Admisi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sukses menyelenggarakan Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun 2025 yang dihadiri oleh lebih dari 250 peserta, termasuk Kepala Sekolah, Guru BK, dan operator jenjang SMA, SMK, MA, dan sederajat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan prestisius ini berlangsung pada Kamis (13/2/2025) di Convention Hall Lantai 1 kampus setempat. Acara strategis ini menjadi momen penting dalam memperkenalkan secara mendalam proses seleksi dan penerimaan mahasiswa baru, sekaligus mempererat sinergi antara UIN Sunan Kalijaga dan institusi pendidikan di DIY. Sosialisasi ini kian istimewa dengan kehadiran Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan beserta jajaran pimpinan universitas, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Dr. Ahmad Bahiej, serta Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY, Drs. Suhirman, M.Pd.
Ketua Admisi UIN Sunan Kalijaga, Handini, M.I.Kom., dalam paparannya di hadapan para Guru BK untuk memenuhi undangan sosialisasi ini. Handini juga mengungkapkan rasa terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin selama ini, seraya mengakui bahwa tingginya jumlah pendaftar calon mahasiswa dari wilayah DIY ke UIN Sunan Kalijaga tidak terlepas dari kontribusi besar sekolah, khususnya peran aktif para Guru BK dalam membimbing dan memotivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Sebuah kabar gembira, kuota penerimaan mahasiswa baru UIN Sunan Kalijaga tahun 2025 mengalami peningkatan signifikan. Jumlah kuota yang sebelumnya 4.500 mahasiswa pada tahun 2024, kini bertambah menjadi 5.500 mahasiswa untuk tahun ajaran 2025.
Dalam kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan, Handini menyampaikan secara komprehensif berbagai jalur penerimaan mahasiswa baru di UIN Sunan Kalijaga, serta ragam program studi yang ditawarkan, baik dalam lingkup keagamaan maupun umum. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada para Guru BK mengenai peluang dan opsi akademik di UIN Sunan Kalijaga. Selain itu, dipaparkan pula informasi mengenai program beasiswa, termasuk Beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) untuk mahasiswa dengan ekonomi terbatas dan beasiswa prestasi yang didukung oleh berbagai mitra strategis.
Handini juga menegaskan pentingnya peran strategis Guru Bimbingan Konseling dalam mensosialisasikan timeline Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) kepada para siswa. Hal ini krusial mengingat masih banyak siswa yang kehilangan kesempatan untuk mendaftar ke perguruan tinggi akibat ketidaktahuan mereka terhadap jadwal dan tahapan seleksi yang telah ditetapkan.
Pimpinan Admisi juga turut menegaskan bahwa besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) di kampus ini sangat terjangkau. UIN Sunan Kalijaga tidak memungut biaya gedung, biaya yang sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi banyak calon mahasiswa. Skema UKT di UIN Sunan Kalijaga didasarkan pada prinsip keadilan, dimana nominal yang ditetapkan bergantung pada data penghasilan orang tua atau wali yang diisikan oleh mahasiswa saat proses pendaftaran.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Admisi juga menekankan bahwa UKT berlaku sama untuk seluruh jalur masuk, tanpa membedakan jalur seleksi yang diikuti. Tidak hanya itu, kampus ini juga membuka kesempatan banding UKT di setiap semester, sebagai bentuk responsivitas terhadap dinamika kondisi ekonomi mahasiswa dan keluarga, yang mungkin terdampak oleh berbagai faktor, seperti kebangkrutan, PHK, meninggal dunia, bencana alam, serta perubahan signifikan lainnya.
Mengakhiri paparannya, Figur yang juga merupakan Dosen Fakultas Sosial dan Humaniora ini mengungkapkan kesiapan pihaknya untuk menghadiri undangan dari sekolah-sekolah dalam rangka memberikan sosialisasi dan pendampingan terkait proses Penerimaan Mahasiswa Baru, sebagai bagian dari upaya memperluas akses informasi dan meningkatkan kesiapan siswa dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta menyampaikan bahwa lulusan UIN Sunan Kalijaga memiliki peluang besar dalam lima tahun ke depan, mengingat tingginya jumlah Aparatur Sipil Negara yang akan memasuki masa pensiun. Ia juga menekankan pentingnya peran strategis Guru Bimbingan Konseling dalam memberikan informasi komprehensif kepada siswa, termasuk mendampingi mereka dalam memilih program studi yang sesuai dengan minat dan potensi.
Bahiej juga berharap Guru BK mampu memotivasi siswa agar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendampingan yang intensif diharapkan mampu membantu siswa memilih program studi secara tepat sesuai dengan minat dan kemampuan mereka, sehingga dapat meminimalisir risiko salah pilih jurusan yang berpotensi menurunkan semangat belajar selama masa studi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta menekankan pentingnya peran Guru Bimbingan Konseling dan sekolah dalam melakukan tracer study, termasuk mengetahui data terkait penerimaan mereka di perguruan tinggi. Guru BK memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa target jumlah siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dapat tercapai untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, yakni pembangunan manusia seutuhnya menuju kehidupan yang bermartabat, dengan indikator kesejahteraan yang mencakup kesehatan, usia harapan hidup yang panjang, serta kebahagiaan hidup.
Menurutnya, pendidikan menjadi faktor fundamental yang menentukan kesejahteraan dan kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada lagi siswa yang terhenti pendidikannya hanya sampai jenjang SMA atau sederajat. Guru BK diharapkan dapat mengarahkan siswa agar mampu meraih kehidupan yang layak, memperoleh hak-hak mereka secara penuh, serta mendapatkan pendidikan yang memadai.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung secara atraktif dan komunikatif, menciptakan interaksi yang dinamis antara narasumber dan para peserta yang didominasi Guru BK, memperkaya pemahaman terkait proses Penerimaan Mahasiswa Baru di UIN Sunan Kalijaga. Dari sosialisasi ini juga tumbuh pemahaman baru di kalangan para guru bahwa UIN Sunan Kalijaga yang selama ini identik dengan program studi keagamaan, ternyata juga menawarkan beragam program studi umum yang tak kalah kompetitif. (tim humas)