IMG-20250811-WA0039.jpg

Senin, 11 Agustus 2025 20:25:00 WIB

0

UIN Sunan Kalijaga Gelar Konsultasi Publik Studi Amdal Pembangunan Kampus 2 di Guwosari

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melangkah maju dalam mewujudkan pembangunan Kampus 2 di Kelurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Bantul. Senin (11/8/2025), universitas menggelar Konsultasi Publik Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) di Aula Kelurahan Guwosari, melibatkan pimpinan universitas, pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan warga setempat.

Hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Prof. Dr. Istiningsih, Ketua Tim Pengembangan Kampus 2 Dr. Jarot Wahyudi, Kabag Umum Radiman, M.T., Kabag Akademik Khairul Anwar, M.A., tim konsultan dari PT. Tata Nusa Consultant, serta segenap tim teknis. Hadir pula Lurah Guwosari, Panewu Pajangan, para dukuh, tokoh masyarakat, perwakilan RT, Karang Taruna, dan pihak terkait lainnya.


Dalam sambutannya, Prof. Dr. Istiningsih menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar proses administratif, melainkan langkah strategis untuk menggali pengetahuan dan perspektif masyarakat yang paling memahami karakter wilayah Guwosari. “Masukan sekecil apa pun menjadi poin penting bagi tim Amdal UIN Sunan Kalijaga agar pembangunan kelak tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan dan tetap sesuai dengan potensi lokal,” ujarnya.

Dikatakan Prof. Istiningsih, kegiatan ini juga bertujuan mengumpulkan data dari berbagai aspek untuk diolah secara komprehensif sehingga perencanaan pembangunan tidak keliru dan tidak merugikan warga sekitar. Menurutnya, jika pembangunan tidak berbasis pada prinsip kelestarian lingkungan, maka hasilnya akan menjadi tidak kontekstual, tidak fungsional, bahkan cenderung merusak.


“UIN adalah institusi pendidikan, dan kita tahu sektor pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam pembangunan bangsa. Namun, kehadiran UIN tidak hanya dalam konteks akademik semata, tetapi juga sebagai mitra pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.

Menutup paparannya, Prof. Istiningsih menegaskan bahwa UIN Sunan Kalijaga hadir di Guwosari bukan sebagai kelompok eksklusif. “Kami adalah bagian dari warga Guwosari. Dengan segala kekurangan yang ada, kami tetap pantas untuk disapa dan ditegur. Kami ingin tumbuh bersama masyarakat, bukan berjalan sendiri,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Lurah Guwosari Masduki Rahmad, menegaskan bahwa pembangunan Kampus 2 merupakan cita-cita bersama. “Berdirinya kampus ini bukan hanya mimpi civitas akademika UIN, tetapi juga mimpi masyarakat Guwosari. Kehadiran UIN akan mengubah skala ekonomi di wilayah ini. Kami ingin prosesnya lancar, manfaatnya optimal, dan warga menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri,” ujarnya.

Ia menambahkan, warga Guwosari telah merelakan sebagian tanah warisan untuk kepentingan pembangunan kampus demi kemajuan ilmu pengetahuan, kesejahteraan ekonomi, dan kelestarian ekologi.

Begitu juga dengan Panewu Kapanewon Pajangan, Anjar Arintaka Putra yang menyampaikan harapan serupa. Menurutnya, kehadiran UIN Sunan Kalijaga di Guwosari dapat menjadi jawaban atas keresahan dan kebutuhan masyarakat setempat, sekaligus mendorong percepatan perkembangan wilayah. 

“Guwosari yang sebagian besar merupakan wilayah pegunungan akan mendapatkan keberkahan tersendiri dengan hadirnya UIN Sunan Kalijaga. Harapan kami, forum konsultasi publik ini mampu menampung aspirasi masyarakat secara optimal. UIN Jogja diharapkan berdiri sebagai kampus masyarakat, kampus rakyat yang berkontribusi nyata dalam mengangkat derajat kehidupan warga Guwosari. Ke depan, kami berharap kerja sama antara pemerintah dan UIN Jogja dapat terus terjalin dengan baik,” ujarnya.

Sementara itu, Tim Amdal dari PT. Tata Nusa Consultant memaparkan secara rinci potensi dampak pembangunan, baik positif maupun negatif, serta strategi penanganannya. Paparan mencakup aspek ekologis, sosial, dan teknis, mulai dari tahap pra-konstruksi, konstruksi, hingga operasional.

Dalam pemaparannya, tim Amdal menegaskan bahwa rancangan pembangunan Kampus 2 UIN Sunan Kalijaga akan berlandaskan konsep forest campus, yakni pendekatan tata ruang yang mengedepankan pelestarian ekosistem lokal secara berkelanjutan. Prinsip ini diwujudkan melalui upaya mempertahankan integritas bentang alam eksisting serta memastikan proporsi ruang terbuka hijau tetap menjadi komponen dominan dalam keseluruhan kawasan. 

Pengelolaan sumber daya air dirancang secara terpadu untuk mengantisipasi potensi defisit pada musim kemarau sekaligus mengendalikan risiko kelebihan debit pada musim penghujan. Sistem pengolahan limbah dan jaringan drainase direncanakan berbasis teknologi ramah lingkungan guna mencegah terjadinya pencemaran dan degradasi lingkungan. 

Selain itu, strategi pengendalian dampak sosial-ekonomi akan diterapkan untuk menjamin distribusi manfaat yang optimal bagi masyarakat sekitar, sembari meminimalkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul selama seluruh tahapan pembangunan. “Output kegiatan ini adalah dokumen resmi yang memuat seluruh masukan masyarakat, yang nantinya akan kami ajukan ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul,” jelas perwakilan tim Amdal.

Usai pemaparan, diskusi berlangsung hangat dan interaktif. Seorang tokoh masyarakat menyoroti tingginya debit air dari kawasan atas saat musim hujan yang berpotensi mengikis lahan dan merusak rumah warga. Tim AMDAL segera merespons dengan memaparkan langkah antisipasi, seperti membangun saluran pembuangan terukur. Tanya jawab mengalir dua arah, mencerminkan semangat bersama mencari solusi terbaik.

Dalam kesempatan tersebut, tim Amdal juga melakukan penyebaran kuesioner yang mencakup komponen sosial, ekonomi, budaya, dan kesehatan masyarakat terkait rencana pembangunan kawasan Kampus 2 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Data yang terkumpul dari kuesioner ini akan dihimpun dan dianalisis sebagai bagian dari bahan penting dalam penyusunan dokumen Amdal, sehingga dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai kondisi dan aspirasi masyarakat terdampak.

Pembangunan Kampus 2 UIN Sunan Kalijaga telah melalui proses panjang sejak 2012, melewati masa kepemimpinan lima rektor, tiga bupati, dan dua lurah. Konsultasi publik ini menjadi tonggak penting dalam memastikan proyek berjalan selaras dengan aspirasi masyarakat, menjaga lingkungan, dan memberikan dampak positif secara luas.

Dengan dukungan penuh masyarakat serta perencanaan berbasis kajian lingkungan yang komprehensif, UIN Sunan Kalijaga optimistis mewujudkan Kampus 2 di Guwosari, Pajangan, Bantul, sebagai pusat pendidikan, pemberdayaan, dan keberlanjutan yang memberi manfaat nyata bagi warga sekitar. Kehadiran kampus ini sekaligus memperkuat posisi UIN sebagai PTKIN terkemuka dan mampu berkontribusi menjawab tantangan global.(humassk)