UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Mewisuda 696 Orang Sarjana Secara Virtual
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. Phil Al Makin, MA., mewisuda 696 orang wisudawan/wisudawati secara virtual, bertempat di Gedung Prof. Soenarjo, 22/7/2020. Mereka yang diwisuda pada Wisuda Periode III TA 2019/2020 kali ini terdiri dari 570 orang lulusa Sarjana (S1), 120 orang lulusan Magister (S2) dan 6 orang lulus Doktor (S3). Sampai dengan wisuda kali ini, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta telah meluluskan 65.356 orang, 721 orang diantaranya bergelar Doktor, dan 6.523 bergelar Magister. Para alumni UIN Sunan Kalijaga ini tersebar di seantero pelosok negeri bahkan banyak yang berkarya di manca negara mengimplementasikan keilmuan di bidangnya masing masing untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negara sembari menyebarkan nilai nilai Islam yang rahmat untuk seluruh alam semesta ini.
Dalam sambutannya selesai mewisuda, Rektor baru UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang akan menahkodai Kapal Besar UIN Sunan Kalijaga menuju universitas berkelas dunia untuk periode 2020 sd. 2024, Prof. Al Makin antara lain menyampaikan, UIN Sunan Kalijaga pertama kali mewisuda secara daring, ini wisuda yg bersejarah. Wisuda era corona, mungkin ini akan memberi kenangan spesial bagi kita semua. Semua bangsa semua negara mengalami cobaan virus corona, kasus masih terus meningkat, para ilmuwan berlomba mencari vaksin dan formula. Semua mengamati covid19.co.id atau situs2 yang lain.
Banyak orang terdekat dan kita kenal pergi karena ini, beberapa dosen PTKIN seperti UIN Surabaya dan Makasar, alhamdulillah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta semoga diselamatkan terus. Kasus di Indonesia meningkat karena Indonesia berpenduduk paling banyak di Asia tenggara, mendapat tantangan paling berat, seperti juga Filipina. Amerika sebagai negara besar juga kewalahan dalam mengatasi ini. Maka waspadalah dan patuhi protokol kesehatan, pesan Prof. Al makin.
Anda tidak hanya jadi sarjana, tapi juga harus jadi sarjana yang sehat, dan selamat. Jaga jarak, pake masker, cuci tangan, makan sehat, berolahraga, riang gembira, jaga mood Anda, hindari sedih dan stres, banyaklah berdoa dan menghibur diri, demikian Prof. Al Makin mewejang para alumni UIN Sunan Kalijaga yang mengikuti wisuda virtual kali ini.
“Selaku Rektor saya ucapkan selamat anda menjadi sarjana, saya kembalikan kepada orangtua anda setelah sekian waktu kalian mengikuti bimbingan, mengejawantah ilmu dan agama Islam, terlibat di kampus belajar bersama dosen, berorganisasi, bergaul berteman, dan berlatih menjadi manusia Indonesia,” kata Prof. Al Makin.
Prof. Al Makin berharap, mereka yang diwisuda dapat menjadi duta-duta dan agen-agen yang mencitrakan kampus UIN Sunan Kalijaga, tempat Islam yg ramah, toleran, berwatak keragaman menghargai budaya ragam Indonesia, menghargai nilai-nilai Sunan Kalijaga itu sendiri sebagai wali, sunan tanah Jawa yang kreatif, mengemas nilai-nilai keislaman dengan budaya Jawa.
Rektor juga berharap, para alumni baru ini dapat meniru tokoh Sunan Kalijaga mengemas ilmu segala jurusan: Ushuluddin, Syariah, Dakwah, Tarbiyah, Sainsteks, Fishum, Adab, Pascasarjana, dapat menjadi problem solving yang dibutuhkan masyarakat. Ilmu adalah satu hal, amal adalah hal lain. Ilmu dipelajari di kampus, amal di masyarakat, kerja di kantor atau lapangan kerja. Ilmu itu bahan, amal itu praktek, papar Prof. Al Makin.
