YOGYAKARTA – Di tengah gemuruh sorak Dies Natalis ke-74, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tidak hanya merayakan usia, melainkan juga menahbiskan diri sebagai institusi yang tak terduga: sebuah “kawah candradimuka” yang melahirkan para pengambil keputusan di pucuk kekuasaan, bukan hanya di mimbar dakwah.
Dari balik tembok-temboknya yang sarat sejarah, UIN Sunan Kalijaga telah mengantarkan para alumninya ke panggung nasional dan internasional—dari istana negara hingga ruang sidang Mahkamah Agung, dari pusat diplomasi hingga laboratorium sains terdepan. Penganugerahan Anugerah Alumni Berprestasi kepada lima tokoh penting ini adalah bukti nyata, sebuah narasi menginspirasi tentang bagaimana nilai-nilai keislaman dan keilmuan modern berpadu sempurna menciptakan pemimpin sejati.
Puncak perayaan Dies Natalis yang bertema “Memadu Tradisi dan Inovasi: Ecotheology untuk Masa Depan Berkelanjutan” menjadi sebuah deklarasi tentang arah baru universitas. Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, dalam pidato utamanya, menegaskan bahwa kampus ini bukan hanya berfokus pada ranah spiritual, tetapi juga menjawab tantangan global.
“Hari ini bukan sekadar peringatan kelahiran, tetapi momentum untuk merenungkan perjalanan sejarah, meneguhkan komitmen akademik, dan menyalakan kembali semangat menatap masa depan dengan visi global,” ujarnya. Ia menekankan bahwa gelar sarjana dan IPK tinggi tak lagi cukup. Yang dibutuhkan adalah kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, dan kebijaksanaan yang berlandaskan pada komitmen kemanusiaan—empat hal yang telah terbukti dimiliki oleh para alumni penerima anugerah ini.
Masing-masing dari mereka adalah babak baru dalam narasi UIN Sunan Kalijaga. Kisah mereka adalah penguat bagi mahasiswa masa kini bahwa kampus ini mampu menjadi jembatan antara keilmuan Islam dan sains, antara idealisme dan realitas politik.
1. RA Hj Arifatul Choiri Fauzi, M.Si. – Sang Menteri dari Fakultas Dakwah
Siapa sangka, seorang alumni Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga angkatan 1994, yang awalnya bergumul dengan isu-isu sosial dan komunikasi, kini menjadi seorang menteri. Arifah Fauzi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, adalah personifikasi dari keberhasilan UIN Sunan Kalijaga dalam mengantarkan lulusannya ke panggung kekuasaan.
Keberhasilan paling substantifnya adalah kemampuannya menempatkan isu perlindungan perempuan dan anak dalam lensa ecotheology. Dalam orasi ilmiahnya, ia menyinggung bagaimana isu global seperti perubahan iklim, bioteknologi, dan urbanisasi memiliki dampak langsung pada perempuan dan anak. Ia adalah figur yang berani mendobrak batas, menunjukkan bahwa dakwah bukan hanya di mimbar, tetapi juga dalam perumusan kebijakan yang adil, responsif gender, dan berkesadaran ekologis. “Tradisi adalah kompas spiritual, inovasi adalah motor kemajuan, dan ecotheology adalah bahasa yang menyatukan keduanya,” sebuah kalimat yang mencerminkan kedalaman pemikiran yang ia peroleh dari almamaternya.
baca juga : https://uin-suka.ac.id/index.php/id/show/berita/2060-1/sidang-senat-terbuka-dies-natalis-ke-74-uin-sunan-kalijaga-gaungkan-ecotheology-untuk-masa-depan-berkelanjutan
2. Prof. Dr. Hj. Siti Ruhaini Dzuhayatin, MA – Juru Bicara Keadilan di Kancah Global
Seorang guru besar di bidang studi hak asasi manusia dan gender yang kini menjabat Duta Besar RI untuk Uzbekistan dan Kirgizstan. Prof. Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, alumni Fakultas Syariah angkatan 1988, adalah sosok fenomenal yang sukses melompat dari menara gading akademisi ke panggung diplomasi internasional.
Keberhasilan paling substantifnya adalah ketika ia menjabat Ahli Utama di Kantor Staf Presiden RI dan Ketua Komisi HAM Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Di sinilah ia menunjukkan terobosan, menjadi salah satu suara terdepan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan keadilan sosial dalam kerangka kerja Islam. Ia telah membuktikan bahwa keilmuan yang ia dapatkan di Fakultas Syariah bukan sekadar teks, tetapi dapat diterjemahkan menjadi kebijakan yang berdampak nyata di tingkat global.
