Langit
akademik UIN Sunan Kalijaga semakin terbuka menuju cakrawala global. Sebuah
langkah strategis diambil melalui penandatanganan Memorandum of Understanding
(MoU) dengan Hartford International University for Religion and Peace dalam
acara Sharing Session and MoU Signing yang berlangsung di Kampus UIN
Sunan Kalijaga pada Jumat (14/2/2025).
Lebih
dari sekadar seremoni akademik, acara ini menjadi momentum penting bagi kedua
institusi dalam merajut sinergi akademik yang lebih luas. Diskusi ilmiah
bertema "Global Faiths in the Digital Age: Promoting Dialogue and
Understanding” turut mewarnai rangkaian acara, membahas peran teknologi
dalam memperkuat dialog lintas agama di era digital.
Dalam
suasana penuh kehangatan akademik, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi
Hasan, dan perwakilan dari Hartford International University, Prof. David dan
Prof. Carla, menandatangani MoU yang menjadi landasan bagi berbagai kolaborasi
akademik ke depan.
Dalam
sambutannya, Prof. Noorhaidi Hasan menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan
implementasi nyata dari visi UIN Sunan Kalijaga, Empowering Knowledge,
Shaping the Future. “Di era digital, dialog antaragama menjadi semakin
penting. Teknologi membuka ruang baru bagi interaksi akademik lintas budaya dan
kepercayaan. Sebagaimana dinyatakan oleh Prof. Mukti Ali, memahami agama secara
komprehensif membutuhkan pendekatan yang luas, termasuk melalui kajian
interreligius,” ungkapnya.
Senada
dengan hal itu, Prof. David menyoroti perjalanan panjang Hartford International
University dalam memperkuat studi agama dan perdamaian. “Kami telah mengalami
perubahan besar sejak 1834, dari seminari Protestan hingga menjadi pusat studi
interreligius global. Kami ingin membangun ruang dialog yang lebih luas dan
inklusif, tidak hanya dalam konteks Kristen-Islam, tetapi juga dalam perspektif
multikultural dan multiagama,” paparnya.
Penandatanganan
MoU ini bertujuan untuk memperkuat sinergi akademik antara kedua institusi
dalam berbagai aspek, termasuk:
- Studi Interreligius dan
Dialog Lintas Agama – Mengembangkan model pendidikan yang
mendorong pemahaman lintas kepercayaan di era digital.
- Akses Sumber Daya Akademik – Memfasilitasi pertukaran
koleksi pustaka digital dan sumber daya penelitian bagi mahasiswa dan
dosen.
- Pertukaran Mahasiswa dan
Dosen –
Menyelenggarakan program pertukaran akademik, termasuk kuliah tamu dan
program residensi.
- Penelitian dan Publikasi
Bersama –
Mendorong kolaborasi dalam studi teologi, filsafat agama, dan perdamaian
internasional.
- Konferensi, Seminar, dan
Lokakarya –
Menyelenggarakan forum akademik yang membahas isu-isu agama dalam konteks
global dan digital.
Menurut
Prof. Carla, direktur perpustakaan Hartford International University,
digitalisasi menjadi kunci dalam pengembangan studi keagamaan modern.
“Perpustakaan kami menyediakan akses ke lebih dari 100.000 koleksi fisik serta
jutaan buku dan jurnal elektronik. Kami berharap kolaborasi ini memperkuat
riset akademik yang lebih inklusif dan berbasis data,” jelasnya.
Sesi
diskusi bertema “Global Faiths in the Digital Age: Promoting Dialogue and
Understanding” menjadi bagian penting dalam acara ini. Para akademisi
membahas bagaimana era digital telah mengubah cara umat beragama berinteraksi
dan memahami satu sama lain. Prof. David menekankan bahwa media digital bisa
menjadi alat yang efektif dalam membangun toleransi dan pemahaman antaragama.
“Kita hidup di zaman di mana akses informasi begitu luas, tetapi juga rentan
terhadap misinformasi. Oleh karena itu, pendidikan interreligius harus mampu
memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pemahaman yang lebih akurat dan
inklusif,” jelasnya.
Kolaborasi antara UIN Sunan Kalijaga dan Hartford International University merupakan langkah strategis dalam penguatan studi agama di Indonesia dan dunia. Dengan kerja sama ini, kedua institusi berkomitmen untuk memperluas akses pendidikan, memperkuat dialog lintas agama, serta memanfaatkan teknologi untuk mendukung studi keagamaan yang lebih komprehensif. (Humas UIN Sunan Kalijaga)