WhatsApp Image 2025-10-14 at 13.40.09.jpeg

Selasa, 14 Oktober 2025 14:24:00 WIB

0

FEBI UIN Sunan Kalijaga Hadirkan Ilmuwan Asal India dalam Studium Generale dan Yoga Session

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menghadirkan suasana berbeda dalam kegiatan akademiknya. Melalui Program Studi Manajemen Keuangan Syariah, fakultas ini menggelar Studium Generale tentang Yoga, Ayurveda, and the Holistic Way of Living yang dikombinasikan dengan sesi praktik yoga bersama Dr. Sunil Karamchandani, pakar naturopati dan pengajar kebudayaan India di Jawaharlal Nehru Indian Cultural Centre (JNICC).

Acara yang digelar di Gedung Multi Purpose kampus setempat pada Selasa (14/10/2025) ini dibuka secara simbolik dengan pemukulan gong oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. Ibi Satibi. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama lintas negara sebagai wujud keterbukaan akademik dan kultural UIN Sunan Kalijaga.


“Selain studium general dan sesi yoga hari ini, kami juga menyelenggarakan sharing session tentang beasiswa, pertukaran pelajar, dan program magang di India. Terima kasih kepada Pemerintah India atas hubungan bilateral yang telah terjalin sejak lama,” ujar Ibi Satibi.

Ia menambahkan, pada bulan Juni hingga Agustus lalu, sejumlah dosen dan mahasiswa FEBI mengikuti pelatihan akademik di India melalui kerja sama dengan Kedutaan Besar India dan beberapa universitas di sana. “UIN Sunan Kalijaga sangat terbuka terhadap kolaborasi global dalam membangun peradaban dan transformasi sosial antara Indonesia dan India,” lanjutnya.

Sementara itu, dalam sesi utama, Dr. Sunil Karamchandani memaparkan bahwa dalam tradisi kuno India, kesehatan tidak sekadar diartikan sebagai ketiadaan penyakit, tetapi keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan spiritualitas. “Yoga bukan hanya olahraga jasmani. Ia adalah sarana penyatuan antara tubuh, pikiran, dan jiwa, atau dalam bahasa Sanskerta disebut yuj, yang berarti ‘menyatukan’,” terang Sunil.

Yoga, kata dia, telah dipraktikkan selama lebih dari lima ribu tahun di India dan kini berkembang menjadi gerakan global yang diakui dunia. “Hingga kini, yoga dipraktikkan di lebih dari 190 negara dan memiliki International Day of Yoga setiap 21 Juni,” ujarnya.


Sunil juga menjelaskan delapan tahapan yoga yang dikenal sebagai Ashtanga atau The Eight Limbs of Yoga,  mulai dari Yama (etika terhadap orang lain) hingga Samadhi (pencerahan spiritual). Latihan ini, menurutnya, bukan semata gerakan tubuh, tetapi proses menuju kesadaran diri yang utuh.

Selain yoga, Dr. Sunil memaparkan tentang Ayurveda,  sistem kesehatan kuno India yang kini diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ayurveda menekankan keseimbangan antara lima elemen alam dalam tubuh manusia: tanah, air, api, udara, dan eter. “Dalam Ayurveda, obat bukanlah pusat penyembuhan. Kesehatan sejati dimulai dari makanan yang kita konsumsi setiap hari. Jika makanan sehat dan seimbang, tubuh mampu menyembuhkan diri tanpa harus bergantung pada obat kimia,” jelasnya.

Ia menambahkan, Ayurveda berfokus pada penyebab penyakit, bukan sekadar gejala. “Obat hanyalah penolong sementara, tapi makanan yang baik adalah pondasi kesehatan sejati,” tuturnya.

Yoga dan Ayurveda, menurut Sunil, kini tidak lagi sekadar praktik tradisional, melainkan sistem kesehatan berbasis riset ilmiah. Neurosains, fisiologi, dan psikologi modern telah membuktikan manfaatnya dalam meningkatkan fokus, mengurangi stres, dan memperkuat sistem imun. “Kesehatan adalah keharmonisan antara tubuh, pikiran, dan lingkungan. Keseimbangan hidup tidak datang begitu saja, ia harus diciptakan secara sadar melalui kebiasaan sehari-hari,” tutup Sunil dalam sesi refleksi.

Usai sesi pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan Yoga Session yang dipandu langsung oleh Dr. Sunil Karamchandani. Ratusan peserta, terdiri atas mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan tampak antusias mengikuti setiap gerakan yang menekankan keseimbangan napas, konsentrasi, dan ketenangan batin.


Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan nilai-nilai kebugaran dan spiritualitas India, tetapi juga menjadi simbol harmonisasi dua peradaban tua, yakni Nusantara dan India. Keduanya telah terhubung sejak sebelum masehi melalui jalur perdagangan dan pertukaran budaya.

Bagi FEBI UIN Sunan Kalijaga, kolaborasi semacam ini mencerminkan semangat universitas untuk menjadi ruang dialog lintas bangsa dan lintas budaya. Semangat ini akan terus diadopsi dalam upaya mewujudkan perguruan tinggi unggul dan bereputasi global.(humassk)