Dari Bedah Buku Biografi Prof. Yudian Wahyudi; Pancasila itu Mukjizat Ideologi dari Allah SWT untuk Bangsa Indonesia
foto bersama dengan salam pancasila
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Phil Al Makin mengatakan, Prof. Yudian Wahyudi memiliki 3 karakter baik yang bisa dicontoh oleh siapa saja untuk menjadi sukses. Yakni Menghargai persahabatan, menjunjung tinggi kejujuran dan keras dalam memperjuangkan mimpi-mimpinya. Pak Yudian memiliki sifat sangat bersahabat dengan siapapun termasuk dengan semua muridnya. Hal itu terlihat, beliau selalu memberi jalan yang mudah semua muridnya dan siapapun yang berurusan dengan beliau. Beliau juga bisa menjadi sahabat yang melampaui kesusahan dan kesenangan. Pak Yudian selain jujur juga memiliki insting kejujuran yang tinggi. Jadi beliau tahu saat berhubungan dengan seseorang itu jujur atau tidak jujur, tulus atau tidak tulus. Pak Yudian juga merupakan sosok yang keras dalam berjuang, baik sebagai pribadi dalam memperjuangkan cita-citanya, maupun sebagai pendidik ataupun ketika diberi amanah memimpin suatu lembaga. Pak Yudian juga merupakan sosok yang tidak pernah berputus asa, mengktitisi diri sendiri hingga menemukan jati diri. Sosok motivator yang telah banyak melahirkan murid-murid yang sukses berkat motivasi dari beliau.
Hal tersebut disampaikan Prof. Al Makin saat membuka forum Badah Buku “Universalitas Pancasila Yudian Wahyudi-Percikan Biografi Intelektual, Spiritual dan Internasional,” karya Waryani Fajar Riyanto, diterbitkan oleh Penerbit Suka Press, di Gedung Prof. RHA. Soenarjo, SH., kampus UIN Suka, Selasa, 14/4/2021. Waryani Fajar Riyanto merupakan Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, yang produktif dalam menulis buku. Banyak karya tulisannya yang mengupas tentang biografi tokoh Islam di Indonesia, seperti Buya Syafi’i Ma’arif dan Prof. Amin Abdullah. Waryani pernah menerima penghargaan dari Kementerian Agama RI atas prestasinya menulis 101 Buku ke-Islaman pada tahun 2014. Buku karya terbarunya tentang Biografi Prof. Yudian Wahyudi setebal hampir 700 halaman ditulisnya dalam waktu 1 bulan, berdasarkan data-data perjalanan karir Prof. Yudian Wahyudi, bukan dari wawancara langsung dengan Prof. Yudian wahyudi.
Prof. Al Makin menyambut baik terbitnya Buku Biografi Prof. Yudian Wahyudi. Menurut Prof. Al Makin, buku ini menandai perjalanan intelektual seorang Waryani Fajar Riyanto. “Mas Fajar sangat piawai dalam menulis biografi para tokoh. Mas Fajar tidak pernah ragu membesarkan para tokoh yang dia tulis. Karena itu menjadi berkah bagi dirinya dan semua orang yang mencotoh karakter baik para tokoh itu,” kata Prof. Al Makin. Bedah Buku kali ini menghadirkan pembahas, Ketua Senat UIN Suka, Prof. Siswanto Masruri, dan Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan Kerja-sama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Suka, Dr. Shofiyullah Muzammil.
