Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Workshop Transformasi menuju World Class University, Kamis (27/2/2025). Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Lantai 2 Gedung PAU UIN Sunan Kalijaga ini dihadiri oleh seluruh pejabat universitas dan menghadirkan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Amien Suyitno, sebagai narasumber utama.
Sebagai
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), UIN Sunan Kalijaga memiliki
tanggung jawab besar dalam mengembangkan pendidikan tinggi keislaman yang
unggul dan berdaya saing global. Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi
Hasan, menekankan bahwa langkah strategis diperlukan untuk mewujudkan visi
internasionalisasi tersebut. Salah satu agenda utama universitas adalah
pendirian kampus II di Pajangan untuk memperluas akses pendidikan inklusif dan
memperkuat kelembagaan.
“Kami
terus bergerak dalam mengantarkan pendidikan tinggi keislaman ke level
internasional. Tim kami bekerja keras untuk mewujudkan pendirian Kampus 2, yang
Insya Allah akan menjadi kebanggaan bersama dan semakin memperkokoh peran UIN
Sunan Kalijaga sebagai PTKIN yang berorientasi global. Kami sangat mengharapkan
dukungan penuh dari Kementerian Agama dalam mewujudkan langkah strategis ini,”
ujar Noorhaidi.
Lebih
lanjut, ia menegaskan bahwa universitas akan terus meningkatkan kualitas
pendidikan melalui pengembangan program studi, peningkatan sumber daya manusia
(SDM), serta kebijakan riset yang lebih fokus dan inovatif. “Kami berharap
segala upaya ini dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta mencetak
generasi yang siap menghadapi tantangan global,” imbuhnya.
Dalam
kesempatan yang sama, Dirjen Pendidikan Islam, menekankan bahwa pengelolaan
sumber daya manusia dalam lima tahun ke depan harus berbasis data agar
perencanaan dan evaluasi kebijakan dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
“Penataan
SDM harus berbasis data. Dengan data yang akurat, kita bisa menentukan langkah
yang tepat dalam pengelolaan kebijakan, memastikan efisiensi tanpa mengurangi
substansi dari program-program yang telah berjalan,” jelasnya.
Selain
itu, ia juga menyoroti pentingnya pemetaan kebutuhan dunia pendidikan dan dunia
kerja agar PTKIN dapat menyesuaikan pengembangan program studi dan kualitas
kampus. Menurutnya, selektivitas dalam riset menjadi aspek penting bagi
perguruan tinggi agar tidak terjebak dalam repetisi penelitian yang kurang
relevan dengan kebutuhan saat ini.
“Kampus
harus mulai lebih selektif dalam menentukan topik riset. Riset yang berulang
perlu dihentikan melalui moratorium, dan pedoman akademik harus melarang
skripsi serta tesis yang tidak lagi relevan. UIN Sunan Kalijaga harus menjadi
pelopor dalam kebijakan ini,” tegasnya.
Dalam
konteks pengembangan PTKIN menuju standar internasional, Prof. Amien Suyitno
menekankan pentingnya integrasi keilmuan dalam berbagai bidang, termasuk Sains,
Teknologi, Engineering, Art, dan Matematika (STEAM). Menurutnya, universitas
kelas dunia tidak hanya dinilai berdasarkan peringkat, tetapi juga dari
rekognisi akademik dan kontribusi keilmuan yang diberikan.
Lebih
lanjut, ia menegaskan bahwa riset yang dilakukan harus menjawab tantangan
aktual, seperti isu lingkungan, nasionalisme, dan toleransi. Pendekatan empiris
dalam penelitian menjadi kunci dalam menghadapi permasalahan global, termasuk
perubahan iklim dan pelestarian lingkungan.
“Riset
harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Jika tidak relevan, maka riset
tersebut tidak akan berdampak luas. Oleh karena itu, PTKIN harus terus
berinovasi dan menghasilkan penelitian yang dapat menjawab persoalan nyata di
masyarakat,” tambahnya.
Workshop ini menjadi momentum bagi UIN Sunan Kalijaga untuk merancang langkah konkret dalam mencapai status World Class University. Melalui berbagai strategi yang telah dirumuskan, universitas ini diharapkan semakin memperkuat perannya dalam ekosistem pendidikan tinggi di kancah nasional maupun internasional. (Humas sk)