Bekerja Sama dengan Pusdiklat Tenaga Administrasi, UIN Sunan Kalijaga Gelar ToT Penguatan Moderasi Beragama


“UIN Sunan Kalijaga seharusnya ditetapkan sebagai pelopor moderasi beragama, dan hal ini bukanlah tanpa alasan. Prof. Mukti Ali yang menjabat sebagai Guru Besar dari Sunan Kalijaga pada saat itu, ditunjuk oleh Presiden Soeharto sebagai Menteri Agama. Dalam kapasitas tersebut, beliau mengusung trilogi Konsep Agama. Keberhasilan beliau dalam memelihara kedamaian di tengah keberagaman merupakan salah satu pencapaian yang signifikan. Pemikiran dan gagasan beliau tetap relevan dan menjadi bagian integral dari komitmen kita untuk tetap terbuka terhadap keberagaman”

Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, dalam Pembukaan kegiatan Training of Trainers (ToT) Penguatan Moderasi Beragama yang diselenggarakan di Platinum Hotel Yogyakarta pada Kamis (24/10/2024). Sejumlah tokoh terkemuka turut hadir dalam kegiatan tersebut, diantaranya: Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Prof. Dr. Istiningsih; Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Kerja Sama, Dr. Mochamad Sodik; Kepala Biro AUK, Dr. Ali Sodiq; Kepala Biro AAKK, Ir. Sunarini; para pimpinan di lingkungan UIN Sunan Kalijaga, Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Dr. Syafi.i; dan pejabat terkait.

Lebih lanjut, Rektor yang juga merupakan ilmuwan terkemuka mengungkapkan bahwa sikap moderasi beragama di UIN Sunan Kalijaga tercermin dalam kehadiran mahasiswa dengan latar belakang agama yang berbeda, termasuk Romo dan pendeta yang mempelajari Konsep Islam Nusantara di kampus PTKIN tertua ini. Meskipun mereka awalnya merasa khawatir akan menghadapi praktik agama yang cukup militan, kenyataannya mereka menemukan suasana pembelajaran yang terbuka dan nyaman. Selain itu, institusi ini telah meluluskan beberapa doktor dari berbagai latar belakang agama, yang menunjukkan komitmen yang kuat terhadap moderasi beragama.

Prof. Noorhaidi menambahkan bahwa kegiatan ToT yang bekerja sama dengan Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama tersebut merupakan bagian integral dari komitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman, damai, harmonis, serta toleran dengan menghargai perbedaan. Dalam pandangannya, para pendidik memiliki tanggung jawab untuk membentuk generasi bangsa yang berpikiran terbuka dan moderat, sehingga mahasiswa mampu menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks dengan sikap yang elegan dan nyaman.

Figur yang pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum ini juga menambahkan bahwa dari kegiatan ini diharapkan dosen-dosen dapat menjadi pelatih yang handal dalam menyebarluaskan moderasi beragama. Dengan demikian, para pendidik diharapkan mampu mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama dalam pembelajaran dan interaksi di kampus, sehingga dapat menciptakan lingkungan akademik yang harmonis dan inklusif. Hal ini penting untuk membentuk generasi yang tidak hanya memiliki pemahaman agama yang baik, tetapi juga mampu menghargai keberagaman dalam masyarakat.

Sementara itu, Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Dr. Syafi'I dalam sambutannya menjelaskan bahwa kerjasama Training of Trainers (ToT) Penguatan Moderasi Beragama dengan UIN Sunan Kalijaga merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya diperuntukan bagi para pemimpin, yakni Wakil Rektor dan para Dekan. Lain halnya dengan saat ini yang diikuti oleh 30 dosen dari berbagai fakultas di UIN Sunan Kalijaga.

Syafi'i menekankan pentingnya ekspansi pelatihan moderasi beragama melibatkan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) dan kantor wilayah. UIN Sunan Kalijaga sebagai PTKIN yang reputasinya tidak diragukan lagi dianggap sebagai partner kerja sama yang tepat dan harus dioptimalkan untuk mendisiminasikan pemikiran, gagasan, dan semangat moderasi beragama. Lebih lanjut ia menuturkan bahwa Tri Dharma Perguruan Tinggi berperan sebagai instrumen penting dalam mendiseminasikan gagasan dan sikap moderasi beragama. Moderasi beragama harus dibongkar hingga ke aspek epistemologi, dan hal tersebut hanya dapat diaktualisasikan oleh dunia kampus.

Ia menambahkan bahwa sejak terbitnya Peraturan Presiden No. 58 Tahun 2023, moderasi beragama telah menjadi program nasional. Hal ini dianggap penting untuk menjaga keutuhan NKRI sebagai tanggung jawab bersama. Perpres tersebut mengamanatkan pembentukan sekretariat bersama moderasi beragama. Diakui bahwa moderasi beragama perlu menyentuh semua level dengan berbagai instrumen dan bergerak secara simultan untuk mewujudkan masyarakat yang rukun, damai, toleran, dan moderat demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. “Semoga setiap ikhtiyar kita uuntuk menghadirkan kebajikan senantiasa mendapatkan ridho Allah SWT” pungkasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara UIN Sunan Kalijaga dan Pusdiklat Tenaga Administrasi yang ditandatangani oleh Rektor dan Kepala Pusdiklat, didampingi oleh Wakil Rektor dan Kepala Biro.

Selanjutnya, sebagai simbol dimulainya kegiatan Training of Trainers (ToT) Penguatan Moderasi Beragama, yang akan berlangsung Kamis, 24 Oktober 2024 hingga Selasa, 29 Oktober 2024. Dr. Zamakhsari dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Kanita Khoirun Nisa, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, serta Suharto, calon dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, menerima pengalungan ID card. Pengalungan ini dilakukan oleh Rektor dan Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi, yang menandakan komitmen bersama dalam program penguatan moderasi beragama.