3. Drs. H. Hajriyanto Y. Thohari, M.A. – Diplomat, Politikus, dan Penulis Ulung
Sosok Drs. H. Hajriyanto Y. Thohari, alumni Fakultas Ushuluddin angkatan 1986, adalah representasi dari seorang intelektual yang terjun langsung ke medan politik dan diplomasi. Keberhasilan paling fenomenal dari seorang Hajriyanto adalah perannya sebagai Wakil Ketua MPR RI selama lima tahun, di mana ia berperan aktif dalam legislasi dan dinamika politik nasional.
Karier diplomatiknya pun tak kalah cemerlang, di mana ia baru saja menyelesaikan masa jabatannya sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Lebanon. Selain itu, ia juga seorang penulis yang sangat produktif. “Hampir seribu artikel yang pernah saya tulis,” ujarnya, menunjukkan dedikasi luar biasa pada dunia literasi. Sebuah pengakuan tulus ia sampaikan, "Saya merasa sangat berhutang budi karena dibesarkan di UIN Sunan Kalijaga," sebuah testimoni yang menguatkan ikatan emosional antara alumni dan almamater.
Dr. H. Imron Rosyadi, SH., MH – Penjaga Gawang Keadilan di Mahkamah Agung
Kisah Dr. H. Imron Rosyadi, alumni Fakultas Syariah angkatan 1987, adalah sebuah epik tentang dedikasi dan perjalanan panjang menuju puncak karier. Berawal sebagai CPNS Pengadilan Agama pada tahun 1991, ia meniti setiap anak tangga dengan penuh ketekunan hingga akhirnya mencapai posisi paling bergengsi: Hakim Agung Kamar Agama Mahkamah Agung RI.
Keberhasilan paling fenomenal dari seorang Imron Rosyadi adalah kemampuannya memadukan keilmuan syariah dan hukum modern dalam setiap putusannya. Ia adalah simbol dari alumni UIN Sunan Kalijaga yang mampu menjadi poros keadilan. Kontribusinya dalam berbagai buku dan jurnal, termasuk Jaminan Kebendaan Berdasarkan Akad Syariah, memperkuat posisinya sebagai pakar yang mengintegrasikan hukum Islam dengan tantangan peradilan kontemporer. Ia adalah bukti nyata bahwa seorang alumnus Fakultas Syariah mampu menjadi arsitek keadilan di negara hukum Indonesia.
Dr. Eng. Ganjar Alfian, ST., M.Eng. – Pelopor Sains dan Teknologi di UGM
Siapa bilang UIN Sunan Kalijaga hanya melahirkan para ahli agama? Keberhasilan Dr. Eng. Ganjar Alfian, alumni Fakultas Sains dan Teknologi angkatan 2009, menjadi bantahan telak atas stereotipe tersebut. Sebagai alumni pertama dari Program Studi Teknik Informatika UIN Sunan Kalijaga, ia kini menjadi dosen terkemuka di Departemen Teknik Elektro dan Informatika Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu universitas terbaik di Indonesia.
Prestasinya adalah sebuah penegasan bahwa UIN Sunan Kalijaga telah berhasil dalam visi pengembangan sains dan teknologi. Ganjar Alfian adalah pelopor yang membuka jalan bagi ribuan mahasiswa UIN lainnya untuk menembus batas dan berprestasi di bidang teknologi. Kiprahnya membuktikan bahwa pendidikan Islam tidak lagi berada di menara gading, melainkan telah menjadi pemain kunci dalam industri 4.0 dan Society 5.0.
Pemberian anugerah ini adalah penutup yang sempurna untuk perayaan Dies Natalis ke-74. Ia adalah bukti nyata dari kualitas pendidikan di UIN Sunan Kalijaga dan sekaligus inspirasi bagi setiap mahasiswa yang bermimpi besar.
Rektor Prof. Noorhaidi Hasan menutup pidatonya dengan sebuah pesan yang menggugah: "Dengan kerja keras, sinergi, dan doa bersama, insya Allah UIN Sunan Kalijaga akan meraih prestasi yang lebih tinggi, pengakuan dunia yang lebih luas, dan kontribusi nyata bagi peradaban kemanusiaan." Sebuah harapan yang kini semakin nyata, terukir dalam jejak langkah para alumninya yang telah mengukir sejarah.(humassk)