Akhir-akhir ini pendidikan selalu dituntut untuk sesuai dengan kesempatan kerja dan industri, semua diukur dengan kerja dan pasar. Tentu itu adalah masa depan para wisudawan saat ini, dan itu yang menjamin kehidupannya. Tetapi tolong garis bawahi pendidikan sesungguhnya adalah membangun moral, karakter, dan mental. Banyak orang sukses diluar pendidikan: Bill Gate pendiri Microsoft, Steve Job pendiri Apple McCintosh, Mark Zuckerberg pendiri Facebook. Di Indonesia para pebisnis atau menteri terkenal seperti Susi Pujiastuti juga tidak dididik dalam pendidikan manual. Bukan berarti tidak harus sekolah, tetapi sekolah formal mempunyai tantangan untuk memodifikasi diri. Bukan berarti juga sekolah kurang bermanfaat. Karena itu semua sarjana UIN Sunan Kalijaga harus menjawab ini, bahwa UIN Sunan Kalijaga itu relevan dengan dunia yang terus berubah.
Pendidikan tidak hanya berorientasi sains, tetapi menyangkut bidang seni, bahasa, sastra dan olahraga. Pendidikan itu luas untuk dunia. Pendidikan hendaknya tidak hanya diorientasikan pasar dan kerja. Pasar memang penting, ekonomi juga penting. Tetapi jangka panjang generasi kita membutuhkan akhlaq dan karakter yang baik. Terbukti yang berguna bagi bangsa ini adalah moral: sebagai pejabat ya yang berakhlaq, sebagai pedagang ya yang berakhlaq, juga sebagai akademisi demikian adanya. Maka mental kuat, berfikir kritis, seni dan olahraga perlu mendapat tekanan disini dalam pendidikan tidak hanya melulu kerja dan industri.
Indonesia hendaknya tidak hanya memperhatikan ekonomi yang mendesak, tetapi jangka panjang bagaimana mencetak generasi unggul dalam mental, yaitu generasi yang tanpa kenal menyerah, berusaha terus, berfikir kritis, menyukai seni dan keindahan, dan berolahraga supaya sehat. Prestasi akan mengikuti, tidak hanya dalam arti individu tetapi dalam arti kolektif secara bersama.
Dalam wisuda yang sangat bersejarah ini, karena situasi covid-19, hendaknya lebih mawas diri, kontemplasi dalam-dalam, dan merenung demi kebaikan bersama. Kita disatukan oleh virus ini, karena kesamaan nasib: virus menyerang siapa saja tanpa memandang ras, budaya, bangsa dan agama. Kita melihat banyak PHK, perusahaan tutup, mall sepi, pasar menurun, ekonomi berkurang secara global tidak hanya di Indonesia.
Setiap krisis melahirkan jawaban dan orang besar, crisis makes great leaders. Andalah great leaders itu, krisis juga menciptakan peluang. Pada krisis global 1998, banyak orang sukses mendadak karena membeli saham dan bank. Saat krisis berakhir mereka jual lagi. Menguntungkan. Itulah kreativitas. Jadikanlah pendemi covid-19 sebagai kesempatan untuk berinovasi, berkreasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
UIN Sunan Kalijaga sudah menyumbang kader terbaiknya untuk bangsa ini. Banyak tokoh-tokoh dari eksekutif, legislatif, dan para hakim, para kyai, para tokoh lokal dan nasional lahir dari UIN Sunan Kalijaga. Para bupati, para gubernur, para anggota DPR dari UIN Sunan Kalijaga. Tokoh nasional dan tokoh dunia lahir dari UIN Sunan Kalijaga. Pak Mukti Ali adalah menteri agama era Pak Harto, beliau menjadi ideolog, Pembangunan Jasmani dan Pembangunan Rohani, juga kerukunan umat beragama menjadi asas cukup lama di Indonesia. Ini digunakan Pak Harto sebagai fondasi pemerintahan beliau. Saat ini kita punya Amin Adullah dengan simbol integragsi interkoneksi yg dipakai seluruh PTKIN perguruan tinggi Islam dunia. Dan jangan lupa,Rektor sebelum saya, Yudian Wahyudi masih duduk sebagai kepala BPIP, Badan Pembina Ideologi Pancasila. Kecintaan beliau pada Pancasila gak usah diragukan. Rektor Simuh simbol kesederhaan dengan sepeda onthelnya. Jadikan mereka sebagai metivator, demikian wejangan Prof. Al makin untuk para alumni baru UIN Sunan Kalijaga.
