Amalan-Amalan Pembuka Pintu Rezeki (Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si).
Seperti jodoh dan maut, rezeki merupakan sesuatu yg telah ditetapkan Allah SWT pada setaip manusia bahkan sebelum manusia tersebut lahir. Meski telah ditetapkan Allah SWT, rezeki bisa saja diberikan oleh Allah tergantung bagaimana usaha kita dalam menjemputnya. Rezeki merupakan keberkahan dari Allah SWT yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Rezeki dapat berupa materi seperti makanan, harta dan tempat tinggal. Setiap makhluk hidup bersama rezekinya, tempat tinggalnya dan tempat matinya. Semua tertulis di dalam kitab yang jelas, yakni di Lauh Mahfudz. Untuk itu sebagai orang yang beriman dan bertakwa, bersyukur dengan nikmat yang Allah SWT berikan perlu dilakukan, agar rezeki yang Allah berikan bisa terus menerus kita dapatkan bahkan bertambah dan berkembang.
Seorang muslim harus memahami berbagai amalan utama yang akan membukakan pintu rezeki bagi dirinya. Adapun amalan-amalan yang dapat menjadi pembuka pintu rezeki bagi seorang muslim adalah;
Pertama, istighfar. Allah Ta’ala berfirman: “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh; 71:10-12).
Kedua, menjalin silaturahim. Silaturahim adalah menjalin hubungan dengan kerabat yg pernah putus atau terus menjalin yang telah selama ini ada. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yg suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturahim.” (HR. Bukhari nomor 5985 dan Muslim nomor 2557).
Ketiga, memperbanyak sedekah yakni pemberian sesuatu kepada seseorang yang membutuhkan, semata-mata hanya mengharap ridha-Nya. Sedekah adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara sukarela tanpa ditentukan jumlahnya. Firman Allah Ta’ala: “Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya).” Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’; 34:39).
Keempat, bertakwa kepada Allah SWT. Firman-Nya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq; 65:2-3).
Kelima, melaksanakan Haji dan Umrah. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak.” (HR. An-Nasai nomor 2631, Tirmidzi nomor 810, Ahmad 1:387).
Keenam, memperbanyak doa minta rezeki. Doa yg diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia menyatakan : Setiap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah salam shalat Shubuh, beliau membaca do’a berikut: Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa. “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah, no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322).
Ketujuh, membantu penuntut ilmu. Disebutkan sebuah kisah, “Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah SAW. Salah seorang daripadanya mendatangi Nabi dan (saudaranya) yang lain bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu pada Nabi, maka Baginda SAW bersabda, “Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia.” (HR. Tirmizi, Hakim).
Kedelapan, rajin beribadah. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, “Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepada Ku, niscaya Aku penuhi (hatimu) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi keperluanmu. Jika kalian tidak lakukan yang sedemikian, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak aku penuhi keperluanmu (kepada manusia).” ( HR. Tirmizi, Ahmad, dan Ibnu Majah).