Yogyakarta, 15 Oktober 2025 – Sebanyak 120 peserta difabel mengikuti kegiatan Dialog Publik dan Pelatihan Artificial Intelligence (AI): Membangun Kapasitas Digital yang Inklusif yang diselenggarakan oleh Alunjiva Indonesia bekerja sama dengan Pusat Layanan Difabel (PLD) LPPM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Black & Veatch, dan Microsoft Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Teatrikal Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Kalijaga dari pagi hingga siang hari.
Acara ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan praktis peserta dalam memanfaatkan teknologi AI secara etis, kreatif, dan inklusif. Para peserta, yang mayoritas merupakan pelajar penyandang disabilitas, menyampaikan apresiasi mendalam atas aksesibilitas kampus UIN Sunan Kalijaga, khususnya fasilitas ramah difabel yang tersedia di lingkungan FDK.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi, S.Ag., M.A., M.Phil., Ph.D., menegaskan komitmen kampus sebagai pelopor inklusi di Indonesia.
“UIN Sunan Kalijaga adalah perguruan tinggi yang sangat inklusif dan menjadi pionir dalam pengembangan kampus ramah difabel. Banyak PTN dan PTKIN datang ke sini untuk belajar,” ungkap beliau.
Lebih lanjut, beliau menyoroti peran penting teknologi kecerdasan buatan dalam pendidikan, sekaligus tantangan yang menyertainya.
“Artificial Intelligence adalah peluang besar bagi pendidikan, namun juga menyimpan ancaman serius. Oleh karena itu, mahasiswa perlu terus mengasah kemampuan critical thinking dan kreativitas,” tambahnya.
Kegiatan ini tidak hanya berupa dialog publik, tetapi juga menghadirkan pelatihan interaktif tentang penggunaan alat-alat AI yang dapat menunjang proses belajar dan eksplorasi kreativitas. Peserta dibekali pemahaman dasar tentang AI, termasuk etika penggunaannya, keamanan data, dan tanggung jawab sosial di era digital.
Dalam sesi dialog, turut hadir tokoh-tokoh penting yang memberikan dukungan dan apresiasi atas terselenggaranya acara ini, di antaranya perwakilan dari pemerintah kota Yogyakarta serta tokoh masyarakat seperti Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dan Gusti Kanjeng Ratu Bendara. Mereka memuji langkah progresif UIN Sunan Kalijaga dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif.
Alunjiva Indonesia sendiri merupakan gerakan sosial yang berfokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas di Indonesia. Dalam program ini, Alunjiva berkomitmen membuka peluang literasi digital dan ekonomi bagi kelompok rentan, khususnya difabel dan perempuan pelaku UMKM.
Program pelatihan ini diharapkan menjadi titik awal munculnya talenta digital inklusif yang mampu bersaing dan berkontribusi dalam ekonomi kreatif digital, termasuk peluang sebagai digital creator, affiliator, atau pelaku UMKM berbasis teknologi.(humassk)