Prof. Al Makin; Jadikan KKN untuk Belajar Menjadi Arif di Era Modern
Prof. Al Makin dalam agenda Pelepasan KKN UIN Sunan Kalijaga angkatan 105, Selasa, 13/7/2021.
Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. AlMakin mengatakan, masa Pandemi Covid 19 tidak boleh menyurutkan semangat untuk melaksanakan program-program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan baik. Secara teori pelaksanaan KKN tentu saja terhambat karena tidak bisa terjun langsung ke ke lokasi KKN. Tetapi kemampuan pemanfaatan teknologi digital dengan baik, program-program KKN pasti dapat terealisasi meskipun secara Daring. Bila semua mahasiswa KKN dapat melakukan kolaborasi yang baik dengan Satgas Covid – 19 dan Pemerintah Daerah setempat, program – program KKN akan dapat memberi kemanfaatan yang optimal untuk masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Prof. Al Makin secara Daring dihadapan 2.882 orang mahasiswa dan 170 orang Dosen Pembimbing Lapangan, dalam agenda Pelepasan KKN UIN Sunan Kalijaga angkatan 105, Selasa, 13/7/2021. Sejumlah peserta KKN kali ini akan melaksanakan KKN secara hybrid ke seluruh pelosok tanah air, 13 Juli s/d 31 Agustus 2021.
Lebih jauh Prof. Al Makin menyampaikan, penelitian yang dilakukan Yuval Noah Harari mengungkap bahwa Homo Sapiens dapat bertahan hidup dalam jangka lama karena kemampuannya berkolaborasi. Ini bisa dijadikan pelajaran untuk melaksanakan program-program KKN dengan baik. Bahwa kemampuan berkolaborasi sangat penting dalam pelaksanaan KKN di era Pandemi sekarang ini. Kolaborasi yang baik dengan Satgas Covid – 19, Dinas/Instansi terkait, para pemangku kebijakan setempat, agar program-program KKN dapat bermanfaat/berkontribusi untuk memajukan masyarakat, tanpa harus slalu hadir ke lokasi KKN. Pelajari dan lakukan apa yang bisa dilakukan sesuai kondisi masyarakat setempat. Temukan ide-ide atau gagasan, lakukan musyawarah secara online, hingga melahirkan ispirasi-inspirasi dan semangat bagi masyarakat untuk melakukan sesuatu untuk lingkunganya.
Baca juga tentang Homo Sapiens:Perhelatan Akbar IPPBMM 2021 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Karya-karya sejarah yang ada di sekeliling kita, sesungguhnya menjadi pelajaran hidup pada kita saat ini. Candi Borobudur misalnya, karya seni reliefnya, memberi gambaran proses hidup manusia menuju kesempurnaan. Seni relief dua tingatan Kamadatu dan Rupadatu; menggambarkan kehidupan manusia di dunia yang penuh keburukan, nafsu, dan bergelimang dosa, berproses menjadi manusia yang bisa mengendalikan nafsu sehingga membuat kehidupan dunia, alam semesta di seisinya menjadi lebih baik, dan semakin baik. Seni Arupadatu yang tanpa relief menggambarkan kehidupan yang religius, dan spiritual tertinggi, yang mengagungkan perdamaian, penuh keselamatan jiwa. Seni Relief pada Candi Prambanan menggambarkan kisah Ramayana yang juga memberi pesan moral/ajaran yang disebut Asta Brata. Laku yang baik/nasehat/ajaran yang baik, agar manusia menyesuaikan diri dengan alam, matahari, angin, lautan, bulan, bintang, dan seterusnya. Terus belajar pada alam semesta dan tidak berbuat kerusakan. Ajaran-ajaran tersebut sejalan dengan yang diperintahkan dalam Al Qur’an. Maka belajarlah dengan cermat, agar tidak salah tafsir. “Maka selama melaksanakan KKN belajarlah untuk saling memahami, saling mendengar, mudah memaafkan, dan jadikan semua yang ditemui dalam KKN sebagai guru untuk belajar mencapai kesepakatan dan berkarya bersama,” demikian pesan Prof. Al Makin untuk para peserta KKN.
“Belajarlah menjadi pembicara dan pendengar yang baik selama KKN. Selami setiap pesan dari semua mitra, agar dapat memetik buah kearifan sebagai bekal hidup yang baik di era modern ini. Dan jangan lupa menjadi tauladan masyarakat dalam berpola hidup sehat, dan menerapkan protokol kesehatan,” imbuh Prof. Al Makin.
