam bidang ekonomi. Aktivis semasa mahasiswa, dan rajin, tekun, tidak banyak bicara. Pasrah dan mudah beradaptasi. Ini juga kualitas dari orang Minang ini. Ingat Minang melahirkan Tan Malaka, Sjahrir, Buya Syafii, Azyumardi Azra. Afdawaiza selanjutnya.
- Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Khurul Wardati seorang aktivis sewaktu mahasiswa dan saat ini sangat berdisiplin dalam penelitian. Laporan penelitian yang saya terima sewaktu saya ketua LP2M sangat rapi. Beliau disiplin dan juga siap menerima masukan-masukan dari bawah. Amankan Sainteks ya, moderatkan, jangan ke kiri dan ke kanan. Jaga integritas ilmu dan moral agama moderat.
- Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Dr. Sodiq, tidak perlu diragukan dan dipertanyakan reputasinya sebagai dekan sebelumnya, banyak jurnal, banyak seminar dan banyak gebrakan. Satu-satunya dekan era Prof Yudian patut dipuji dan layak diminta kembali berdarma dan berkarma di Fishum.
- Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Dr. Sri Sumarni, perpengalaman sejak era Prof. Amin Abdullah dan berpengalaman dalam banyak proyek. Orangnya terbuka, fleksibel dan berdisiplin. Semoga menjadi figure yang baik. Sedang menyelesaikan banyak paper untuk mengajukan GB. Terimalah beliau semoga berkah.
Sebagai pertanggungjawaban publik saya terangkan kriteria pemilihan para pejabat:
- Syarat administrasi
- Reputasi dan catatan akademik yang mudah dilacak di portal dan website
- Loyal dan watak kolaboratifnya terhadap UIN dan Rektor, ini juga nilai dan modal
- Jujur, amanah, itu juga reputasi saya tanya kanan dan kiri. Karena saya pengurus jurnal saya cek juga di Turnitin apakah mereka terkena plagiarism. Moral juga saya cek, apakah ada kasus yang memberatkan.
- Stabilitas politik, ingat ada prinsip tawasut, tawazun, dan ta’adul: moderasi, equilibrium, dan justice.
- Selama 2 minggu saya menjadi rektor, saya sudah berkonsultasi mungkin 50 sesepuh dan tokoh kampus, untuk berbincang dan mendengar masukan termasuk idealisme mereka.
Prinsip ini melahirkan angka 2:2 dari 4 pejabat di rektorat, 6:6 dari 12 dekan-dekan, dan 2:2 dari 4 pejabat di fakultas-fakultas. Artinya seimbang organisasi, mazhab, demi stabilitas politik. Ini sudah saya lalui dengan berdoa dan berkontemplasi dalam-dalam. Terimalah landasan moral ini dan mari bangun UIN Sunan Kalijaga. Tentu saya tidak menyenangkan semua orang, saya sadar, tetapi landasan ini mohon diterima baik-baik. Ikhlaskan semuanya doakan agar kami-kami tetap amanah, jujur, bersih terhindar dari semua fitnah sampai akhir. Rumus saya adalah tafsir dari tawasuth (moderasi), tawazun (equilibrium), dan ta’adul (justisia).
Rumus 2:2 rektorat, 6: 6 semua pejabat, dan 2: 2 dekanat saya pegang sebagai moral, bintang utara saat berlayar, sebagai kolossium di kerajaan Romawi kuno, mungkin sebagai Pancasila di Indonesia. Kata terkenal Juliues Bede the Venerable (673-735 M) terkenal dengan karyanya Historia ecclesiastica gentis Anglorum(“Ecclesiastical History of the English People”). Kata-kata ini tidak tahu dimana sumbernya, tapi sangat masyhur:
Quandiu stabit colisaeus, stabit et Roma;
Quando cadit colisaeus, cadet et Roma
Quando cadet Roma, cadet et mundus.
While stands the Coliseum, Rome shall stand;
When falls the Coliseum, Rome shall fall;
And when Rome falls – the World.
Pendant que se dresse le Colisée, Rome se tiendra;
Quand tombe le Colisée, Rome tombera;
Et quand Rome tombe - le monde
Während das Kolosseum steht, wird Rom stehen;
Wenn das Kolosseum fällt, wird Rom fallen;
Und wenn Rom fällt - die Welt
Setiap pejabat akan saya cek dan ajak komunikasi secara regular tentang program kerja dan capaiannya. Semoga difahami. Jangan sangat kita jatuh karena moral kita, karena prinsip kita, kita pegang demi UIN yang beragam, toleransi, satu nusa, macam-macam etnis, itulah Kolosium kita, itulah Pancasila kita.
Yang terpilih ojo jumowo, arogan, yang tidak terpilih harus legowo, ikhlaskan. Jaga stabilitas kampus, legowolah, dan masih banyak kesempatan wakil dekan wadek dan non-struktural. Program saya akan membesarkan non-struktural juga, Lembaga-lembaga yang lebih dinamis.
Kampus bukan partai politik, sudahlah mari akhiri semua dengan ikhlas, berkaryalah akademik dan nyata sehingga para mahsiswa kita bisa mengambil tauladan dari kita. Ajaklah Kerjasama, kalua Anda punya ide menarik ya sampaikan, gak usah dicari-cari kelemahan-kelemahan, apalagi kesalahan administrasi. Mari bergandengan, bangun UIN Sunan Kalijaga untuk bangsa, mendunia.
