Tantangan Rektor Baru UIN Suka Jogja
Oleh : Dr. Fathorrahman Ghufron; Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerja-Sama, Fakultas Sains dan Teknologi. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga. Wakil Katib Syuriyah PWNU Yogyakarta.
Pada tanggal 10 Juli 2020, Prof. Al Makin dilantik sebagai Rektor baru Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Jogjakarta untuk periode 2020-2024 Sosok muda yang diasuh oleh orang tua yang berprofesi sebagai GuruMadrasahdan “Dukun” di masyarakatanya, tumbuh besar di lingkunganNahdliyin, aktif di dunia pergerakan mahasiswa (HMI) dan kegiatan mahasiswa (Teater ESKA) akan menahkodai salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tertua di Indonesia.
Di pundaknya, ada tugas berat bagaimana mengelola UIN Suka agar bisa tampil sebagai kampus unggulan di Indonesia dan dunia. Berbagai pekerjaan rumah yang pernah diinisiasi oleh rektor-rektor sebelumnya harus direalisasi. Di antara yang cukup mendesak adalah mewujudkan pengembangan kampus II di wilayah pajangan Bantul. Setidaknya, melalui kampus II, UIN Suka bisa memperluas sarana dan prasana yang bisa menunjang bagi pengembangan iklim akademik yang memadai.
Di samping itu, tugas yang juga sangat urgen adalah membenahi tata kelola resipotory UIN Suka yang selama ini—secara kuantitas maupun kualitas—menjadi salah satu tolok ukur kemajuan kampus. Sebab, dalam beberapa tahun terakhir ini, hasil rangking PTKIN versi webometric tahun 2020, UIN Suka masih kalah dengan beberapa PTKIN lainnya. Demikian pula capaian publikasi indeks sinta dan scopus dilingkungan PTKIN se Indonesia, UIN Suka masih tertinggal dengan kampus lain.
Di luar itu, ada berbagai tantangan lain yang harus dihadapi dan disikapi dengan optimal oleh rektor baru, agar keberadaan UIN Suka yang dikenal sebagai sesepuhnya PTKIN di Indonesia bisa bangkit dan kembali menduduki puncak prestasi akademik seperti dahulu kala. Namun demikian, untuk mewujudkan harapan dan cita-cita ini, tentu rektor baru tidak bisa bekerja sendirian. Rektor baru perlu melakukan pemetaan kerja yang taktis dan strategis agar semua pihak mau terlibat dalam merealisasikan berbagai program dan kebijakan yang sudah dirancang dalam visi-misinya.
Menjaga Kekompakan
Dalam kaitan ini, untuk menciptakan tradisi kerja akademi dan non akademik yang selaras dengan visi misi rektor baru, berbagai pihak yang sudah ditunjuk sebagai “kaki tangan” kepemimpinannya perlu diingatkan pentingnya ikatan kolektif-kolegial. Meskipun berbagai pihak yang ditunjuk sebagai wakil rektor, dekan, wakil dekan, dan pejabat lainya berasal dari kelompok yang beragam, rektor perlu menyadarkan kepada semua pihak agar selalu menjaga kekompakan. Sebab, dalam kekompakan akan muncul kehendak bersama untuk saling bersinergi dan berintegrasi. Dan ketika ada persoalan yang membentang di hadapan para sejawat dan pejabatnya, setiap pihak tidak saling menyalahkan namun saling membenahi.
Apalagi, sejak tahun 2005 UIN Suka sudah mendeklarasikan paradigma integrasi dan interkoneksi yang berfungsi sebagai jembatan akademik. Di mana, melalui paradigma ini ada keinginan luhur yang diwariskan oleh rektor sebelumnya agar,pertamaUIN Suka memperkuat sistem keterpaduan dalam pengembangan akademik, manajemen, kemahasiswaan, kerjasama, dan entrepreneurship.Kedua, UIN Suka harus bersikap dedikatif, amanah, pro mutu, berpikir dan bergerak aktif, kreatif, cerdas, dan inovatif; tidak sekadar bekerja rutin dan rajin.Ketiga, UIN Suka harus bersifat terbuka, akuntabel, dan komit terhadap perubahan dan keberlanjutan.
Ketiga aspek yang teramu dalamcore valuesUIN Suka harus dijadikan sebagai acuan utama oleh rektor baru dalam mengelola kampus dan menyadarkan semua pihak, baik yang dipercaya sebagai kaki-tangan kepemimpinannya maupun civitas akademika lainnya. Setidaknya, tiap fakultas yang mempunyai ciri keilmuan yang berbeda dan cara kepemimpinan yang dilakukan oleh para pejabatnya juga bervariasi dilandasi oleh semangatbridgingyang saling mengisi dan melengkapi.
Dalam konteks ini, berbagai lapis “kaki-tangan” Rektor seperti para wakil rektor dan dekan di berbagai fakultas yang sudah dilantik pada tanggal 28 Juli 2020, wakil dekan dan asisten Direktur Pascasarjana yang dilantik pada tanggal 12 Agustus 2020, Kepala Lembaga dan Kepala Bagian Administrasi yang dilantik pada tanggal 28 Agustus 2020, Ketua dan Sekretaris Program Studi yang secara serentak dilantik pada tanggal 31 Agustus 2020 harus selalu disegarkan ingatan kolektif-kolegialnya agar amanah yang diberikan kepada mereka selaras dengan visi-misi rektor maupun pesan utama Rektor yang disampaikan di Pelantikan maupun berbagai kesempatan.
Melalui penyegaran ingatan kolektif tersebut, pesan Rektor yang berkaitan dengan filosofi karma sebagai takdir dan risalah kedirian bisa dijalani secara tulus dan sukarela. Setidaknya, melalui filosofi karma tersebut, para pejabat yang ada di berbagai level bisa konsisten mendarmakan dirinya sebagai bagian dari trayektori kemaslahatan dan kemajuan kampus UIN Suka ke depan.
Artikel ini sudah di muat di media online "Alif.id