Semantara itu, Ketua Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), Trio Yonathan Teja Kusuma, S.T., M.T., dalam laporannya menyampaikan, KKN angkatan 105 kali ini merupakan KKN semester pendek, memberangkatkan sejumlah 2.882 orang peserta, ke wilayah DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan luar Jawa ( Lombok Barat-NTB, Tanggamus-Lampung), dan KKN luar negeri yakni; Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang berasal dari Malaysia akan ber-KKN di Sarawak). 81% peserta KKN merupakan KKN Mandiri, artinya mereka memilih sendiri lokasi KKN di daerah asal Mahasiswa, dikarenakan Pandemi Covid-19 yang belum usai. KKN Reguler 6%, KKN Konversi 3%, KKN Tematik 9%, dan KKN Luar Negeri 1%. Mereka berasal dari Fakultas Saintek, Isoshum, fakultas-fakultas agama; Dakwah dan Komunikasi, Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Adab dan Ilmu Budaya, Syari’ah dan Hukum, Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, dimana peserta dari Saintek dan Isoshum diintegrasikan, dan dikolaborasikan dengan peserta dari Fakultas Agama, agar diperoleh pengabdian yang lebih berkualitas. Sebaran wilayah KKN dari aceh hingga ujung Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah. KKN Tematik ada di DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur. KKN Konversi di DIY, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah. KKN Mandiri ada di DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Serawak, Nusa tenggara Barat. KKN Reguler ada di DIY, Jawa Tengah. Dan KKN Luar Jawa ada di Lampung dan NTB.
Mekanisme pelaksanaan KKN, selama PPKM dilaksanakan secara Daring, berkoordinasi secara online dengan Satgas Covid-19, dan Pemerintah setempat. Apa saja program-program yang bisa dilakukan sesuai kondisi wilayah, sehingga setelah PPKM berakhir, program-program langsung disa dilaksanakan baik secara Daling, dan bila memungkinkan bisa kondusif bisa terjun ke lapangan. Sementara untuk mempermudah dan mengoptilalkan koordinasi, pelaksanaan program KKN, dan laporan pelaksanaan KKN, LPPM sudah membuatkan aplikasi online untuk Mahasiswa Peserta KKN Dan DPL. Dan setelah selesai pelaksaaan KKN ini akan diterbitkan menjadi Buku berikut hak ciptanya. Sehingga menjadi sejarah pelaksaan KKN di masa Pandemi. Agar program – program KKN online kali ini dapat berjalan optimal, UIN Sunan Kalijaga mendapatkan fasilitas jaringan digital yang memadahi dari Kementerian Komunikasi dan Informasi, yang bekerja-sama dengan Pusat Studi Kecerdasan Digital (PSKD) UIN Sunan Kalijaga, demikian papar Trio Yonathan.
Untuk keperluan itu semua, maka sebelum pelepasan KKN kali ini, para peserta KKN telah mendapatkan pembekalan literasi digital dari para pakar digital yang tergabung dalam PSKD UIN Suka; diantaranya: Dirjen Aptika Kemkonminfo, Samuel A. Pangarepan, Wakil Rektor bidang Kemahasiwaan dan Kerja-sama, Dr. Abdur Rozaki, Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dr. Muhrisun, M. Ag., M.SW., B.SW., Ketua Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, Trio Yonathan Teja Kusuma, S.T., M.T., Anggi Jadmiko, MA., Dian Eko Parmanasari, MA., Widowati Maisarah, MA., Halimatus Sa’diyah, M. Ikom.
Pelepasan KKN kali ini juga dihadiri oleh Bupati Sleman, Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo, Wakil Bupati Tanggamus, H. AM., Syafi’i, S. Ag., dan Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Kholid, S. Ag., (para alumni UIN Suka). Mereka bertiga memberikan pembekalan secara Daring tentang kondisi wilayah, perkembangan pembangunan, kendala dan kesulitas menghadapi Pandemi Covid-19 kepada para peserta KKN, agar dapat memberikan gambaran gagasan dan inovasi apa yang bisa dilakukan para peserta KKN agar dapat berkontribusi memecahkan permasalahan masyarakat dan wilayah. (Weni)