Sekilas tentang buku Biografi Prof. Yudian Wahyudi, Waryani menjelaskan, Buku Universalitas Pancasila Yudian Wahyudi merajut sejarah intelektual, spiritual, dan internasional Yudian Wahyudi selama 60 tahun kiprah dan khidmatnya untuk umat, negara dan masyarakat (1960 – 2020), Dari Dekan, Asdep, Rektor, President of Asian Islamic Universities Association, hingga dilantik Presiden menjadi Kepala BPIP. Merajut jiwa “santri – tentara” dalam bingkai Ke-Islaman dan Kebangsaan. Karir akademik Yudian Wahyudi diawali saat santri “sarungan” itu menjadi juara lomba pidato di Ponpes Tremas, kuliah di Jurusan Peradilan Agama, Fakultas Syari’ah, IAIN Sunan Kalijaga, dan Fakultas Filsafat UGM menekuni free will dan membumikan al Qur’an pemikiran Syari’ati, memproklamirkan “selamat datang kematian,” penerjemah bahasa Arab-Inggris-Perancis, menjadi peserta Program Pembibitan Dosen, ke McGill, menggeluti bidang filsafat hukum Islam, fikih, ushul fikih, pemikiran Islam kontemporer, studi Qur’an, hermeneutik, sejarah politik hukum, legal maxin, integrasi sains dan interfaith dialogue. Lalu Yudian bergeser ke internasionalisasi fikih Indonesia hingga mendapat gelar MA. Ke pembaharuan pemikiran filsafat Islam kontemporel tiga negara hingga meraih gelar Ph.D., hingga kemudian kembali lagi ke Syari’ah lewat pidato ilmiahnya tentang Maqashid syari’ah. Secara spiritual Yudian telah mendapan “Wahyudi” (wahyu-din: wahyu agama) melalui isyarat ketiban ndaru, sehingga ia selalu shalat hajat, mendirikan Pesantren Nawasea, Yayasan Averroes, Tarekat Sunan Anbiya, hingga Majelis Ayat Kursi.
Sementara kiprahnya di dunia internasional telah dikisahkan dalam serial tetralogi buku “Jihat Ilmiah,” Dari Tremas ke Harvard, dari Harvard ke Yale dan Princeton, dari McGill ke Oxford, dan pengalaman mengajar di Amerika. Dari mengikuti Program Visiting Scholar di Harvard Law School (HLS), Boston, USA (2002-2004), dilanjutkan menjadi Profesor Islamic Studies di Tufts University, Medford, Massachussets, USA (2004-2005), dan menjadi anggota American Association of University Professors (2005-2006). Yudian telah melakukan Isra’ Mi’raj Sidratul Muntaha Ilmiah melalui presentasi dan seminar di lima Benua; Asia, Afrika, Australia, Eropa dan Amerika, serta menerbitkan makalah-makalahnya di jurnal internasional, salah satunya di Oxford University Press. Menurut Waryani fajar, pemahaman atas nalar ketauhidan ilmu antara qur’aniah-kauniyah-nafsiah dan hukum kepasangan adalah salah satu kunci memahami pemikiran seorang Yudian yang hendak mengintegrasikan secara kongkrit antara mistiknya al-Gazhali dengan rasionalitas sains-nya Ibnu Rusyd.
Kini Yudian mendapatkan amanah baru sebagai sebagai kepala BPIP (2020) untuk dapat membumikan Pancasila. Bahwa Sila ketuhanan Yang Maha Esa itu harus dibumikan ke dalam sila keempat, menuju sila kedua, sehingga tercapai sila Persatuan Indonesia, maka baru terwujudlah sila Keadilan Sosial. Pancasila adalah Mukjizat Ideologi atau “Lailatul Qadar” bangsa Indonesia. Last but not least, Yudian tidak hendak menjadi seorang sejarahwan saja. Melainkan membuat dan membeli serta “melompati” sejarah (leap over history). Sepercik sejarah ini lebih menarik dari pada film Negeri 5 Menara. Demikian paparan singkat penulis, yang dikupas tuntas sepanjang hampir 700 halaman dalam buku Universalitas Pancasila Yudian Wahyudi, Percikan Biografi Intelektual, Spiritual, Internasional. Pihaknya berharap buku ini dapat menjadi inspirasi dan menyemangati generasi milenial penerus perjuangan bangsa dan agama.
