0

WhatsApp Image 2025-02-14 at 13.54.16(1).jpeg

Jumat, 14 Februari 2025 14:42:00 WIB

Mengukuhkan Peran Global: UIN Sunan Kalijaga dan Hartford International University Jalin Kemitraan Strategis

Langit akademik UIN Sunan Kalijaga semakin terbuka menuju cakrawala global. Sebuah langkah strategis diambil melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Hartford International University for Religion and Peace dalam acara Sharing Session and MoU Signing yang berlangsung di Kampus UIN Sunan Kalijaga pada Jumat (14/2/2025).

Lebih dari sekadar seremoni akademik, acara ini menjadi momentum penting bagi kedua institusi dalam merajut sinergi akademik yang lebih luas. Diskusi ilmiah bertema "Global Faiths in the Digital Age: Promoting Dialogue and Understanding” turut mewarnai rangkaian acara, membahas peran teknologi dalam memperkuat dialog lintas agama di era digital.

Dalam suasana penuh kehangatan akademik, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, dan perwakilan dari Hartford International University, Prof. David dan Prof. Carla, menandatangani MoU yang menjadi landasan bagi berbagai kolaborasi akademik ke depan.

Dalam sambutannya, Prof. Noorhaidi Hasan menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan implementasi nyata dari visi UIN Sunan Kalijaga, Empowering Knowledge, Shaping the Future. “Di era digital, dialog antaragama menjadi semakin penting. Teknologi membuka ruang baru bagi interaksi akademik lintas budaya dan kepercayaan. Sebagaimana dinyatakan oleh Prof. Mukti Ali, memahami agama secara komprehensif membutuhkan pendekatan yang luas, termasuk melalui kajian interreligius,” ungkapnya.


Senada dengan hal itu, Prof. David menyoroti perjalanan panjang Hartford International University dalam memperkuat studi agama dan perdamaian. “Kami telah mengalami perubahan besar sejak 1834, dari seminari Protestan hingga menjadi pusat studi interreligius global. Kami ingin membangun ruang dialog yang lebih luas dan inklusif, tidak hanya dalam konteks Kristen-Islam, tetapi juga dalam perspektif multikultural dan multiagama,” paparnya.

Penandatanganan MoU ini bertujuan untuk memperkuat sinergi akademik antara kedua institusi dalam berbagai aspek, termasuk:

  1. Studi Interreligius dan Dialog Lintas Agama – Mengembangkan model pendidikan yang mendorong pemahaman lintas kepercayaan di era digital.
  2. Akses Sumber Daya Akademik – Memfasilitasi pertukaran koleksi pustaka digital dan sumber daya penelitian bagi mahasiswa dan dosen.
  3. Pertukaran Mahasiswa dan Dosen – Menyelenggarakan program pertukaran akademik, termasuk kuliah tamu dan program residensi.
  4. Penelitian dan Publikasi Bersama – Mendorong kolaborasi dalam studi teologi, filsafat agama, dan perdamaian internasional.
  5. Konferensi, Seminar, dan Lokakarya – Menyelenggarakan forum akademik yang membahas isu-isu agama dalam konteks global dan digital.

Menurut Prof. Carla, direktur perpustakaan Hartford International University, digitalisasi menjadi kunci dalam pengembangan studi keagamaan modern. “Perpustakaan kami menyediakan akses ke lebih dari 100.000 koleksi fisik serta jutaan buku dan jurnal elektronik. Kami berharap kolaborasi ini memperkuat riset akademik yang lebih inklusif dan berbasis data,” jelasnya.

Sesi diskusi bertema “Global Faiths in the Digital Age: Promoting Dialogue and Understanding” menjadi bagian penting dalam acara ini. Para akademisi membahas bagaimana era digital telah mengubah cara umat beragama berinteraksi dan memahami satu sama lain. Prof. David menekankan bahwa media digital bisa menjadi alat yang efektif dalam membangun toleransi dan pemahaman antaragama. “Kita hidup di zaman di mana akses informasi begitu luas, tetapi juga rentan terhadap misinformasi. Oleh karena itu, pendidikan interreligius harus mampu memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pemahaman yang lebih akurat dan inklusif,” jelasnya.


Kolaborasi antara UIN Sunan Kalijaga dan Hartford International University merupakan langkah strategis dalam penguatan studi agama di Indonesia dan dunia. Dengan kerja sama ini, kedua institusi berkomitmen untuk memperluas akses pendidikan, memperkuat dialog lintas agama, serta memanfaatkan teknologi untuk mendukung studi keagamaan yang lebih komprehensif. (Humas UIN Sunan Kalijaga)