Dilihat 0 Kali

WhatsApp Image 2025-01-22 at 15.51.20.jpeg

Selasa, 21 Januari 2025 16:55:00 WIB

UIN Sunan Kalijaga Kukuhkan Doktor PAI Ke-24 dengan Kajian Inovatif Berbasis Budaya Lokal

Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Program Doktor Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menggelar Ujian Terbuka Promosi Doktor untuk promovendus atas nama Achmad Sopian pada Selasa (21/1/2025). Acara tersebut berlangsung di Aula Lantai 3 Gedung Magister Doktor, Sambilegi.

Sidang dipimpin oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Istiningsih, M.Pd., didampingi Sekretaris Sidang, Dr. Zainal Arifin, M.S.I., yang juga menjabat sebagai Sekretaris Program Studi PAI S3. Bertindak sebagai Promotor I dan II adalah Prof. Dr. Abdul Munip, M.Ag., dan Prof. Dr. Sembodo Ardi Widodo, M.Ag., keduanya merupakan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga.

Dalam sidang tersebut, hadir juga segenap penguji, yakni Prof. Dr. Maragustam, M.A., Prof. Dr. Tasman, M.A., yang juga merupakan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Siswanto Masruri, M.A., Direktur Program Doktor PAI Universitas Ahmad Dahlan,  serta Dr. Usman, S.S., M.Ag.

Sementara itu di hadapan para penguji, Achmad Sopian mempresentasikan disertasinya yang berjudul "Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Filsafat (Studi Kasus pada Masyarakat Suku Baduy Luar Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten)". Dari penelitian tersebut terungkap konsep pendidikan agama Islam yang unik di tengah masyarakat Suku Baduy Luar. Pendidikan agama di komunitas ini tidak terstruktur secara formal, tetapi terintegrasi dalam filosofi kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam di Suku Baduy Luar berlandaskan ajaran Islam, nilai-nilai pikukuh, dan harmoni dengan alam. Secara ontologis, pendidikan dipahami sebagai proses alamiah yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari. Secara epistemologis, sumber pengetahuan berasal dari ajaran Islam, nilai-nilai adat, dan pengalaman langsung dari alam. Secara aksiologis, pendidikan berorientasi pada pelestarian adat, keseimbangan ekosistem, dan pembentukan moralitas.

Disampaikan promovendus bahwa praktik pendidikan berlangsung melalui pembelajaran informal berbasis budaya lokal, seperti kegiatan alaman wiwitan, pendidikan multikultural yang menekankan toleransi beragama, dan aktivitas kolektif seperti ngariung. Disertasi ini menghasilkan sebuah teori pendidikan Islam dalam kategorisasi baru, yaitu Alamiah Religius (al-Thobi’iyyah al-Diniyyah), yang menggambarkan perpaduan antara religiusitas, pelestarian budaya, dan pendidikan.

Sementara itu, dalam sambutannya, Prof. Dr. Abdul Munip, M.Ag., selaku Promotor I, menyampaikan ucapan selamat atas pencapaian akademik ini. Ia juga berharap penelitian yang dilakukan promovendus dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memperluas wawasan tentang pendidikan Islam di masyarakat lokal. "Semoga ini bukan menjadi akhir dari pencapaian, tetapi awal dari kontribusi yang lebih besar untuk dunia pendidikan," pungkas Prof. Munip.

Ketelatenan dan kepakaran kedua promotorm disertai dengan masukan konstruktif dari para penguji, mengantarkan Promovendus meraih gelar Doktor Pendidikan Agama Islam. (tim humas)