119 ASN Lingkup UIN Sunan Kalijaga Ikuti CAT Indeks Profesionalisme dan Moderasi Beragama Tahap 2

Sejumlah 119 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengikuti Computer Assisted Test (CAT) Indeks Profesionalisme dan Moderasi Beragama tahap 2, bersamaan secara serentak dengan ASN seluruh Indonesia di lingkup kementerian Agama. Kegiatan ini berlangsung sehari penuh di kampus UIN Sunan Kalijaga, 28/2/2022. CAT Indeks Profesionalitas dan Moderasi Beragama kali ini terbagi dalam tiga sesi, diikuti oleh Tendik Bagian Organisasi Kepegawaian dan Hukum, Tendik pada Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD), Tendik dan Dosen yang belum mengikuti CAT tahap 1, para pejabat (Rektor, para Wakil Rektor, para Kepala Biro, Kepala Lembaga dan Unit, serta pimpinan Dekanat), dan juga titipan dari berbagai tilok untuk ASN yang sedang bertugas di Yogyakarta. CAT berlangsung di ruang training ICT, gedung K.H. A. Wahab Hasbullah, kampus UIN Sunan Kalijaga. Sementara itu, secara keseluruhan untuk lingkup Kementerian Agama berlangsung serentak pada hari yang sama di 1160 titik lokasi, di seluruh Indonesia.

Pelaksanaan CAT didahului dengan dengan seremonial dipimpin langsung oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. “Survey ini bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat profesionalitas dan moderasi beragama setiap ASN sebagai dasar penilaian dan evaluasi dalam upaya pengembangan,” terang Menag Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan sambutan melalui rekaman video yang disiarkan kepada semua titik lokasi CAT, Selasa (28/2/2022).

Kepada jajarannya, Gus Men, panggilan akrabnya, mengingatkan bahwa ASN Kemenag merupakan etalase pelayanan bagi instansinya. Kualitas pelayanan kepada masyarakat akan tercermin melalui sikap dan perilaku para ASN-nya. “Kementerian Agama perlu secara masif melakukan penguatan terhadap jajaran. Penguatan tersebut dimulai dari membangun mind set dan culture set profesional bagi setiap insan ASN Kementerian Agama,” tegasnya.

Dijelaskan Menag, pembinaan pegawai Kementerian Agama sudah berada pada jalur yang benar. Terbukti, Kemenag dalam kurun waktu dua tahun berturut-turut diganjar penilaian “baik” pada penerapan sistem merit dan memperoleh penghargaan dalam seleksi pengisian jabatan pimpinan tinggi oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

Dalam waktu dekat, lanjut Gus Men, untuk pertama kalinya akan diresmikan Pusat Penilaian Kompetensi (Puspenkom) Kementerian Agama. Sehingga, berbagai macam pemetaan dan spektrum penilaian seluruh ASN Kementerian Agama di masa yang akan datang dapat dilakukan melalui Puspenkom, tanpa harus bergantung terhadap ketersediaan sarana kementerian/lembaga lain. “Tentu saja hal tersebut bukanlah awal dan akhir dari pembenahan SDM kita, namun merupakan milestone yang harus kita jaga dan tingkatkan bersama-sama,” sebutnya.

Hal senada disampaikan Sekjen Kemenag Nizar. Menurutnya, sistem merit merupakan kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, kinerja dan disiplin secara adil dan wajar tanpa membedakan latar belakang, ras, suku dan agama. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah yang terstruktur dan terukur guna menentukan treatment yang tepat bagi penguatan ASN Kementerian Agama.

“Transformasi ASN Kementerian Agama menjadi ASN yang profesional dan moderat merupakan sebuah keniscayaan. ASN Kementerian Agama harus menjadi agent of change dalam memberikan layanan terbaik bagi umat,” ujarnya.

Dijelaskan Nizar, dengan pegawai lebih dari 200 ribu, Kemenag merupakan kementerian dengan jumlah ASN terbesar di Indonesia. Melalui survey berbasis CAT ini, dilakukan pengukuran secara masif sebagai upaya mendapatkan peta profesionalisme dan moderasi beragama ASN Kementerian Agama.

Kepala Biro Kepegawaian Setjen Kemenag Nurudin menambahkan, pendekatan CAT dipilih dalam survey ini karena infrastrukturnya telah teruji dalam seleksi calon ASN Kementerian Agama. Sejak 2018 sampai 2022, sistem CAT ini telah dilakukan empat kali dalam seleksi hampir 900 ribu calon ASN. Perangkat ini terbukti efektif dalam pelaksanaan tes secara masif. (Weni/Dimas)