WhatsApp Image 2025-08-21 at 14.18.38.jpeg

Kamis, 21 Agustus 2025 11:50:00 WIB

0

Kalijaga Muda Belajar Menjadi Tangguh, Lawan Kekerasan Seksual, Rangkul Kesetaraan

Kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan di Gedung Multipurpose UIN Sunan Kalijaga, Rabu (20/8/2025), menghadirkan nuansa yang berbeda. Ribuan mahasiswa baru, yang kini menyebut dirinya Kalijaga Muda, tidak sekadar disambut dengan semangat akademik. Mereka diajak membuka mata dan hati terhadap isu-isu penting yang akan mewarnai perjalanan kampus, dari pencegahan kekerasan seksual hingga makna inklusivitas dalam menghadapi keragaman.

Dalam rangkaian kegiatan ini, UIN Sunan Kalijaga menghadirkan sesi khusus bersama Pusat Layanan Terpadu Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PLT-PPKS), Dr. Asri Hanjarwati dan Nurul Azizah.  Dr. Asri menegaskan bahwa melawan kekerasan seksual dapat dimulai dari langkah sederhana, yakni berani bersuara dan menyebarkan edukasi.

“Jangan pernah menyerahkan kepercayaan penuh terkait tubuh kalian kepada siapapun. Kalian memiliki hak dan otoritas penuh atas tubuh sendiri,” tegasnya

Ia  menambahkan, berbeda dengan masa sekolah, perkuliahan menawarkan fleksibilitas lebih karena kurikulum yang berbeda. Waktu yang tersisa ini biasanya dimanfaatkan untuk kegiatan organisasi, pengembangan diri, atau membangun jejaring sosial. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan tetap bijak dan waspada dalam berinteraksi, serta selalu memahami hak dan batasan diri, termasuk terkait keselamatan dan perlindungan diri.

Sementara itu, Nurul Azizah mengingatkan pentingnya melakukan tindakan jika mengalami kekerasan seksual dalam bentuk apapun “Jika menghadapi situasi seperti ini, jangan diam! Melapor adalah langkah awal untuk mendapatkan perlindungan dan pendampingan. PLT siap mendampingi setiap mahasiswa yang membutuhkan,” ungkapnya.

Pada sesi berikutnya, panggung diserahkan kepada Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga. Dua relawan, Muhammad Satrio Mufid Mafendi dan Askia, menyuarakan semangat inklusivitas melalui tagline “Aku, Kamu, Kita Setara.”

Menjadi relawan difabel, jelas Mufid, menawarkan beragam manfaat. “Relawan difabel mendapatkan kesempatan mengikuti kelas bahasa isyarat gratis, sehingga memiliki kemampuan menjadi Juru Bahasa Isyarat. Selain itu, relawan PLD juga dapat mengembangkan soft skills melalui podcast, berpartisipasi dalam paduan suara Gita Divana, serta mengikuti diskusi rutin yang membahas berbagai isu terkait disabilitas,” jelasnya.

Perlu diketahui, bahwa PLD bukan hanya unit yang mendampingi mahasiswa difabel dalam perkuliahan, melainkan bentuk nyata pengejawantahan nilai inklusivitas, yang merupakan salah satu core values UIN Sunan Kalijaga. Lebih dari itu, inklusivitas telah menjadi nafas kampus ini, yang menghidupi seluruh gerak akademik, sosial, dan budaya di dalamnya.

Di sini, inklusivitas bukan sekadar kata, melainkan praktik nyata. UIN Sunan Kalijaga telah lama membuka jalur bagi mahasiswa difabel, dan kini ratusan di antaranya menapaki bangku perkuliahan dengan semangat yang sama. Kehadiran mereka mengingatkan bahwa kampus bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga ruang di mana setiap perbedaan dihargai dan dirayakan.

PBAK 2025 UIN Sunan Kalijaga membuktikan bahwa orientasi mahasiswa baru bisa menghadirkan beragam perspektif. Kampus ini memperkenalkan nilai-nilai fundamental yang membentuk karakter Kalijaga Muda, yakni keberanian untuk melawan kekerasan seksual sekaligus menegakkan nilai-nilai inklusivitas dalam setiap interaksi.

Dengan semangat ini, UIN Sunan Kalijaga meneguhkan diri sebagai kampus yang berkomitmen mencetak generasi tangguh, kritis, peduli, dan humanis.(humassk)