Delegasi UIN Sunan Kalijaga Raih Penghargaan Terbaik pada Ajang Seleksi Penelitian BCRR se-Indonesia

UIN Sunan Kalijaga melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta turut berkontribusi dan meraih serangkaian penghargaan dalam ajang The 2nd Biannual Conference Research Result (BCRR) yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag). Kegiatan BCRR II adalah kegiatan kompetisi untuk memberikan penghargaan terhadap hasil penelitian terbaik, yang bersumber dari BOPTN Penelitian dan/atau PNBP pada PTKIN yang BLU dan penelitian penyelesaian studi (skripsi, tesis, dan disertasi) yang dihasilkan dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dengan puncak kegiatan BCRR II pada hari Jumat sampai Minggu, 25 hingga 27/11/2022 dengan tuan rumah penyelenggaraan BCRR II adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo.

Hasil penelitian yang dikompetisikan meliputi penelitian yang dibiayai dari BOPTN Penelitian, baik BOPTN Penelitian pada satuan kerja PTKIN maupun BOPTN Penelitian pada Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), atau bersumber dari PNBP bagi PTKIN yang BLU. Penelitian penyelesaian studi mulai strata satu (S1) hingga strata tiga (S3) berupa skripsi, tesis, dan disertasi yang dihasilkan dari perguruan tinggi keagamaan Islam.

Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6722 Tahun 2022 tentang Penetapan Peraih Penelitian Terbaik Tingkat Nasional tahun 2022 yang diumumkan pada malam puncak The 2nd Biannual Conference Research Result (BCRR), lima dari enam delegasi UIN Sunan Kalijaga yang lolos menjadi nominee dalam ajang bergengsi ini berhasil meraih penghargaan, antara lain:

  1. Dr. Misnen Ardiansyah, S.E., M.Si., Ak., CA., ACPA., berhasil lolos menjadi nominee dan penelitiannya yang berjudul 'Konservatisme Akuntansi dalam Perspektif Positive Accounting Theory: Studi pada Perbankan Syari’ah di Indonesia' sukses menyabet penghargaan sebagai Penelitian Dosen BOPTN Terbaik I pada rumpun ilmu Integrasi Ilmu.
  2. Dr. Ade Fakih Kurniawan, M.Ud., berhasil lolos menjadi nominee dan penelitiannya yang berjudul 'Cultural Negotiation, Authority, and Discursive Tradition: The Wawacan Seh Ritual In Banten' sukses menyabet penghargaan sebagai Penelitian Disertasi Terbaik I pada rumpun ilmu Studi Islam (Tafaqquh Fiddin)
  3. Dr. Muhammad Akmaluddin, M.S.I., berhasil lolos menjadi nominee dan penelitiannya yang berjudul 'Kuasa, Jaringan Keilmuan, dan Ortodoksi: Diskursus Hadis di Al-Andalus Abad II VIII - III/IX' sukses menyabet penghargaan sebagai riset Disertasi Terbaik I pada rumpun ilmu Integrasi Ilmu
  4. Syarifah Isnaini, M.A., berhasil lolos menjadi nominee dan penelitiannya yang berjudul 'Partisipasi Publik Perempuan Jamaah Tabligh di Desa Temboro, Jawa Timur' sukses menyabet penghargaan sebagai Tesis Terbaik I pada rumpun Ilmu Studi Islam (Tafaqquh Fiddin)
  5. Akmal Ihsan, M.E., berhasil lolos menjadi nominee dan penelitiannya yang berjudul 'Determinan Pertumbuhan Ekonomi di Negara OKI dengan Tata Kelola Negara sebagai Variabel Moderasi Tahun 2005-2019' berhasil meraih penghargaan sebagai riset Tesis Terbaik III pada rumpun ilmu Sosial Humaniora
  6. Dr. Abdul Qoyyum, SEI, M.Sc.Fin., berhasil lolos menjadi nominee Disertasi Terbaik rumpun Ilmu Sosial Humaniora, diikuti oleh berbagai PTKI baik swasta maupun negeri se-Indonesia

Sebagaimana informasi yang disadur dari website resmi Kementerian Agama RI,. dalam BCRR ini, dilakukan seleksi penelitian terbaik dari masing-masing PTKI dan Kopertais. Hadir, pimpinan PTKI, negeri dan swasta, pimpinan Kopertais, Wakil Rektor/Wakil Ketua I, Ketua LP2M/P3M, dan Kepala Pusat Penelitian di lingkungan PTKI negeri dan swasta.

Plt. Direktur Diktis, Syafi'i menyampaikan bahwa sudah seharusnya PTKI melahirkan riset-riset yang berkualitas, apapun disiplin ilmunya. Sebab, penelitian menjadi salah satu dari Tri Dharma perguruan tinggi. “Penelitian menjadi salah satu dari standar pengelolaan pendidikan tinggi yang sangat penting,” ujarnya.

“Riset adalah substansi dari perguruan tinggi keagamaan Islam. Melalui riset, produktivitas perguruan tinggi akan teruji, dan melalui riset pula seorang akademisi akan menunjukkan kapabilitas terbaiknya. Dan bagi PTKI, produktivitas riset ini sangat tinggi," ujar Syafi'i yang juga melamar sebagai Kapusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.

Kegiatan BCRR ini, kata Syafi'i, merupakan salah satu cara Diktis melakukan akuntabilitas akademik dan publik atas temuan-temuan dan kontribusi penelitian di lingkungan PTKI kepada masyarakat luas. “Dunia akademisi harus mampu mempertanggung jawabkan keandalan dan kontribusinya kepada masayarakat, baik yang bergantung pada anggaran negara yang diterimanya maupun studi penyelesaian yang telah dilakukannya,” jelasnya.

Rektor IAIN Gorontalo, Zulkarnain Suleman, bersyukur dipercaya sebagai tuan rumah BCRR ke-2. Menurutnya, merupakan kehormatan yang dipercaya sebagai tuan rumah bahkan dua tahunan ini.

“Alhamdulillah, telah diumumkan penganugerahan para peneliti terbaik. Selamat buat para peraih penghargaan. Ini adalah hasil objektif,” ujarnya.

Terpisah, Koordinator Subdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Suwendi, menambahkan, penelitian yang diseleksi dalam BCRR, berasal dari penelitian dosen yang dibiayai dari BOPTN Penelitian dan/atau PNBP bagi PTKIN yang BLU dan penelitian untuk penyelesaian studi berupa disertasi, tesis, dan skripsi. Riset ini dikalahkan dalam empat rumpun ilmu, yaitu: studi Islam (tafaqquh fiddin), sosial humaniora, sains dan teknologi, serta integrasi Ilmu.

“Semuanya dinilai berdasarkan beberapa indikator, antara lain: inovasi, kebaruan, teori dan metodologi, kualitas hasil penelitian yang terpublikasi melalui penerbitan/jurnal, dan nilai kemanfaatan bagi pengembangan keilmuan dan masyarakat,” urai Suwendi.

“Dewan juri BCRR, bukan hanya dari para reviewer nasional yang menetapkan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, tetapi juga dari para ahli yang berasal dari sejumlah Kementerian/Lembaga lainnya, seperti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Bappenas, dan sejumlah tokoh dan lembaga lainnya ,” tegasnya. (Weni/Ihza)