PIDATO REKTOR UIN SUNAN KALIJAGA
“74 Tahun UIN Sunan Kalijaga:
Jejak Tradisi, Lompatan Inovasi, Komitmen Keberlanjutan”
Pada Peringatan Dies Natalis ke-74 UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
23 September 2025
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat
pagi, salam sejahtera bagi kita semua,
Om
Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu.
Yang
saya hormati:
Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Duta Besar, para rektor, para
pejabat sipil dan militer, pusat dan daerah, dan seluruh tamu undangan;
Ketua,
sekretaris, para Guru Besar, dan seluruh anggota Senat Universitas; para Wakil
Rektor, Kepala-Kepala Biro, Dekan, Direktur Pascasarjana, para Kabag dan
Kaprodi-sekprodi;
Para
dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni yang hadir dari berbagai penjuru
tanah air;
Para
mitra kerja sama nasional maupun internasional, serta hadirin sekalian yang
berbahagia.
Alhamdulillah,
puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul di kampus tercinta untuk
merayakan Dies Natalis ke-74 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hari ini bukan
sekadar peringatan kelahiran, tetapi momentum untuk merenungkan perjalanan
sejarah, meneguhkan komitmen akademik, dan menyalakan kembali semangat menatap
masa depan dengan visi global.
Tema perayaan kelahiran UIN Sunan
Kalijaga yang ke-74 tahun ini, “Antara Tradisi dan Inovasi: Ecotheology untuk Masa
Depan Berkelanjutan” mengandung makna bahwa UIN Sunan Kalijaga tidak akan pernah melupakan ajaran
dan nilai-nilai yang berkembang dalam khazanah dan warisan keilmuan keagamaan
Islam, spiritualitas agama, dan budaya lokal, namun melaju kencang dalam
inovasi dengan mengadopsi kemajuan ilmu, sains dan teknologi modern sebagai
jalan untuk merespons tantangan-tantangan kekinian, seperti perubahan iklim,
krisis ekologis, dan pembangunan berkelanjutan.
Komitmen ini merupakan salah satu
manifestasi ecotheology, yang digagas dan dengan gencar dikampanyekan
Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar. Ecotheology pada hakikatnya
merupakan pendekatan
teologis yang menempatkan lingkungan hidup (alam, ekosistem, kelestarian alam)
sebagai bagian integral dari iman dan kepercayaan. Artinya, bukan hanya manusia
& hubungan antar manusia yang diperhatikan, tetapi juga hubungan manusia
dengan alam, kewajiban merawat ciptaan, keadilan ekologis, dan tanggung jawab
keberlanjutan, sekaligus juga komitmen yang utuh pada bangsa dan negara.
Jejak
Sejarah dan Tonggak Pencapaian
Tujuh
puluh empat tahun bukanlah waktu yang singkat. Sejak berdiri pada tahun 1951
sebagai Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), kampus ini lahir dari
cita-cita luhur para pendiri bangsa yang ingin memadukan keilmuan Islam dengan
sains dan ilmu modern. Transformasi dari PTAIN menjadi IAIN Sunan Kalijaga,
hingga kini menjadi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, adalah bukti
kematangan visi dan keteguhan misi.
Sejarah
mencatat, perjalanan kita tidak selalu mulus. Kita melewati keterbatasan
sarana, dinamika politik nasional, dan tantangan globalisasi. Namun kita terus
bergerak maju. Sebagaimana kata Bung Karno, “Bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghargai jasa pahlawannya.” Hari ini kita menundukkan kepala,
menghormati jasa para pendiri, dosen, dan alumni yang telah menyalakan api
keilmuan di kampus ini.
Kini, UIN Sunan Kalijaga berdiri sebagai salah satu
universitas Islam terkemuka di Asia Tenggara. Kita telah meraih akreditasi A/Unggul
bagi institusi sejak 2014. Demikian juga, 73% program studi yang dimiliki
kampus ini telah tekreditasi Unggul/A, plus 30% yang terakreditasi
internasional; AUN-QA, FIBAA, dan ASIIN. UIN Sunan Kalijaga juga menorehkan
peningkatan publikasi internasional, dan menjadi rujukan dalam
integrasi-interkoneksi keilmuan.
Hal ini berjalan
berbarengan dengan upaya UIN Sunan Kalijaga untuk terus melakukan transformasi dalam
semua aspek kehidupan kampus, demi menjawab tantangan-tantangan dan kebutuhan kekinian.
UIN Sunan Kalijaga terus berikhtiar memperkuat integrasi keilmuan, sebagai
ciri khas keilmuan universitas, melalui berbagai macam terobosan dan inovasi. UIN
Sunan Kalijaga juga berupaya mengembangkan digitalisasi akademik dan
infrastruktur pembelajaran untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0 dan
Society 5.0. Pemanfaatan teknologi digital dan big data serta kecerdasan buatan
diupayakan dalam pengajaran dan riset, dengan mematuhi etika akademik yang
berlaku. UIN Sunan Kalijaga sekaligus berkomitmen mendorong peningkatan
mutu riset dan hilirasi dengan di antaranya membuka berbagai skema dukungan dan
insentif penelitian bagi civitas akademika serta mendirikan pusat hilirisasi
dan SDGs, plus pengembangan kolaborasi akademik nasional dan internasional.
