IMG-20251015-WA0155.jpg

Rabu, 15 Oktober 2025 19:07:00 WIB

0

Sambut 20 Finalis Duta Kampus 2025, Rektor Dorong Nalar Kritis, Berkepribadian Humanis, dan Cakap Berkomunikasi

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Noorhaidi Hasan, menyambut 20 finalis Duta Kampus 2025 di Ruang Rektor, Gedung Pusat Administrasi Umum lantai dua, Rabu (15/10/2025). Para finalis terdiri atas 10 putra dan 10 putri dari berbagai fakultas yang telah melalui seleksi kompetitif serta karantina intensif menjelang Grand Final yang akan digelar Sabtu mendatang.

Dalam sambutannya, Rektor Prof. Noorhaidi Hasan menegaskan bahwa keberadaan Duta Kampus memiliki nilai strategis dalam memperkuat citra kelembagaan UIN Sunan Kalijaga di ranah publik. “Satu tahun terakhir, saya mengamati dengan saksama bagaimana Duta Kampus menjalankan fungsi promosi dan representasi institusi secara efektif,” ujarnya.


Menurutnya, para finalis tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki modal sosial dan kultural yang signifikan untuk memasuki kehidupan kemasyarakatan. “Dengan Indeks Prestasi Kumulatif di atas 3,5, Anda telah mengukuhkan kapasitas intelektual. Ketika kelak berinteraksi dengan masyarakat luas, pengetahuan yang diperoleh di ruang kuliah menjadi bekal fundamental, baik dari aspek kompetensi keilmuan maupun pengalaman praktis selama menjalankan tugas sebagai Duta Kampus. Pengalaman ini sangat berharga, hanya dua puluh orang setiap tahunnya yang memperoleh mandat tersebut,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Noorhaidi juga menyoroti penguasaan bahasa asing para finalis, mulai dari Inggris, Arab, Korea, hingga Belanda, sebagai bentuk kecakapan global yang patut diapresiasi. “Kemampuan berbahasa, intelektualitas, etika berpenampilan, hingga kecakapan presentasi merupakan kombinasi keunggulan yang jarang dimiliki secara bersamaan. Meski demikian, proses belajar tidak boleh berhenti,” tegasnya.


Untuk itu, Ia mendorong para finalis untuk tetap menampilkan jati diri secara autentik sekaligus kompetitif. “Silakan eksplorasi budaya daerah masing-masing dan bersaing secara sehat. Proyeksikan diri secara natural namun tetap bermakna,” tuturnya.

Rektor juga mengungkapkan bahwa dalam konteks komunikasi publik, hal pertama yang terlihat dari seorang individu adalah ketajaman nalar yang ia tampilkan. Oleh karena itu, ia menyebut kesiapan menghadapi masa depan harus dimulai dari penguasaan kemampuan berpikir logis dan kritis, yang kemudian diikuti dengan integritas, kepribadian humanis, serta kecakapan menyampaikan ide dan gagasan kepada publik.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. Abdur Rozaki, menambahkan bahwa Duta Kampus merupakan ruang internalisasi visi, misi, dan core values UIN Sunan Kalijaga secara nyata.“Di dalamnya dibangun budaya organisasi yang menekankan kecerdasan akademik sekaligus pengembangan talenta,” ujarnya.

Hal ini dibuktikan dengan karantina finalis yang dirancang sebagai arena tumbuhnya kreativitas. Salah satunya melalui sesi adu bakat yang menjadi sarana eksplorasi potensi diri. “Kami percaya masa depan bisa diraih melalui kreativitas, baik dalam ranah akademik maupun non-akademik. Karena itu, Duta Kampus harus menjadi lingkungan yang terus menumbuhkan inovasi,” lanjutnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa ajang Duta Kampus tidak dirancang untuk melahirkan figur individualis. Sebaliknya, program ini bertujuan membentuk kerja kolektif dan semangat kolaboratif, sehingga para finalis dapat berkembang sebagai super team yang menjadi teladan bagi seluruh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.


Sebagai penutup,Dr. Rozaki berpesan agar para finalis terus menjaga konsistensi pengembangan karakter. “Sibukkan diri dengan hal-hal positif dan jadikan itu sebagai ikarakter. Jangan pernah lelah dalam proses pembentukan jati diri. Mari kita tunjukkan bahwa ajang ini adalah role model kreativitas anak muda Indonesia,” pungkasnya.

Pertemuan tersebut berlangsung hangat, para finalis menyimak dengan saksama. Tidak ada sorak-sorai ataupun kemeriahan, tetapi ada semacam kesadaran sunyi, bahwa gelar Duta Kampus bukan sekadar kompetisi dan prestasi, melainkan mandat.

Grand Final tinggal menunggu waktu. Panggung akan segera dibuka. Namun sebagaimana pesan Rektor, panggung sesungguhnya baru dimulai setelah tirai ditutup.(humassk)