02815546-8114-48b6-b091-2feac1580b21.jpg

Rabu, 12 November 2025 15:35:00 WIB

0

Wisuda Hari Ke-2: Lewat Kisah Zohran Mamdani, Rektor Yakinkan Generasi Muda Mampu Taklukkan Dunia

Sidang Senat Terbuka Wisuda Periode I Tahun Akademik 2025/2026 Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta memasuki hari kedua, Rabu (12/11/2025), di Gedung Multipurpose kampus setempat. Prosesi dibuka secara resmi oleh Ketua Senat Universitas, Dr. Kamsi, dan diikuti oleh 619 wisudawan dari tiga fakultas, yakni Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam sebanyak 227 wisudawan; Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora 161 wisudawan; serta Fakultas Syariah dan Hukum 231 wisudawan.


Dalam prosesi wisuda tersebut, UIN Sunan Kalijaga memberikan penghargaan kepada sejumlah wisudawan yang berhasil meraih predikat wisudawan terbaik tercepat pada masing-masing jenjang. Pada jenjang sarjana, penghargaan tersebut diberikan kepada Mufida Rahma dari Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, dengan masa studi 3 tahun 9 bulan 23 hari dan IPK 3,90; Mohammad Fahmi Amrullah dari Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, yang menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 9 bulan 25 hari dengan IPK 3,90; serta Puspa Nanda Riadianti dari Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, dengan lama studi 3 tahun 9 bulan 3 hari serta IPK 3,94.

Untuk jenjang magister, penghargaan diraih oleh Rodliyatuz Zahro’ dari Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dengan masa studi 1 tahun 11 bulan 7 hari dan IPK 3,97, serta M. Ikhwanul Huda dari Program Studi Ilmu Syariah yang lulus dalam 1 tahun 10 bulan 24 hari dengan IPK sempurna 4,00.

Sementara itu, pada jenjang doktoral, predikat wisudawan terbaik dan tercepat diraih oleh Akmal Bashori dari Program Studi Doktor Ilmu Syariah yang berhasil menyelesaikan studi dalam waktu 2 tahun 5 bulan 22 hari dan meraih IPK 4,00.

Rodliyatuz Zahro’, wisudawan terbaik tercepat jenjang magister, menyampaikan pidato mewakili para wisudawan. Ia mengungkapkan, UIN Sunan Kalijaga telah membentuk mahasiswa menjadi pribadi yang berpikir terbuka, kritis, sekaligus berkepekaan sosial. “Kampus ini bukan sekadar tempat menuntut ilmu, tetapi laboratorium kehidupan yang menumbuhkan daya pikir dan kepekaan sosial,” ujarnya.

Zahro juga menegaskan bahwa prinsip integrasi–interkoneksi, sebagai fondasi akademik UIN Sunan Kalijaga, telah membuka ruang untuk mempelajari berbagai pemikiran, baik dari tradisi Timur maupun Barat tanpa dikotomisasi.

“Prinsip ini membuat kami mampu melakukan negosiasi dan rekonsiliasi pemikiran yang sering dianggap bertentangan. Hari ini, UIN Sunan Kalijaga telah melahirkan sarjanawan dan agamawan yang khas, kompetitif, dan siap bersaing secara global,” ucapnya.

Sementari itu, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan,  dalam pidatonya mengungkapkan bahwa gelar akademik yang disandang para wisudawan tidak dapat dipisahkan dari jaringan dukungan sosial dan emosional yang menyertainya.

"Keberhasilan meraih gelar ini bukan hanya usaha individual," ujar Rektor. “Ada para dosen dan tenaga kependidikan yang berkomitmen, namun yang paling utama adalah orang tua dan wali yang berjuang sepenuh hati.”

Rektor menggambarkan pengorbanan orang tua menjalani perjuangan spiritual yang panjang, ada air mata yang disembunyikan, ada peluh yang tidak pernah ditampakkan, ada doa yang melangit dengan harapan yang tidak pernah padam.

Dalam pidatonya, Prof. Noorhaidi juga mengangkat figur Zohran Mamdani sebagai contoh nyata anak muda yang mampu menembus batas dan memberi dampak sosial.  “Zohran Mamdani adalah anak muda seperti Anda, baru 34 tahun, dan berhasil menjadi wali kota Muslim pertama di New York, kota terbesar di Amerika Serikat,” ujarnya.

Ini menegaskan bahwa apa yang dicapai Mamdani bukanlah sesuatu yang jauh dari jangkauan wisudawan UIN Sunan Kalijaga.  “Anda pun pasti bisa. Anda adalah anak muda berbakat yang mampu mengubah ketidakmungkinan menjadi mungkin dan melakukan berbagai terobosan karena penguasaan  terhadap berbagai bidang yang Anda miliki,” tegasnya.

Mamdani adalah lulusan Bowdoin College, sebuah institusi yang dikenal menerapkan pendekatan liberal art. Rektor menekankan bahwa paradigma liberal art bukan liberalisme, melainkan model pendidikan yang menekankan pembentukan kapasitas intelektual dan moral.


Pendekatan ini membekali mahasiswa dengan kemampuan berpikir secara logis, kritis, dan kreatif; kemampuan berkomunikasi secara efektif, baik melalui tulisan maupun lisan; serta karakter berintegritas yang tercermin dalam kejujuran, kedisiplinan, dan komitmen terhadap nilai-nilai kemasyarakatan dan spiritual. Pendekatan tersebut dirancang bukan sekadar menghasilkan lulusan yang terampil secara teknis, tetapi pribadi yang matang dan mampu beradaptasi dalam dinamika perubahan zaman.

Rektor menegaskan bahwa prinsip tersebut kini menjadi orientasi transformasi UIN Sunan Kalijaga dalam memaknai identitas “Universitas Islam Abad 21”, sebuah institusi yang tidak hanya mendidik, tetapi memberi dampak sosial. Transformasi yang dijalankan tidak hanya berorientasi pada pencapaian akreditasi, pemeringkatan, atau produksi sarjana, tetapi pada pembentukan manusia berkarakter.

 “Pendidikan di UIN Sunan Kalijaga dirancang untuk menumbuhkan kapasitas intelektual dan kepribadian yang utuh, lulusan yang mampu memberi dampak bagi masyarakat, serta membawa perubahan dan memberi warta penting bagi perjalanan negeri,” tegasnya.

Menutup pidatonya, Prof. Noorhaidi mengajak para wisudawan untuk menjadi alumni yang kompeten sekaligus memiliki kedalaman etika dan kesadaran sosial. “Jadilah alumni yang hebat dan berdampak. Teruslah belajar, berusaha sekuat tenaga, dan lakukan yang terbaik untuk masa depan Anda dan masa depan bersama,” pungkasnya. (humassk)