IMG-20251122-WA0156.jpg

Sabtu, 22 November 2025 15:54:00 WIB

0

FORDIPAS & INCOILS 2025 Resmi Dibuka, Pascasarjana Teguhkan Posisi sebagai Mercusuar Pengetahuan

Pertemuan yang berlangsung sejak kemarin hingga hari ini tidak sekadar agenda seremonial, melainkan momentum strategis untuk meninjau kembali arah pembangunan pendidikan tinggi Islam di Indonesia. Forum ini menjadi ruang reflektif untuk memperbarui visi keilmuan, memperkuat inovasi akademik, dan meneguhkan kepemimpinan intelektual dalam membentuk masa depan studi Islam di tengah dinamika perubahan zaman. 

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. Moch. Nur Ichwan, dalam sambutannya pada seremonial pembukaan Forum Direktur Pascasarjana PTKIN se-Indonesia (FORDIPAS) dan The 5th International Conference on Islam, Law, and Society (INCOILS 2025). Acara yang digelar pada Sabtu (22/11/2025) di Hotel Grand Rohan Yogyakarta itu turut dihadiri Sekretaris Jenderal Kemenag Republik Indonesia Prof. Dr. Kamaruddin Amin, Direktur Diktis Prof. Dr. Phil. Sahiron, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Noorhaidi Hasan, serta para direktur pascasarjana dari seluruh PTKIN di Indonesia.


Prof. Dr. Moch. Nur Ichwan, melanjutkan, bahwa forum ini juga merupakam ruang dialektik bagi penguatan inovasi akademik dan konsolidasi visi keilmuan di tengah kompleksitas perkembangan studi Islam kontemporer.

“Forum ini menjadi ruang untuk berbagi pandangan, penelitian, dan pengalaman dalam mengajar agama, hukum, dan isu-isu lingkungan. Seluruhnya akan dikaji secara komprehensif dalam kegiatan ini,” ujarnya.

Forum ini juga, kata Prof Nur Ichwan, mencatat lahirnya gagasan baru, yakni pembentukan asosiasi Prodi Studi Islam untuk jenjang doktor. Gagasan tersebut muncul dalam diskusi malam sebelumnya dan dinilai penting untuk mengonsolidasikan kurikulum, arah riset, serta ekosistem keilmuan pascasarjana


Dalam kesempatan yang sama, Ketua FORDIPAS, Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag., dalam sambutannya menegaskan bahwa penyelenggaraan INCOILS yang kelima ini diarahkan untuk mencapai sejumlah tujuan strategis. Forum ini, ujar dia, menjadi wadah untuk mengkaji kembali studi-studi keislaman dalam konteks modernitas sekaligus menguatkan pengembangan program akademik di seluruh pascasarjana PTKIN. Selain itu, konferensi ini diharapkan mampu meningkatkan reputasi akademik melalui penguatan riset dan publikasi ilmiah, serta memperkuat ekosistem keilmuan lewat pembentukan asosiasi keilmuan antar-pascasarjana.

“Konferensi ini menjadi wujud komitmen Pascasarjana PTKIN dalam membangun hubungan akademik yang berkelanjutan dan memperkuat masa depan pengembangan keilmuan di Indonesia,” ujar Prof. Akhyak.

Dengan hadirnya lebih dari 150 pemakalah yang lintas disiplin, serta lahirnya gagasan-gagasan baru, ia meyakani forum ini adalah langkah penting dalam memperkuat posisi Pascasarjana sebagai pusat produksi dan distribusi pengetahuan yang relevan dan berdampak.


Sementara itu dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, menegaskan pentingnya penguatan otoritas keilmuan Pascasarjana PTKIN di ruang publik. Lebih jauh, Prof. Kamaruddin menekankan pentingnya menghadirkan Pascasarjana sebagai ruang yang khidmah, tulus, dan otentik, sehingga kualitas bimbingan akademik benar-benar berdampak. “Kualitas mahasiswa kita kelak menentukan kualitas dosen di masa depan, karena mereka akan meniru tradisi akademik yang kita tunjukkan,” ungkapnya. 

Ia juga mengingatkan bahwa proses panjang pendidikan Pascasarjana harus berujung pada hilirisasi keilmuan yang nyata. “Sudah saatnya kita tidak hanya menghasilkan output, tetapi outcome. Ilmu-ilmu dan penelitian yang kita lakukan harus benar-benar terhilirisasi dan berdampak,,” tegasnya, 

Setelah dibuka secara resmi oleh Sekjen Kemenag, Kegiatan berlanjut dengan para narasumber yang menghadirkan perspektif beragam terkait agama, hukum, dan keberlanjutan lingkungan. Sementara peserta dengan antusias memaparkan hasil penelitian mereka di ruang-ruang yang telah ditentukan. Kesemua ini memperlihatkan vibrasi intelektual yang hidup, sekaligus menegaskan Pascasarjana sebagai wadah keilmuan yang terus bergerak maju.(humassk)