IMG-20251029-WA0336.jpg

Rabu, 29 Oktober 2025 23:39:00 WIB

0

AICIS+ 2025 Resmi Dibuka: Panggung Akademisi Lintas Negara Bahas Tantangan Global

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Noorhaidi Hasan,  sebagai steering committee, hadir dalam pembukaan Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) 2025 yang digelar di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Rabu (29/10/2025). Ia turut larut dalam suasana khidmat pembukaan konferensi yang mengangkat tema besar “Islam, Ecotheology, and Technological Transformation: Multidisciplinary Innovations for an Equitable and Sustainable Future.”

Kegiatan tahunan yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI ini menjadi ajang pertemuan para akademisi, peneliti, dan pemikir Islam dari puluhan negara, yang bersama-sama membahas tantangan global, mulai dari isu ekoteologi, etika teknologi, hingga keadilan sosial.


Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Kamaruddin Amin membuka kegiatan secara resmi. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa AICIS+ bukan sekadar forum akademik, tetapi juga wadah kolaborasi lintas negara, lintas disiplin, dan lintas pendekatan yang menjembatani dunia Islam dengan persoalan kemanusiaan kontemporer.

“Islam Indonesia hadir dengan narasi keilmuan yang kaya, dialogis, dan berorientasi pada kemaslahatan. AICIS+ adalah panggung untuk menunjukkan kepada dunia bahwa tradisi keilmuan Islam di Indonesia tumbuh dalam semangat keterbukaan dan daya kritis,” ujarnya.

Menurut Kamaruddin, Indonesia memiliki posisi strategis untuk menjadi pusat peradaban Islam modern yang memadukan nilai spiritual, etika, dan sains dalam menjawab tantangan zaman. Ia menekankan, “Kita hidup di era yang diwarnai dua tantangan besar: krisis iklim dan perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI). Keduanya bukan sekadar persoalan teknis, tetapi juga persoalan spiritual dan intelektual.”

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Prof. Amien Suyitno, menyebut AICIS+ 2025 sebagai konferensi paling selektif sepanjang sejarah penyelenggaraannya. Dari lebih dari 2.400 abstrak yang diterima panitia, hanya 230 makalah yang lolos untuk dipresentasikan. “Ini menunjukkan antusiasme yang tinggi sekaligus peningkatan kualitas riset di dunia pendidikan Islam,” terangnya.

Ia juga menjelaskan bahwa tanda ‘plus (+)’ dalam AICIS+ menandai perluasan horizon keilmuan Islam yang menjembatani antara agama, sains, dan kebijakan publik. “Kita ingin memperluas pendekatan multidisipliner dan melahirkan gagasan-gagasan baru yang segar, relevan, dan kontekstual dengan tantangan zaman,” katanya.

Tak hanya menghadirkan sesi panel dan simposium, AICIS+ 2025 juga menggelar Riset Expo yang menampilkan karya penelitian, teknologi, dan inovasi dari berbagai lembaga pendidikan Islam—mulai dari madrasah unggulan hingga perguruan tinggi. Beberapa hasil riset siswa madrasah bahkan disebut siap dipublikasikan di jurnal terindeks Scopus.

UIN Sunan Kalijaga juga turut berpartisipasi aktif dalam pameran dengan menampilkan berbagai karya penelitian dan inovasi unggulan. Tidak kurang dari 18 peneliti, akademisi, dan civitas akademika yang terafiliasi dengan kampus ini tampil sebagai presenter dalam berbagai sesi panel, menandakan kuatnya tradisi riset dan keterlibatan intelektual UIN Sunan Kalijaga dalam percakapan akademik global. Juga sebagai perguruan tinggi keagamaan Islam yang progresif, reflektif, dan berorientasi global, mendorong ilmu pengetahuan tidak hanya sebagai wacana akademik, tetapi juga sebagai instrumen perubahan menuju masa depan yang adil dan berkelanjutan.(humassk)