Prof Yudian Wahyudi yang hadir di forum itu menyampaikan beberapa poin wejangan, diantaranya; Jika ingin menjadi orang besar/berpengaruh, maka pelajari proses hidup dan pemikiran orang-orang besar, dan jadikan tauladan dalam memperjuangan kesuksesan yang diimpikan. Untuk umat Muslim, pahami makna shalat dari wudlu sampai sujud. Selain makna transenden untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta (Allah SWT), shalat mengandung makna ekonomi. Makna ekonomi wudlu agar umat Muslim bertempat tinggal di pusat-pusat air. Makna sujud agar umat muslim selalu dekat dengan tanah. Makna transenden ini menyatu dengan makna ekonomi, agar umat Muslim setiap detik selalu berpikir, belajar, berbuat yang terbaik, menghidupkan pertanian, perdagangan dan seterusnya untuk memakmurkan alam semesta ini dengan ikhlas semata-mata untuk mencari ridla Allah SWT. Rasa iklas harus dimiliki setiap Muslim agar semua bisa berjalan baik. Wejangan yang lain; pelajari ilmu dengan baik sesuai yang diminati, lalu masukkan ilmu yang dikuasai ke dalam hati, dan dapatkan dokumen ilmu yang dipelajari agar ilmu kita diakui untuk bisa menjadi pemimpin/khalifah.
Sementara iyu, menanggapi terbitnya buku ini Prof. Siswanto Masruri menyampaikan penilainnya. Menurut prof. Siswanto, Pak Yudian itu memiliki cinta yang luar biasa, seperti lagunya Anang Asyanti. Cinta untuk keluarganya, untuk murid-murid dan kampusnya UIN Sunan Kalijaga, cinta untuk negara dan bangsa Indonesia. Pak Yudian itu cerdas, keras dan ikhlas. Pak Yudian juga memiliki insting kepemimpinan yang kuat, dan sukses melakukan suksesi kepemimpinan di kampus UIN Suka. Karena sebelum menjabat sebagai Ketua BPIP, sudah mengkader orang orang terbaik UIN Suka untuk memegang kursi kepemimpinan selanjutnya. Pak Yudian menghargai power sharing dan memiliki doa-doa yang mustajab untuk meraih kursi kepemimpinan, dan itu diajarkannya kepada setiap orang yang ditemuinya. Pak Yudian memiliki kemampuan riset dan bahasa asing yang luar biasa sehingga pemikirannya ke-Islamannya menjadi rujukan dunia.
Dr. Shofiyullah menambahkan argumennya tentang Sosok Prof. Yudian Wahyudi. Menurut Dr. Shofiyullah, Prof. Yudian Wahyudi merupakan sosok yg Keras sekaligus Lembut, Sesuai dengan temuan beliau bahwa hukum kepasangan antara positif-negatif yg menjadi dasar hukum utama penciptaan alam ini, sosok beliau juga terlihat sangat menjaga keseimbangan antara keduanya. Terkadang beliau tampil sebagai sosok yang keras bahkan sangat keras tapi sejurus kemudian beliau bisa menunjukkan sosok yang humanis dengan humor dan sapaannya yang akrab. Beliau sosok yang sangat kuat memegang prinsip bahkan bisa disebut tidak kenal kompromi saat prinsip dilanggar oleh siapapun. Kejujuran dan konsistensi itu menjadi ukuran utama bagi integritas seseorang di mata beliau. Beliau juga sangat kuat menjaga kehormatan diri dan martabat keluarga. Maqashid Syariah dirumuskan untuk mencapai, menjamin dan melestarikan kemaslahatan manusia di dunia dan khusus untuk umat Islam bisa sampai ke akhirat karena sudah memiliki kuncinya, kalimat tauhid.
Bagi beliau hifdz ird itu juga hifdz din dan hifdz nasl sekaligus hifdz aql dan hifdz maal.Kelimanya bisa berada dalam status dlaruri atau ha-ji juga tahsini secara bersamaan. Itulah implementasi dari maqashid syariah yang sesungguhnya bukan secara parsial dan gradual. Hukum Kepasangan antara unsur positif dan negatif menjadi parameter utama kesuksesan hidup di dunia, wassama-a rafa’aha wawadla’al mizan alla tathghau fil mizan (QS. Al-Rahman 7-8). Manusia tidak bisa membiarkan unsur positif melebihi kadar unsur negatif begitu juga sebaliknya. Kuluu wasyrabu wala tusrifuu, makan itu positif tapi kalau berlebihan jadi negatif. Karena itu Rasulullah mengajarkan untuk makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang, demikian tanggapan Dr. Shofiyullah. (Weni)