Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Kembali Gelar Konferensi Internasional USICON

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menggelar konferensi rutinan tahunannya yaitu Ushuluddin International Conference (USICON). Acara ini mengusung tema “Religion and Humanities in the Endemic Era: Roles, Opportunities, and Challenges", dan merupakan kali keenam USICON diselenggarakan sejak dirintis pada tahun 2016. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, 27-28 Juli 2022 yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting, bertempat di Smart Room, Gedung Prof. Simuh Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN SUKA.

Pada pembukaan sekaligus berjalannya hari pertama konferensi, 27/07/2022, hadir Dr. Muti’ullah, M.Hum., Selaku Ketua penyelenggara (USICON) dan Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., MA., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. USICON hari pertama ini berhasil menghadirkan tiga narasumber, yakni Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo selaku Bupati Sleman, serta Rev. Dr. Michael R. Quinlan Selaku Konsorsium Kajian Agama Indonesia atau Indonesian Consortium Religion Studies (ICRS) dan Dr. H. Agung Denarto, M.Ag selaku Sekretaris PP Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam laporan pada pembukaan konferensi Ketua Panitia USICON, Dr. Muti’ullah, M.Hum., menyampaikan terima kasih kepada seluruh panitia yang sudah bekerja keras untuk terselenggaranya acara ini serta mengucapkan selamat kepada peserta yang jurnal risetnya telah terseleksi untuk dipresentasikan dan tak lupa kepada keynote speaker yang telah meluangkan waktunya untuk pada hari ini. USICON pada tahun ini terselenggara sebagai tanggapan urgensi pandemi yang mengakibatkan perubahan di semua aspek kehidupan masyarakat ungkap Dr. Muti'ullah. Pada hari pertama ini terdapat tiga topik yang akan dibahas oleh para partisipan pada sesi paralel yaitu Repurposing Ecological Issues, The Living Qur’an and Hadith, dan Religion and Virtual Reality. Lebih lanjut Dr. Muti'ullah menyebutkan perubahan akibat pandemi global yang sering kita sebut era disrupsi ini tidak mengecualikan pengaruh pada aspek vital masyarakat yakni agama. Sehingga konferensi ini menjadi sangat reflektif karena mampu meng-inquiry roles, challenges, dan opportunities agama dan permasalahan masyarakat.

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., MA.menyampaikan hal yang senada dalam mengapresiasi seluruh pihak yang telah terlibat secara langsung dan tidak langsung dalam penyelenggaraan acara ini. Dr. Inayah menjelaskan sejarah perjalan terselenggaranya USICON yang dimulai dari tahun 2016 sebagai komitmen FUPI dalam berkontribusi mengkaji studi keislaman secara global. Tidak lupa berperan aktif sebagai promotor pengkajian fenomena sosial kemasyarakatan dengan perspektif integrasi dan interkoneksi yang sekaligus menjadi visi kampus UIN Sunan Kalijaga. Dalam era disrupsi pada masa pandemi ini perlunya adaptasi dalam menjalani kebiasaan baru yang sering sekali menimbulkan tantangan-tantangan baru di masyarakat sehingga sangat diperlukan insight untuk menemukan bagaimana efektifnya roles, challenges, dan opportunities yang akan ter-discovery dalam konferensi ini pungkasnya.

Sambutan dari Kementrian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) yang diwakili oleh Ketua Tim Reformasi Birokrasi Kemenko PMK, Ir. Aris Darmansyah Adisahputra, M.Eng., menyampaikan perlunya kesadaran dan tanggung jawab seluruh masyarakat di masa pandemi ini. Selain itu perlu mewaspadai adanya krisis pangan dan energi yang nantinya akan berdampak pada masyarakat terutama kelompok beresiko seperti wanita dan anak-anak. Pihaknya menyampaikan gagasan perlunya perencanaan sosial yang nantinya mampu merumuskan kebijakan yang tepat sasaran. Peran dari filantropi Islam sangatlah vital dalam mengembangkan masyarakat agar mampu berdaya, disinilah pentingnya kajian mendalam yang tentunya dalam hal ini peranan FUPI mengkaji dinamika dan internalisasi nilai nilai yang ada dalam masyarakat sehingga mampu membuat kajian strategis penunjang kebijakan dan penyedia pengetahuan di akar rumput masyarakat ungkap Ir Aris menutup sambutannya

Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo selaku Bupati Sleman dalam sesi Plenary Discussion menekankan pentingnya mewujudkan kerukunan dalam lingkungan sosial keagamaan dan ideologi serta usaha yang kuat dalam berbagai pihak yang terkait. Pihaknya berharap agar seluruh peserta dalam agenda tersebut dapat terus berperan aktif dalam rangka mewujudkan kerukunan antar umat beragama serta kita harus menjaga bersama jalinan silaturahmi dan tali persaudaraan diantara umat beragama yang ada di Indonesia, beliau juga memaparkan terkait pemerintah kabupaten Sleman yang memfasilitasi terbentuknya Forum Kerukunan antar umat beragama (FKUB) yang beranggotakan tokoh perwakilan dari semua agama dan kepercayaan di kabupaten Sleman yang memiliki fungsi dalam mengupayakan terwujudnya kerukunan antar umat beragama di kabupaten Sleman . Kustini mengatakan keberagaman merupakan salah satu kekayaan bangsa dan kebhinekaan merupakan kebanggaan serta harus disyukuri sebagai anugerah, pungkasnya.

Dr. H. Agung Danarto, M.Ag., Sekretaris Umum di Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan dukungannya terhadap kajian Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Karena merupakan realitas yang benar-benar dialami dalam kehidupan sehari-hari. Setelah beberapa waktu menghadapi dalam masa pandemi, yang berdampak perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan keberagamaan dan sosial umat manusia di muka bumi ini. Dr. Agung Danarto juga memaparkan terkait perubahan setelah pademi dari segi revolusi digital dimana yang dulu setiap ada pertemuan, meeting, serta rapat yang sebelumnya banyak yang mengandalkan pertemuan secara langsung akan tetapi ketika masa pandemi dikarenakan dibatasinya pertemuan secara langsung hingga mengakibatkan semakin akrab dengan dunia digital yang dihubungkan dengan berbagai platform seperti media sosial, sehingga mengakibatkan perubahan secara signifikan dalam kehidupan keberagamaan.

Sesi ini ditutup oleh pemaparan Rev. Michael R. Quinlan selaku perwakilan dari Indonesia Consortium of Religion Studies (ICRS). Dalam paparannya mengungkap perannya sebagai seorang agamawan untuk membawa faith kedalam kehidupan sehari-hari mulai dari kebiasan hidup hingga kiprah kita di masyarakat. Rev. Michael mengutip kisah di Musa yang membawa nenek moyang kita terbebas dari penindasan dan perbudakan dan membangun peradaban dalam konstruksi masyarakat baru yang adil. Hal ini juga memiliki spirit yang sama pada denominasi baptis dalam kekristenan yang dalam perjalanannya ekstensi dan hingga mendapatkan pengakuan sama di masyarakat luas. Kontribusi kaum Baptis adalah ketika kemerdekaan Amerika Serikat menyerukan pemisahan Gereja dan Negara yang nantinya prinsip kebebasan beragama bagi masyarakat ungkap lebih Rev. Michael. Tidak berbeda dengan umat Islam juga memiliki sejarah perjuangan yang sama dan juga riwayat pengakuan toleransi beragama melalui Medina Agreement imbuhnya.

Dalam masa pandemi perlunya kita bersatu dan berkolaborasi dalam menanggapinya. Terdapat tiga aspek yang penting berkaitan fenomena pandemi yang menjadi perhatian diantaranya kesehatan, teknologi, serta mobilitas papar Rev. Michael. Rev Michael sangat berbangga karena tinggal di Indonesia dimana toleransi antar agama dilembagakan serta ada potensi untuk mengembangkan kerjasama antar komunitas agama untuk mewujudkan kemajuan dan stabilitas bersama pungkasnya.

Konferensi diharapkan mampu memberikan cakrawala pemikiran baru dalam mengkaji permasalah transisi dan perubahan sosial pada masa pandemi. Selain itu juga memberikan spirit pengembangan keilmuan integratif keagamaan dan realitas sosial. (Firman/Nasrul/Ihza)