Sidang Senat Terbuka Wisuda Periode I Tahun Akademik 2025/2026 Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta memasuki hari kedua, Rabu (12/11/2025), di Gedung Multipurpose kampus setempat. Prosesi dibuka secara resmi oleh Ketua Senat Universitas, Dr. Kamsi, dan diikuti oleh 619 wisudawan dari tiga fakultas, yakni Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam sebanyak 227 wisudawan; Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora 161 wisudawan; serta Fakultas Syariah dan Hukum 231 wisudawan.
Dalam prosesi wisuda tersebut, UIN Sunan Kalijaga memberikan penghargaan kepada sejumlah wisudawan yang berhasil meraih predikat wisudawan terbaik tercepat pada masing-masing jenjang. Pada jenjang sarjana, penghargaan tersebut diberikan kepada Mufida Rahma dari Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, dengan masa studi 3 tahun 9 bulan 23 hari dan IPK 3,90; Mohammad Fahmi Amrullah dari Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, yang menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 9 bulan 25 hari dengan IPK 3,90; serta Puspa Nanda Riadianti dari Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, dengan lama studi 3 tahun 9 bulan 3 hari serta IPK 3,94.
Untuk jenjang magister, penghargaan diraih oleh Rodliyatuz Zahro’
dari Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dengan masa studi 1 tahun 11 bulan
7 hari dan IPK 3,97, serta M. Ikhwanul Huda dari Program Studi Ilmu Syariah
yang lulus dalam 1 tahun 10 bulan 24 hari dengan IPK sempurna 4,00.
Sementara itu, pada jenjang doktoral, predikat wisudawan terbaik dan tercepat diraih oleh Akmal Bashori dari Program Studi Doktor Ilmu Syariah yang berhasil menyelesaikan studi dalam waktu 2 tahun 5 bulan 22 hari dan meraih IPK 4,00.
Rodliyatuz Zahro’, wisudawan terbaik tercepat jenjang magister,
menyampaikan pidato mewakili para wisudawan. Ia mengungkapkan, UIN Sunan
Kalijaga telah membentuk mahasiswa menjadi pribadi yang berpikir terbuka,
kritis, sekaligus berkepekaan sosial. “Kampus ini bukan sekadar tempat menuntut
ilmu, tetapi laboratorium kehidupan yang menumbuhkan daya pikir dan kepekaan
sosial,” ujarnya.
Zahro juga menegaskan bahwa prinsip integrasi–interkoneksi, sebagai
fondasi akademik UIN Sunan Kalijaga, telah membuka ruang untuk mempelajari
berbagai pemikiran, baik dari tradisi Timur maupun Barat tanpa dikotomisasi.
“Prinsip ini
membuat kami mampu melakukan negosiasi dan rekonsiliasi pemikiran yang sering
dianggap bertentangan. Hari ini, UIN Sunan Kalijaga telah melahirkan sarjanawan
dan agamawan yang khas, kompetitif, dan siap bersaing secara global,” ucapnya.
Sementari itu, Rektor
UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, dalam pidatonya mengungkapkan bahwa gelar
akademik yang disandang para wisudawan tidak dapat dipisahkan dari jaringan
dukungan sosial dan emosional yang menyertainya.
"Keberhasilan
meraih gelar ini bukan hanya usaha individual," ujar Rektor. “Ada para
dosen dan tenaga kependidikan yang berkomitmen, namun yang paling utama adalah
orang tua dan wali yang berjuang sepenuh hati.”
Rektor
menggambarkan pengorbanan orang tua menjalani perjuangan spiritual yang panjang,
ada air mata yang disembunyikan, ada peluh yang tidak pernah ditampakkan, ada
doa yang melangit dengan harapan yang tidak pernah padam.
Dalam
pidatonya, Prof. Noorhaidi juga mengangkat figur Zohran Mamdani sebagai contoh
nyata anak muda yang mampu menembus batas dan memberi dampak sosial. “Zohran Mamdani adalah anak muda seperti Anda,
baru 34 tahun, dan berhasil menjadi wali kota Muslim pertama di New York, kota
terbesar di Amerika Serikat,” ujarnya.
Ini menegaskan
bahwa apa yang dicapai Mamdani bukanlah sesuatu yang jauh dari jangkauan
wisudawan UIN Sunan Kalijaga. “Anda pun
pasti bisa. Anda adalah anak muda berbakat yang mampu mengubah ketidakmungkinan
menjadi mungkin dan melakukan berbagai terobosan karena penguasaan terhadap berbagai bidang yang Anda miliki,”
tegasnya.
Mamdani adalah lulusan Bowdoin College, sebuah institusi yang dikenal menerapkan pendekatan liberal art. Rektor menekankan bahwa paradigma liberal art bukan liberalisme, melainkan model pendidikan yang menekankan pembentukan kapasitas intelektual dan moral.
Pendekatan ini membekali mahasiswa dengan kemampuan berpikir secara
logis, kritis, dan kreatif; kemampuan berkomunikasi secara efektif, baik
melalui tulisan maupun lisan; serta karakter berintegritas yang tercermin dalam
kejujuran, kedisiplinan, dan komitmen terhadap nilai-nilai kemasyarakatan dan
spiritual. Pendekatan tersebut dirancang bukan sekadar menghasilkan lulusan
yang terampil secara teknis, tetapi pribadi yang matang dan mampu beradaptasi
dalam dinamika perubahan zaman.
Rektor menegaskan bahwa prinsip tersebut kini menjadi orientasi
transformasi UIN Sunan Kalijaga dalam memaknai identitas “Universitas Islam
Abad 21”, sebuah institusi yang tidak hanya mendidik, tetapi memberi dampak
sosial. Transformasi yang dijalankan tidak hanya berorientasi pada pencapaian
akreditasi, pemeringkatan, atau produksi sarjana, tetapi pada pembentukan
manusia berkarakter.
“Pendidikan di UIN Sunan
Kalijaga dirancang untuk menumbuhkan kapasitas intelektual dan kepribadian yang
utuh, lulusan yang mampu memberi dampak bagi masyarakat, serta membawa
perubahan dan memberi warta penting bagi perjalanan negeri,” tegasnya.
Menutup pidatonya, Prof. Noorhaidi mengajak para wisudawan untuk menjadi alumni yang kompeten sekaligus memiliki kedalaman etika dan kesadaran sosial. “Jadilah alumni yang hebat dan berdampak. Teruslah belajar, berusaha sekuat tenaga, dan lakukan yang terbaik untuk masa depan Anda dan masa depan bersama,” pungkasnya. (humassk)