IMG-20250707-WA0122.jpg

Selasa, 08 Juli 2025 08:57:00 WIB

0

UIN Sunan Kalijaga Tuan Rumah KKN Nusantara 2025: Menyatukan Mahasiswa Lintas PTKI Merawat Ekoteologi, Membangun Negeri

Senin (7/7/2025), halaman Pusat Administrasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dipenuhi ratusan mahasiswa berjaket almamater beraneka warna. Mereka datang dari Aceh hingga Papua, bahkan dari luar negeri, berkumpul di bawah tema besar “Merawat Ekoteologi, Membangun Negeri.”

Tahun ini, UIN Sunan Kalijaga menjadi tuan rumah KKN Nusantara 2025, menyambut sekitar 204 mahasiswa dari 34 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Indonesia. Program KKN Nusantara akan diterjunkan di empat kelurahan di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan komposisi kelompok yang menggabungkan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dan mahasiswa PTKI lainnya.


Dr. Muhammad Sa’i, dosen pendamping dari UIN Mataram, mengapresiasi kesiapan UIN Sunan Kalijaga sebagai tuan rumah KKN Nusantara tahun ini.

“Terima kasih atas semua persiapan yang sangat baik. Tema ekoteologi ini sangat menarik dan akan menjadi pelajaran penting bagi mahasiswa. Mereka akan mendapatkan pengalaman baru di lokasi yang berbeda, membentuk mereka menjadi pribadi lebih moderat dan kelak menjadi pionir pembangunan masyarakat,” ujarnya. 


Menariknya, KKN Nusantara tahun ini juga diikuti oleh mahasiswa internasional. Zubair, mahasiswa asal Sudan yang menempuh studi di UIN Malang, turut bergabung dalam KKN Nusantara di Kalibawang, Kulon Progo, menegaskan nilai inklusivitas program ini.

Bagi banyak mahasiswa, KKN Nusantara adalah kesempatan yang mereka perjuangkan dengan sungguh-sungguh. Ahmad Rozali, mahasiswa UIN Raden Intan Lampung, misalnya, rela melepas KKN tematik demi program ini.


“Awalnya saya sudah diterima di KKN tematik, tapi setelah ada pengumuman KKN Nusantara di Yogyakarta, saya langsung mendaftar. Ini peluang besar untuk memberi dampak dan belajar dari masyarakat. Yogyakarta itu kota pendidikan, dan UIN Sunan Kalijaga adalah salah satu PTKIN terbaik,” tuturnya.

Seleksi KKN Nusantara menurutnya sangat ketat, mulai dari syarat prestasi akademik dan non-akademik, keaktifan organisasi, hingga wawancara. “Harapannya, KKN Nusantara ini memberi dampak positif untuk masa depan saya, bagi mahasiswa lain, dan juga masyarakat,” ujarnya mantap.

Dari UIN Ponorogo, Dwi dan lima rekannya membawa semangat yang sama. “KKN Nusantara ini momen yang sangat berharga, sekali seumur hidup. Di Ponorogo sangat kompetitif karena banyak yang minat. Saya berharap bisa menambah relasi, bertukar pengalaman dengan teman-teman dari luar Jawa, dan mengenal budaya mereka,” katanya antusias.


Bagi Latifa Zahra, mahasiswa UIN Jakarta, KKN Nusantara menuntut keterampilan bersosialisasi yang tinggi. “KKN Nusantara diikuti 30-an PTKIN, jadi kita harus pandai bersosialisasi,” katanya. Sementara Rido, rekannya, menegaskan tujuan utama KKN Nusantara. “Kita mengemban amanah moderasi beragama, jadi kita harus bisa mengirimkan pesan itu ke masyarakat sebaik mungkin,” tegasnya.

Dari UIN Mataram, Karina menyampaikan harapan pribadinya yang menggugah. “Saya ingin memberi manfaat besar dan kontribusi positif bagi Kecamatan Kalibawang. Saya ingin berdampak dan membawa perubahan untuk Indonesia yang lebih maju,” ujarnya dengan mata berbinar.

Sebagai tuan rumah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tidak hanya menyediakan fasilitas dan logistik terbaik, tetapi juga merancang program KKN Nusantara sebagai ruang belajar kolaboratif lintas kampus, lintas budaya, dan lintas daerah. Di Kalibawang, ratusan mahasiswa ini akan belajar langsung dari Masyarakat.

KKN Nusantara 2025 membuktikan bahwa pendidikan tinggi Islam bukan sekadar ruang akademik, melainkan juga ruang pengabdian, ruang perjumpaan, ruang belajar dari masyarakat, dan ruang penguatan kemanusiaan. Di sinilah, ratusan mahasiswa PTKI bersatu untuk menuntaskan misi besar: mengabdi, belajar dari masyarakat, merawat bumi, memuliakan kehidupan, dan membangun negeri.(humassk)