Yang saya harapkan dari semua pejabat itu adalah loyalitas dan Kerjasama. Menurut Noah Yuval Harari, sejarahwan trendi, kualitas manusia yang membedakan dengan makhluk lain adalah watak kerjasamanya. Simpanse dan bonobo terkenal binatang cerdas, tetapi tidak mungkin kedua jenis kera itu melakukan Kerjasama lebih dari 10 ekor. Manusia bisa Kerjasama dalam jumlah massal dan dalam team yang dinamis. Manusia bisa bekerjasama dalam ikatan yang abstrak seperti agama, Lembaga, identitas, negara dan tentu saja konsep kebersamaan lainnya, seperti kampus UIN ini. Untuk UIN harus bekerjasama dan loyal pada kepentingan UIN dan bangsa. Kata Charles Darwin, survival for the fittest, bukan the strongest tapi the most adaptable. Mungkin gabungan dengan Harari, the fittest means the most collaborative, friendly, loyal to rector, and most flexible in working teamwork. Ibn Khaldun juga sudah lama mengamati teori Shu’ubiya dan Umron, bahwa moral dan Kerjasama sebagai tingkat bertahannya suatu bangsa atau teamwork. Teamwork harus Kerjasama dan menjaga moral. Ketika moral runtuh, maka terjadi pembusukan dari dalam, lalu jatuh.
Saya minta selama menjadi pejabat singkirkan kepentingan pribadi, kepentingan golongan dan hanya untuk UIN dan bangsa. Jika itu kepentingan UIN nomersatukan, jika itu kepentingan bangsa nomersatukan. Jika itu kepentingan pribadi nanti dulu, juga golongan tolong jangan dibawa-bawa. Anda semua adalah satu team UIN, tidak ada lagi sekat-sekat dan pembeda berupa baju-baju lainnya. Anda kenakan lagi baju saat pulang atau kesempatan lain, saat di kampus dan menjadi pejabat yang ada adalah kepentingan UIN dan bangsa. UIN Sunan Kalijaga untuk bangsa UIN Sunan Kalijaga mendunia.
Berikut ini garis besar program yang harus kita raih dalam visi misi selama pencalonan kemarin:
- UIN Sunan Kalijaga untuk bangsa, meliputi sumbangan UIN untuk bangsa Indonesia.
- UIN Sunan Kaljaga mendunia, yaitu program-program internasionalisasi dan linkage.
- Peningkatan IT dan big data, yaitu secara besar-besaran kita migrasi dari era manual ke arah lebih digital, sudah dimulai dengan BKD online, dan kita satukan data-data kepegawian, perpustakaan, LP2M, dan data-data mahsiswa, dosen, pegawai dan lainnya.
- Pengembangan sains dan teknologi bernilai agamis
- Inklusif, akomodatif, pro keberagaman
- Menyederhanakan birokrasi cepat, efesien, akuntable
Para Wakil Rektor, Direktur, Dekan akan membantu dan saya minta mensukseskan program 6 tadi, saya tidak sendirian menciptakan ini. Contoh konkrit adalah jurnal, kita punya 60 jurnal, hanya 1 yang internasional, mari kita tambah scopusnya. Profesorisasi akan saya lanjutkan dari kebijakan Sunan Anbia Prof. Yudian yang dulu juga saya sendiri pelaksananya di LP2M. Dosen-dosen muda juga akan kita genjot supaya S3 dan perlu wawasan ke-UINan.
Ingat banyak dosen yang bukan alumni UIN Sunan Kalijaga, saya dengar mereka merasa bukan murid Amin Abdullah, Machasin, Yudian Wahyudi, Malik Madani, Hamim Ilyas, sanad mereka tidak sambung ke Mukti Ali, Hasbi Shaddiqiey, Muin Umar, Hasbullah Bakri, Sunaryo, Simuh, dan lain-lain. Dosen-dosen non alumni UIN terutama S1nya harus kita UIN-kan harus kita mazhabkan Sapenkan, supaya hormat pada para sesepuh pendahulu tradisi Sapen, begitu juga ini berlaku bagi mahasiswa-mahasiswa.
Untuk program peningkatan kapasitas pegawai, saya sudah panggil OKH dan perencanaan dan keuangan untuk klusterirasi para pegawai UIN tendik UIN agar degrading kemampuan ITnya, tahun ini harus jelas peta kita. Tahun depan kita latih mereka IT.
Kita juga harus berfikir beasiswa untuk semua level, S1 sd S3 yang berprestasi. Mari kita pikirkan brsama.
Kampus 2 Pajangan harus kita selesaikan. Prof. Yudian Wahyudi sudah membayar 220 milyar dan sisanya kita harus menyelsesaikan 150 milyar. Tinggal sedikit sebetulnya. Tapi team saya harus ikut ini.
Mari kita berdoa semoga UIN Sunan Kalijaga untuk bangsa, UIN Sunan Kalijaga mendunia.
Allah adalah cahaya langit dan bumi. Ibarat cahaya-Nya, adalah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada lampu besar. Lampu itu di dalam tabung kaca yang adalah bintang bersinar, bernyala bak pohon yang diberkahi, pohon zaitun yang tumbuh tidak di Timur dan tidak pula di Barat, minyaknya menyilaukan, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi yang Dia kehendaki, dan Allah memberi pengajaran bagi manusia. Allah Maha Mengetahui semuanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Oleh: Rektor UIN Sunan Kalijaga YogyakartaProf. Dr. Phil Al Makin, MA