Yogyakarta, 20 Agustus 2025 — Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menunjukkan eksistensinya di kancah internasional dengan menjadi tuan rumah The 9th International Library and Information Science Society (I-LISS) Conference. Acara resmi dibuka pada Rabu (20/8) melalui welcoming dinner yang hangat dan penuh semangat di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga.
Konferensi tahun ini mengusung tema “Revisiting Competencies: Preparing the Next Generation of Library and Information Science Professionals”, yang bertujuan untuk mengkaji ulang kompetensi yang dibutuhkan oleh para profesional ilmu perpustakaan dan informasi (LIS) di tengah era digital dan disrupsi teknologi yang terus berkembang.
Acara welcoming dinner yang digelar mulai pukul 18.00 hingga 22.00 WIB ini menjadi ajang silaturahmi dan diskusi awal para akademisi, praktisi, pendidik, serta pembuat kebijakan dari berbagai negara. Prof. Dr. Nurdin Laugu, S.Ag., SS., MA, Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga, membuka acara dengan sambutan inspiratif yang menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam menghadapi tantangan global di bidang informasi.
Suasana semakin semarak dengan kehadiran Dong-Geun Oh, Chairperson dari Keimyung University, Korea Selatan, sekaligus Presiden I-LISS dan Co-Editor in Chief JISTaP. Dalam sambutannya, Dong-Geun Oh menegaskan pentingnya kerja sama internasional dalam pengembangan keilmuan dan praktik LIS, sembari menyampaikan apresiasi atas peran aktif UIN Sunan Kalijaga dalam penyelenggaraan konferensi ini.
Konferensi ini terselenggara atas kerja sama antara Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga dengan Asosiasi Dosen Ilmu Perpustakaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (ASDIP PTKI), serta didukung oleh mitra internasional seperti Keimyung University, Futurenuri, dan Journal of Information Science Theory and Practice (JISTaP).
Untuk menjawab tantangan zaman, konferensi ini menghadirkan lima kluster tematik utama yang mencerminkan isu-isu strategis di dunia LIS:
Kompetensi Digital, AI, dan Antisipasi Profesi LIS (Library and Information Science) di Masa Depan: Membahas bagaimana kecakapan digital dan kecerdasan buatan dapat menjadi alat krusial bagi para profesional perpustakaan dan informasi.
Narasi Budaya, Bahasa, dan Warisan Budaya di Ruang Digital: Menyoroti peran pustakawan dalam melestarikan dan menyebarkan warisan budaya dalam format digital.
Kepemimpinan, Soft Skills, dan Praktik LIS yang Berpusat pada Manusia: Menggarisbawahi pentingnya keterampilan interpersonal dan kepemimpinan dalam memberikan layanan yang relevan dan humanis.
Praktik Informasi yang Etis, Transformatif, dan Strategis: Mengkaji isu-isu etika dan strategi dalam pengelolaan informasi di tengah lanskap yang terus berubah.
Membayangkan Kembali Pendidikan LIS untuk Abad ke-21: Mencari cara-cara baru dalam mendidik calon profesional agar siap menghadapi tantangan global.
Setelah makan malam dan sesi sambutan, konferensi dilanjutkan dengan dua pertemuan internal penting: Annual Body Meeting I-LISS yang dipimpin langsung oleh Prof. Dong-Geun Oh, serta Annual Body Meeting ASDIP yang dipimpin oleh Prof. Nurdin Laugu. Kedua pertemuan ini menjadi forum strategis untuk merumuskan langkah-langkah ke depan dalam pengembangan profesi LIS secara global dan nasional.
Konferensi I-LISS ke-9 akan berlangsung selama dua hari ke depan. Pada Kamis (21/8), berbagai sesi ilmiah dan presentasi akan digelar di Fakultas Kedokteran UIN Sunan Kalijaga, termasuk pidato dari pembicara utama dan sesi paralel yang memperdalam pembahasan tema-tema kluster.
Acara hari kedua akan ditutup dengan Gala Dinner yang menampilkan pertunjukan budaya lokal, sebagai bentuk apresiasi terhadap kekayaan tradisi Indonesia.
Sementara itu, pada Jumat (22/8), konferensi akan ditutup dengan kegiatan kunjungan budaya, memberikan kesempatan bagi peserta mancanegara untuk mengenal lebih dekat kearifan lokal dan warisan budaya Yogyakarta.
Dengan semangat kolaboratif dan atmosfer akademik yang kuat, Konferensi I-LISS ke-9 diharapkan menjadi katalisator transformasi bagi profesi perpustakaan dan informasi di masa depan — membekali generasi baru dengan kompetensi yang relevan dan visi global yang inklusif. (humassk)