Terkait rencana pembangunan kampus II, Prof. Al Makin menyampaikan, UIN Sunan Kalijaga berusaha keras meneyelesaikan kampus 2 Pajangan . Itu cita-cita 5 Rektor sejak Rektor Prof. Musa, Prof. Minhaji, Prof. Machasin, Prof. Yai Sunan Anbiya Yudian, Dr. Yai Sahiron. Ini Amanah besar kepemimpinan baru.
Saya dan Pak Wakil Rektor 2 Yai Dr. Sahiron sudah menghadap dan memohon komisi 8 DPR RI jumpa dengan Pak Ketua yang baik hati dan hebat Pak Ihsan dan Gus Yai yang bijaksana itu Maman Imanul Haqq, beliau dan teamnya insyaallah bersedia membantu untuk mendorong menganggarkan ini, supaya lunas. Kita doakan beliau dan teamnya supaya lancar dan karirnya juga berkah. Saya berdoa untuk para legislatif, eksekutif, para alumni UIN Sunan Kalijaga bantu kampus ini untuk kampus 2 ini. Tolong dengarkan suara hati rakyat Pajangan yang menunggu penyelesaian, harap Prof. Al Makin.
Semoga sinergi antara DPR, Bappenas, dan Kementrian Agama memberi syafaat dan rahmat pada kita untuk menyelesaikan ini. Kita semua berdoa agar para stakeholders dan alumni UIN Sunan Kalijaga saling bahu membahu soal kampus 2 Pajangan masa depan kita. Bayangkan kita akan membuka, kedokteran, kesehatan masyarakat, laboratorium yang besar, maritim, dan lain-lain. Kampus ini sudah tidak muat, kampus ini berserjarah tetapi para peminat UIN Sunan Kalijaga terus meningkat. Jadi kampus Pajangan hendaknya kita selesaikan. Rektor tidak bisa sendirian, UIN Sunan Kalijaga tidak bisa sendirian membutuhkan kerjasama, komunikasi, saling mengerti, silaturahim, bahu membahu semua pihak, pungkas Prof. Al Makin.
Muhammad Rafi, salah satu wisudawan yang lulus dengan predikat tercepat-terbaik dari Fakultas Ushuluddin dan pemikiran Islam kepada humas menuturkan, Hari ini saya mengikuti wisuda virtual UIN Sunan Kalijaga, ada berbagai gejolak perasaan yang saya rasakan baik senang sedih bahagia dan sebagainya. Wisuda virtual ini adalah wisuda daring pertama yang dilakukan dalam sejarah UIN Sunan Kalijaga, ada berbagai kelebihan dan kekurangannya, namun yang terpenting adalah keterhubungan perasaan kita semua dalam situasi sulit ini untuk saling menguatkan dan berjuang melalui semuanya.
Wisuda ini memberikan kesan mendalam dan membuat saya merasakan perasaan yang campur aduk, senang, gembira sedih dan juga tangisan kebahagiaan. Semoga dalam waktu dekat UIN Suna Kalijaga dalam menjadi kampus bertaraf internasional setara dengan kampus lain di Asia maupun dunia sekaligus kampus membumi yang memberi dampak positif secara langsung bagi Indonesia, demikian harap Rafi.
Dan, selamat menempuh hidup baru untuk wisudawan dari Prodi Ekonomi Syari'ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Muhammad Nur Najhan, yang melaksanakan pernikahannya bersamaan dengan Wisuda Virtual UIN Sunan Kalijaga, Periode III T.A. 2019/2020. (Weni/Doni)