Di
samping itu, UIN Sunan Kalijaga berkhidmat mengawal peningkatan employability
lulusan, dengan pemberian bukan hanya hard skills, tetapi juga shoft
skills dan deep skills, serta pemagangan di dunia usaha dan dunia
industri untuk menghadapi dunia kerja yang semakin dinamis. UIN Sunan Kalijaga juga
terus berusaha membangun ekosistem kampus yang inklusif dan ramah
disabilitas, yang menjunjung tinggi keberagaman dan memperkuat
prinsip moderasi beragama dan kecintaan tanpa batas bagi seluruh makhluk
Tuhan, termasuk lingkungan sekitar. UIN Sunan Kalijaga bahkan menjadi pelopor
dalam keadaban digital dan etika keilmuan, dengan menanamkan integritas di
setiap langkah akademik.
Dengan berbagai ikhitar ini UIN Sunan Kalijaga kini telah
menjadi ruang dialog antarperadaban, tempat bertemunya tradisi dan
inovasi, teks dan konteks, lokalitas dan globalitas, sekaligus berdiri semakin
kukuh dalam berbagai pemeringkatan internasional. Berdasarkan
pemeringkatan Webometrics tahun 2025, UIN Sunan Kalijaga tercatat
sebagai kampus nomor 1 di lingkungan PTKIN se-Indonesia
dan peringkat 27 dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Sebelumnya, UIN
Sunan Kalijaga juga menempati posisi sebagai kampus Islam terdepan versi
Edurank, bahkan peringkat ke-6 di Asia dalam bidang teologi dan
keislaman. Selain itu, dalam pemeringkatan Sinta yang mengukur
produktivitas civitas akademika dalam mempublikasikan karya ilmiah, UIN Sunan
Kalijaga menempati posisi teratas di lingkungan PTKIN. Kini, kami tengah
berikhtiar untuk dapat mencatatkan diri dalam jajaran QS World University
Rankings (QS WUR) Asia, THE ranking, Green-Metric Campus dan lain-lainnya.
Inisiatif Pengembangan
Untuk
memastikan UIN Sunan Kalijaga terus melangkah maju, menjawab
kebutuhan-kebutuhan kekinian, kami mengambil berbagai inisiatif pengembangan
akademik, kelembagaan, administrasi, kemahasiswaan dan sarana-prasarana. Sejak
awal tahun 2025 kami mengambil langkah besar dan taktis untuk mendirikan
Fakultas Kedokteran. Dengan segala upaya, kini prosesnya sudah di
Kemendiktisaintek menunggu visitasi, penilaian dan penetapan. Kami juga
mengembangkan berbagai program akademik terobosan, di antaranya International
Undergraduate Program (IUP) di 6 Fakultas, Double Degree program kerjasama
Pascasarjana dengan University of Edinburgh dan SOAS University, Rekognisi
Pembelajaran Lampau (RPL), Fast Track (FT), dan Student and Faculty
Exchange bekerjasama dengan SES Jerman, Wuxi University of Technology, dan
Erasmus+.
UIN
Sunan Kalijaga berikhtiar memulai pembangunan kampus 2 di Pajangan. Dalam 1
tahun terakhir, segala langkah—mulai pembuatan masterplan, amdal, rekomtek dan
lain-lainnya sampai melakukan komunikasi aktif dengan Menteri Agama,
lembaga-lembaga pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan—sudah dan sedang
kita lakukan. Kini kita memiliki secercah harapan akan dimulainya pembangunan
kampus 2 tersebut dalam waktu yang tidak terlalu lama. Langkah pembangunan
kampus 2 ini disertai dengan upaya menata ulang dan memaksimalkan pemanfaatan
sarana-prasarana pendidikan yang ada di kampus utama ini, di antaranya melalui
program beautifikasi dan peningkatan sarpras pendidikan. UIN Sunan
Kalijaga juga terus berupaya meningkatkan kualitas SDM, kenyamanan kerja dan
kesejahteraan seluruh dosen dan tenaga kependidikan, dengan menyempurnakan
pelayanan dan sistem remunerasi.
Melalui
berbagai upaya, UIN Sunan Kalijaga mendorong mahasiswa untuk meraih berbagai
prestasi membanggakan pada tingkat regional, nasional dan internasional. Dari
ratusan yang meraih prestasi akademik, olah raga, dan seni, beberapa mampu
mengguncang panggung nasional, misalnya dengan memenangi gugatan JR presidential
threshold di Mahkamah Konstitusi. Mahasiswa juga didorong mengikuti KKN
tematik, KKN Nusantara dan KKN lainnya yang mendekatkan mereka dengan kehidupan
nyata di masyarakat.
Di
tengah masalah kesulitan sebagian mahasiswa membayar UKT, UIN Sunan Kalijaga
mampu mengamankan beasiswa bagi 2470 mahasiswa melalui, antara lain,
KIP-Kuliah, BIB, Bank Indonesia, Astra Honda, YBM PLN dan PBSB pada 2025 ini.
