75472811-04ce-4bee-bcd8-d5ff24103ad7.jpg

Rabu, 01 Oktober 2025 17:00:00 WIB

0

Gelar Kalijaga Changemaker 2025, UIN Sunan Kalijaga Lahirkan Generasi Inovatif dan Berdampak

Setelah melalui proses seleksi yang panjang dan penuh tantangan, tujuh mahasiswa terbaik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta akhirnya berhasil menembus panggung bergengsi Kalijaga Changemaker 2025. Ajang prestisius tahunan ini bukan sekadar kompetisi, melainkan ruang lahirnya ide-ide brilian dan inovasi sosial mahasiswa yang mampu memberi dampak nyata bagi masyarakat. Momen puncak final yang digelar pada Rabu (1/10/2025) di Aula Convention Hall kampus setempat pun menjadi saksi lahirnya generasi muda pembawa perubahan, dengan atmosfer semarak, penuh inspirasi, dan menggugah, serta melahirkan decak kagum para hadirin.

Adapun Tujuh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang berhasil menembus babak final Kalijaga Changemaker 2025 dengan ragam program inovatif yang mereka usung antara lain: Muhammad Fahri Azizurrahman, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora dengan program Generasi Anti Kekerasan; Muhammad Annas Mufid, asal Fakultas Adab dan Ilmu Budaya) melalui program Super Talent sebagai media pembelajaran inklusif; serta Geza Bayu Santoso, mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam dengan gagasan Relaoneday.

Selain itu, Muhammad Fatkhi Hidayatillah, mahasiswa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya menghadirkan program Lumbung Pangan Jumat Berkah Mendut; Nur Cahyanti, dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam menggagas Pemberdayaan Perempuan Desa Melalui Inovasi Pengolahan Ubi Jalar Berbasis Triple Bottom Line; Sofia Nurul Husna, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan program SunShine (Senior’s Hope in Nurturing Empowerment); serta Arif Prasetyo, mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan melalui Campaign sedekah Iqra’ dan Al-Qur’an braille bagi anak-anak tunanetra di Indonesia.

Adapun ketiga Dewan juri Kalijaga Changemaker 2025 terdiri dari tiga sosok dengan latar belakang yang beragam, yakni Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Sunan Kalijaga, Dr. Abdur Rozaki, penulis sekaligus aktivis gender, Kalis Mardiasih, serta jurnalis Harian Kedaulatan Rakyat, Patmi Sustiwi.


Dalam kesempatan tersebut, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, yang tengah berada di Leuven, Belgia, menyampaikan salam hangat secara daring. Ia menegaskan kebanggaannya terhadap penyelenggaraan ajang ini.

“Ini sangat penting dan bermakna. Mahasiswa mendapat kesempatan untuk membuktikan komitmen mereka terhadap masalah nyata yang dihadapi masyarakat, sekaligus menunjukkan kepedulian, inovasi, dan intervensi,” ujarnya.

Rektor menambahkan, ajang ini tidak hanya mengasah bakat kepemimpinan, manajerial, dan kreativitas, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terlibat dalam gerakan sosial.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. Abdur Rozaki, menilai ajang yang memasuki tahun kedua ini semakin matang dalam konsep dan pelaksanaan. “Kami meyakini bahwa kompetisi adalah sebagai panggung bagi mahasiswa yang sangat penting dan strategis agar bakat, komitmen, gagasan, visi, dan empati dalam mendorong perubahan menjadi budaya di kalangan para mahasiswa,” ungkapnya.


Ia juga meyakini bahwa di tangan anak muda lah masa depan itu menjadi lebih cerah. “Karena itu mahasiswa harus punya kegelisahan, terus berlatih, mengembangkan karakter kepemimpinan, membangun empati, dan merumuskannya dalam aksi-aksi perubahan sosial,” tambahnya,  sembari menegaskan bahwa tahun depan Kalijaga Changemaker ditargetkan naik ke level nasional.

Sementara itu, dalam babak puncak, para finalis ditantang untuk menampilkan video profil programnya sebagai pengantar ide yang mereka usung. Setelah itu, kemampuan public speaking mereka diuji melalui presentasi singkat di hadapan audiens. Tahap akhir menjadi momentum pembuktian, ketika para finalis menunjukkan ketangguhan menjawab beragam pertanyaan dari dewan juri dengan penuh percaya diri.

Setelah melewati penjurian yang ketat dan penuh dinamika, tibalah momen yang paling ditunggu. Sorak-sorai dan tepuk tangan bergema ketika pembawa acara mengumumkan para pemenang. Gelar juara pertama diraih oleh Sofia Nurul Husna berkat program SunShine, yang menyoroti pentingnya berbagai inisiatif untuk meningkatkan kebahagiaan lansia, sebuah kelompok usia yang kerap terabaikan dan sering kali dianggap sebagai beban sosial.


Posisi runner-up pertama diraih oleh Muhammad Fahri Azizurrahman, sementara Arif Prasetyo tampil gemilang sebagai runner-up kedua sekaligus menyabet gelar peserta favorit pilihan audiens. Tidak kalah membanggakan, Geza Bayu Santoso menempati posisi runner-up ketiga, disusul Nur Cahyanti di peringkat keempat, Muhammad Annas Mufid di peringkat kelima, dan Muhammad Fatkhi Hidayatillah di peringkat keenam.

Ajang ini menegaskan peran UIN Sunan Kalijaga sebagai ruang lahirnya generasi muda inovatif yang berkomitmen menghadirkan perubahan sosial melalui ide-ide kreatif dan inovatif.