Pidato Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Peringatan Dies
Natalis ke-74
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menandai 74 tahun
kiprahnya dengan menegaskan diri sebagai kampus riset kelas dunia yang berpijak
pada tradisi keilmuan Islam, melesat dengan inovasi sains dan teknologi, serta
memimpin agenda keberlanjutan. Dengan disaksikan para tamu kehormatan yang
terdiri atas sivitas akademika, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak, pejabat kementerian, duta besar, serta berbagai mitra dari dalam dan luar
negeri, Rektor Prof. Noorhaidi Hasan menegaskan komitmen kampus untuk terus
menjadi pelopor integrasi ilmu, pengembangan ekologi teologis (ecotheology),
dan pengawalan perubahan di era disrupsi digital.
Perayaan Dies Natalis ke-74 UIN Sunan Kalijaga,
Selasa (23/9/2025), menjadi momentum refleksi sejarah sekaligus deklarasi visi
global. Mengusung tema “Memadu Tradisi dan
Inovasi: Ecotheology untuk Masa Depan Berkelanjutan”, Prof. Noorhaidi Hasan
menegaskan bahwa kampus ini tak pernah meninggalkan akar spiritual dan khazanah
keilmuan Islam, namun berani berlari kencang merespons krisis ekologis,
perubahan iklim, dan tantangan Revolusi Industri 4.0 serta Society 5.0.
“Ecotheology adalah komitmen teologis yang menempatkan kelestarian alam sebagai
bagian integral iman,” ujarnya, menegaskan relevansi ajaran agama dengan
tantangan keberlanjutan.
Tonggak prestasi kampus ini terentang sejak
kelahirannya sebagai PTAIN pada 1951, bertransformasi menjadi IAIN, dan kini
UIN Sunan Kalijaga. UIN telah meraih akreditasi A/Unggul sejak 2014, dengan 73
persen program studi berstatus Unggul/A dan 30 persen terakreditasi
internasional—mulai AUN-QA, FIBAA, hingga ASIIN. Produktivitas riset terus
melesat, membawa kampus ini menjadi rujukan integrasi keilmuan di Asia
Tenggara. Webometrics 2025 menempatkannya sebagai kampus PTKIN nomor satu di
Indonesia dan peringkat ke-27 nasional, sementara Edurank menobatkannya sebagai
kampus Islam terbaik di Indonesia dan peringkat keenam Asia dalam bidang
teologi dan keislaman.
Di ranah pengembangan, UIN Sunan Kalijaga
tengah menyiapkan Fakultas Kedokteran yang kini menunggu tahap visitasi
Kemendikbudristek. Berbagai program akademik terobosan digulirkan: International Undergraduate Program di enam
fakultas, program double degree dengan
University of Edinburgh dan SOAS University, Rekognisi Pembelajaran Lampau
(RPL), fast track studi, hingga
pertukaran mahasiswa dan dosen dengan SES Jerman, Wuxi University of
Technology, dan Erasmus+. Kampus juga menyiapkan pembangunan Kampus II di
Pajangan, Bantul, lengkap dengan konsep Forest
Campus yang ramah lingkungan, disertai beautifikasi sarana-prasarana
kampus utama.
Transformasi digital menjadi pilar lain.
Pengembangan pembelajaran berbasis big data, kecerdasan buatan, dan pemanfaatan
teknologi informasi dijalankan seiring dengan penguatan etika akademik. Pusat
hilirisasi riset dan SDGs telah dibentuk untuk mendorong penelitian yang
berdampak sosial dan ekologis. Di bidang kemahasiswaan, UIN Sunan Kalijaga
mengamankan beasiswa bagi 2.470 mahasiswa melalui berbagai skema, sembari
menyiapkan lulusan dengan hard skills, soft skills, dan deep skills agar mampu bersaing di dunia kerja.
Rektor Noorhaidi juga menegaskan pentingnya
peran sivitas akademika dalam mengawal perubahan. Dosen didorong memperkuat
riset dan inovasi, tenaga kependidikan diminta sigap mendukung transformasi
administrasi, mahasiswa diajak berani menembus forum internasional, dan alumni
diminta memperluas jejaring global. “Kemampuan adaptasi, berpikir kritis, dan
kebijaksanaan jauh lebih penting dari sekadar gelar. Ilmu tanpa akhlak bagaikan
api tanpa cahaya,” pesannya.
Dengan
warisan sejarah, capaian prestisius, dan inisiatif pengembangan yang progresif,
UIN Sunan Kalijaga menatap masa depan sebagai pusat ilmu, kebajikan, dan kebanggaan
bangsa yang siap bersaing di panggung dunia. (humassk)