Sebuah kabar baik datang dari Taiwan. Salah satu dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, Bayu Mitra A. Kusuma, S.AP., M.AP., M.Pol.Sc. yang saat ini sedang menempuh tugas belajar di sana meraih penghargaan Phi Tau Phi Scholastic Honor Society of the Republic of China (R.O.C). Penghargaan tersebut diberikan melalui sebuah seremoni bersamaan dengan agenda student commencement (24/5). Dalam seremoni tersebut, Phi Tau Phi diserahkan langsung oleh Presiden National Dong Hwa University, kampus tempat Bayu menempuh studi doktoral.
Di R.O.C atau Taiwan, Phi Tau Phi adalah penghargaan bergengsi karena dipandang sebagai
pengakuan atas prestasi akademik yang signifikan dan potensi kepemimpinan.
Secara kelembagaan, Phi Tau Phi didirikan
pada tahun 1921 oleh Joseph H. Ehlers, seorang profesor Amerika yang mengajar
di Peiyang University (sekarang Tianjin University). Lembaga ini bertujuan
untuk mendorong beasiswa, menstimulus riset, menghargai prestasi akademik,
serta membentuk ikatan persaudaraan intelektual dan profesional yang kuat. Lembaga
ini telah mengakui sekitar 70.000 anggota selama lebih dari seratus tahun
berdiri.
Dalam catatan sejarah, setelah pemerintah nasionalis R.O.C
mundur ke Taiwan pasca perang sipil di Tiongkok daratan, lembaga ini sempat
menghentikan segala kegiatannya. Namun, kegiatan lembaga ini dilanjutkan
kembali pada tahun 1964 atas permintaan para anggotanya. Semangat yang dibawa
dari penghargaan Phi Tau Phi ini adalah
Philosophia (induk segala ilmu
pengetahuan), Technologia (ilmu
terapan), dan Physiologia (ilmu
teoritis), yang secara kolektif mewakili semua disiplin ilmu pembelajaran di
perguruan tinggi.
Untuk mendapatkan penghargaan dan keanggotaan kehormatan
Phi Tau Phi, seseorang wajib
direkomendasikan oleh universitas terkemuka di Taiwan dengan beberapa kriteria,
yaitu 1% lulusan sarjana teratas, 3% lulusan magister teratas, dan 10% lulusan
atau kandidat doktoral teratas yang unggul dalam kinerja akademik dan perilaku
moral, serta alumni universitas terkemuka yang telah memberikan kontribusi
signifikan terhadap penelitian akademik atau gerakan perubahan sosial. Keanggotaan
dalam Phi Tau Phi bersifat permanen
atau seumur hidup, tidak memerlukan pembaruan dan pembayaran apapun.
Bagi Bayu, Phi Tau
Phi bukanlah penghargaan pertama yang didapatkan selama masa tugas belajar
untuk doktoralnya. Sebelumnya dia pernah meraih penghargaan sebagai Best Participant pada Online Short Course on Austronesian Studies
yang diselenggarakan oleh Departemen Sejarah Universitas Diponegoro (2022), Best Writer pada Writing Contest PPI Edufest yang diadakan oleh Overseas Indonesian Students Association Alliance atau PPI Dunia
(2023), dan Best Presenter pada The 5th Indonesian Scholars Scientific
Summit yang dihelat di National Taipei University of Technology (2023).
Pencapaian Bayu ini diharapkan dapat menginspirasi
seluruh civitas akademika UIN Sunan Kalijaga. Selanjutnya, pimpinan universitas
mendorong Bayu untuk dapat segera menuntaskan studinya di The Ph.D. Program in
Asia-Pacific Regional Studies, College of Humanities and Social Sciences, NDHU.
Riset disertasi tentang repatriasi Pekerja Migran Indonesia yang sedang
diselesaikan Bayu akan sangat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan di UIN
Sunan Kalijaga, khususnya terkait isu diaspora dan migrasi internasional.