indrawati wisuda terbaik 28 mei 2025.jpeg

Rabu, 28 Mei 2025 12:44:00 WIB

0

Ibu Asal Palopo, Indrawati, Sabet Gelar Wisudawan Terbaik Tercepat di UIN Sunan Kalijaga

Dalam balutan toga dan senyum haru, Indrawati berdiri di hadapan ribuan pasang mata yang memenuhi Gedung Prof. Amin Abdullah, Kampus UIN Sunan Kalijaga pada Selasa (27/5/2025). Hari itu, dalam Wisuda Periode III Tahun Akademik 2024/2025, perempuan asal Palopo itu dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik Tercepat dari Program Magister Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Baginya, gelar tersebut bukan sekadar prestasi akademik. Ia adalah wujud nyata dari perjuangan panjang yang berliku, kisah seorang ibu rumah tangga yang merantau ribuan kilometer dari tanah kelahirannya, menggendong anak di tengah kuliah, dan bertahan di antara sempitnya ekonomi.


“Saya tidak pernah menyangka akan mendapatkan penghargaan ini. Menjadi wisudawan terbaik adalah sebuah kepercayaan dan tanggung jawab besar untuk menjaga nama baik almamater,” tuturnya penuh haru.

Tak ada jalan yang mudah bagi perempuan berusia 31 tahun ini. Ia memulai kuliah S2 di usia 29 tahun, usia yang dalam tren pendidikan tinggi kerap dianggap terlambat di antara barisan fresh graduate. Namun tekadnya tak luntur. Ia ingin membuka jalan bahwa menjadi ibu bukan akhir dari mimpi, bahwa perempuan bisa berdiri di ruang akademik tanpa harus meninggalkan peran keibuannya.

“Kondisi ekonomi membuat kami harus menunda banyak hal dalam rumah tangga. Saya kuliah sambil membesarkan anak seorang diri. Terkadang saya harus membawa anak ke ruang kuliah karena tidak ada yang menjaga. Tapi saya yakin, ini adalah kesempatan untuk terus belajar dan tumbuh,” kisahnya.

Tak hanya menghadapi tantangan logistik, ia juga sempat berada di titik terendah ketika berkali-kali ditolak dalam pengajuan beasiswa. Perasaan tidak layak dan minder sempat membayang. Namun ia selalu kembali pada satu keyakinan bahwa pendidikan adalah jalan memperbaiki kualitas hidup.

“Motivasi terkuat saya adalah ingin hidup lebih sejahtera. Pendidikan adalah pintu kesempatan. Alhamdulillah, Allah bukakan jalan lewat cara-Nya,” ucapnya.

Selama kuliah, Indrawati aktif mengasah diri di luar ruang kelas. Ia menjadi pendongeng dan bergabung sebagai volunteer di Rumah Dongeng Mentari. Di komunitas ini, bukan hanya ia yang belajar, tetapi juga putri kecilnya yang mulai berani tampil menemaninya saat mendongeng. Dunia dongeng menjadi ruang tumbuh bagi keduanya, ibu dan anak yang belajar bersama dalam cerita dan suara.

Di tengah segala keterbatasan, Indrawati tak berhenti menorehkan jejak. Ia sempat menjadi Presenter of International Group Discussion di Kampus Bahasa Melayu Malaysia pada tahun 2024, dan terpilih sebagai pendongeng dalam Awacarita Festival tahun 2023, dua pencapaian yang lahir dari kegigihan seorang perempuan yang tak gentar bermimpi.

Di sela kesibukannya sebagai praktisi PAUD di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Palopo dan tutor di UPB IAIN Palopo, ia tetap setia menjalani peran lain yang tak pernah ia tanggalkan, menjadi ibu rumah tangga. Bukan sekadar gelar, melainkan panggilan jiwa, tempat ia menumpahkan cinta, merawat harapan, dan membesarkan buah hati yang menjadi sumber kekuatannya. Ia menenun hari-harinya dengan kesetiaan; mendongeng di hadapan anak-anak dengan senyum, lalu kembali menulis makalah di tengah malam, ketika anaknya telah terlelap dalam pelukannya. Semua dijalani dengan peluh dan doa, sebab baginya, keberhasilan sejati adalah ketika anaknya kelak tumbuh dan berkata: "Ibuku pernah berjuang, dan aku adalah saksinya."

“Saya berharap ini bisa menjadi representasi untuk para ibu di luar sana, bahwa kita punya kesempatan yang sama dalam meraih pendidikan. Jangan takut untuk bermimpi dan melangkah,” pesannya.

Kisah Indrawati adalah gambaran nyata keberanian seorang ibu yang berani menembus segala batas. Usia hanyalah angka, dan keterbatasan ekonomi tak pernah menjadi alasan untuk berhenti mengejar cita-cita, karena mimpi tidak mengenal biaya. Di tengah kerasnya dunia akademik yang kerap tak ramah bagi perempuan dengan beban ganda, ia hadir membawa secercah harapan. Dengan cinta yang tulus, perjuangan tanpa henti, dan doa yang tak pernah putus, Indrawati membuktikan bahwa seorang ibu tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga mampu bersinar menaklukkan dunia ilmu pengetahuan dan mengukir prestasi sebagai yang terbaik.(humassk)