WhatsApp Image 2025-06-11 at 15.36.51(1).jpeg

Rabu, 11 Juni 2025 15:39:00 WIB

0

UIN Sunan Kalijaga, Rumah Harapan Ribuan Peserta UM-PTKIN dari Penjuru Nusantara

Langit Yogyakarta menghampar biru saat ribuan langkah menyusuri gerbang megah UIN Sunan Kalijaga. Tua-muda datang dari berbagai penjuru negeri. Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, serta daerah nusantara lainnya membawa satu harapan: masa depan yang lebih cerah melalui jalur UM-PTKIN 2025. Di tengah atmosfer Kota Pelajar yang sarat ilmu dan budaya, UIN Sunan Kalijaga kembali menjadi tuan rumah seleksi nasional, membuka pintu selebar-lebarnya bagi generasi penerus bangsa.

Dalam dua hari pelaksanaan, Selasa dan Rabu (10–11 Juni), wajah-wajah penuh semangat memadati area kampus. Sejak pagi buta, para peserta dan keluarga berdatangan. Tak sedikit orang tua yang ikut mendampingi, membuktikan bahwa perjuangan meraih pendidikan tinggi adalah perjuangan kolektif.


"Peserta di titik lokasi UIN Sunan Kalijaga ini sangat beragam, berasal dari hampir seluruh wilayah Indonesia," terang Handini, Ketua Admisi UIN Sunan Kalijaga. “Kami berupaya menyambut mereka dengan pelayanan terbaik, keramahan khas Yogyakarta, dan fasilitas yang mendukung penuh kelancaran ujian. Kami ingin mereka merasa bahwa kampus ini adalah rumah bagi harapan mereka.” tambahnya.

Sejak para peserta memasuki lingkungan kampus, mereka disambut tidak hanya oleh panitia lokal yang sigap, tapi juga oleh suasana kampus yang inklusif dan bersahabat. Posko informasi, layanan kesehatan, hingga titik-titik bantuan teknis disiapkan dengan seksama. Semua ini menjadi bagian dari upaya UIN Sunan Kalijaga untuk memastikan pengalaman ujian peserta berjalan lancar dan berkesan.

Andi, seorang ayah dari Pangkal Embun, Kalimantan Tengah, terlihat duduk tenang di selasar kampus. Wajahnya memancarkan harap. “Kami datang jauh-jauh karena UIN Sunan Kalijaga sudah lama dikenal sebagai kampus favorit. Ilmu agamanya kuat, fasilitasnya bagus, dan kampusnya ramah sekali,” ujarnya sambil menatap anaknya yang sedang menjalani ujian sesi pertama.


Cerita serupa datang dari Ibu Heni, orang tua peserta asal Pangandaran yang saat itu sedang menunggu anak bungsunya menyelesaikan ujian. Ia mengaku sangat terkesan dengan sambutan yang diterima. “Saya berharap anak saya bisa belajar di tempat yang bukan hanya unggul secara akademik, tetapi juga menjunjung nilai-nilai moral dan keagamaan,” tuturnya penuh haru.

Sementara itu, Karyadi dari Pati, Jawa Tengah, tanpa ragu menyebut UIN Sunan Kalijaga sebagai PTKIN nomor satu di Indonesia. “Banyak alumni sekolah anak saya menggantungkan mimpi di sini. Harapan kami besar agar dia juga bisa diterima,” katanya.

Di antara ribuan peserta, nama-nama baru bermunculan dengan cerita masing-masing. Seperti Flora dari Cilacap yang memilih Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). “Jurusan ini keren, banyak peluang di masa depan. Banyak kakak kelas saya melanjutkani sini. Saya ingin ikut jejak mereka,” katanya dengan mata berbinar.

Ratri, seorang lulusan pesantren sekaligus siswa SMK jurusan Desain Komunikasi Visual, juga mantap memilih KPI. “Saya ingin tetap menjaga tradisi pesantren saya, dan di UIN Sunan Kalijaga, saya yakin itu bisa. Jurusan ini juga selaras dengan latar belakang SMK saya,” ujarnya.

Tak ketinggalan Hafidz, peserta dari Sulawesi, yang datang dengan tekad bulat untuk bisa melanjutkan pendidikan di kampus yang menurutnya “berwawasan luas dan Islami.”

Bagi UIN Sunan Kalijaga, menjadi titik lokasi UM-PTKIN bukan hanya soal logistik ujian. Ini adalah tentang tanggung jawab moral dalam menyambut generasi harapan bangsa. “Kami sadar, mereka datang bukan hanya untuk mengikuti tes, tapi juga membawa mimpi. Tugas kami adalah menyambut mereka sebaik mungkin,” ujar Handini.

Ia juga menambahkan bahwa UM-PTKIN tahun ini menyediakan peluang besar, sekitar 50 persen dari total kuota. Namun bagi yang belum berhasil, UIN Sunan Kalijaga masih membuka peluang melalui berbagai jalur mandiri, mulai dari jalur prestasi, keberagaman, hingga Computer-Based Test (CBT).

“Kami ingin semua peserta pulang dengan pengalaman baik. Kami ingin mereka mengenang UIN Sunan Kalijaga sebagai kampus yang menyambut mereka, bahkan sebelum mereka resmi menjadi mahasiswa,” pungkasnya.

Di akhir pelaksanaan, ucapan terima kasih dan penghargaan tinggi disampaikan kepada seluruh peserta dan keluarga. UIN Sunan Kalijaga merasa bangga dan terhormat bisa menjadi bagian dari cerita awal perjuangan mereka.

Lebih dari sekadar titik lokasi, kampus ini adalah jembatan menuju masa depan. Sebuah ruang yang memadukan keunggulan akademik, nilai-nilai keislaman, dan etika kemanusiaan. Di sinilah rumah harapan itu bermula.(humassk)