Hal ini berjalan beiringan dengan kerjasama yang semakin terbuka lebar dengan
lembaga akademik dalam dan luar negeri, lembaga pemerintah, organisasi
masyarakat, perbankan dan dunia usaha, yang diwujudkan bukan saja dengan
penandatangan MoU dan PKS tetapi aksi nyata yang memberi manfaat bagi semua
pihak. Kerja sama riset telah terbangun
dengan berbagai universitas di Eropa, Amerika, Timur Tengah, dan Asia.
Tak
kalah penting, alumni UIN Sunan Kalijaga tampil menjadi pemimpin-pemimpin
pemerintahan, ilmuwan, hakim, diplomat, birokrat, guru, aktivis sosial,
wirausahawan, ulama, dan pemimpin komunitas yang membawa nilai-nilai UIN Sunan
Kalijaga ke panggung regional, nasional dan internasional. Sebagaimana
diingatkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, “Setiap orang
menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.” Semangat inilah yang menginspirasi
UIN Sunan Kalijaga untuk terus memperluas ruang pembelajaran, baik di dalam
maupun di luar kampus.
Peran
Civitas Akademika dalam Mengawal Perubahan
Meski kita patut bersyukur, kita tidak boleh lengah.
Revolusi industri 4.0 dan society 5.0, kecerdasan buatan, krisis iklim, dan
disrupsi sosial menuntut kita untuk lebih adaptif, kreatif, dan inovatif. Tidak
bisa dipungkiri, kita hidup dalam era yang terus bergerak cepat. Revolusi
teknologi yang luar biasa—melalui kehadiran Artificial Intelligence
(AI), machine learning, big data, Internet of Things (IoT),
dan otomatisasi—telah mengubah wajah dunia kerja, dunia pendidikan, bahkan
relasi sosial dan spiritual kita. AI dapat menulis, menganalisis, bahkan
mengambil alih banyak pekerjaan. Ini
berarti bahwa gelar sarjana saja tidak lagi cukup dan pengetahuan hari ini bisa
jadi sudah usang besok. Kemampuan untuk beradaptasi, berpikir kritis, belajar
cepat, dan bersikap bijaksana jauh lebih penting dari sekadar IPK. Komitmen
kita pada nilai-nilai kemanusiaan—empati, akhlak, spiritualitas, dan
kebijaksanaan—akan sangat menentukan bagi masa depan umat manusia berhadapan
dengan semua perubahan tersebut. Sebagaimana pesan KH. Hasyim Asy’ari, “Ilmu
tanpa akhlak bagaikan api tanpa cahaya.” Pengetahuan harus selalu dibarengi
etika dan keberpihakan pada nilai-nilai kemanusiaan.
Keberhasilan
untuk mewujudkan mimpi-mimpi bersama bagi kemajuan UIN Sunan Kalijaga tidak
mungkin tercapai tanpa dukungan dan solidaritas seluruh civitas akademika.
- Kepada para dosen, saya mengajak
untuk terus memberikan komitmen terbaik dalam pendidikan pengajaran,
penelitian dan membimbing mahasiswa dengan semangat inovasi.
- Kepada seluruh tenaga
kependidikan, saya mendorong agar selalu sigap dalam memberikan pelayanan
dan mendukung visi-misi dan program-program besar universitas dengan
kemauan untuk membuka diri terhadap perubahan dan inovasi.
- Kepada mahasiswa, jadilah
generasi yang berani bermimpi besar dan menembus batas ruang dan waktu,
membawa nama baik UIN Sunan Kalijaga ke forum-forum nasional dan internasional.
- Kepada alumni, teruslah menjadi
duta kampus yang menjaga integritas dan memperluas jejaring global.
- Kepada mitra nasional dan
internasional, mari kita perkuat sinergi melalui Pendidikan, riset,
pendanaan, pertukaran pengetahuan, dan program pengabdian masyarakat.
Demi
mencapai tujuan bersama, semuanya harus siap untuk bersusah-payah melakukan
yang terbaik bagi kemajuan UIN Sunan Kalijaga, berkorban dengan segenap cinta
dan keikhlasan, sebagaimana kata-kata bijak K.H., Ahmad Dahlan: “Berkorbanlah dengan ikhlas dan hati yang suci, baik harta
ataupun tenaga.”
Penutup
Hadirin
yang saya muliakan,
Dies
Natalis ke-74 adalah momentum untuk menegaskan kembali jati diri UIN Sunan
Kalijaga: universitas riset yang memadukan keilmuan, keislaman, dan
kemanusiaan. Kita bangga dengan sejarah yang telah kita ukir, tetapi kita lebih
bersemangat menatap masa depan yang menuntut keberanian dan visi besar.
Mari
kita jadikan ulang tahun ini sebagai titik tolak kebangkitan baru. Dengan kerja
keras, sinergi, dan doa bersama, insya Allah UIN Sunan Kalijaga akan meraih
prestasi yang lebih tinggi, pengakuan dunia yang lebih luas, dan kontribusi nyata
bagi peradaban kemanusiaan.
Selamat
ulang tahun ke-74 UIN Sunan Kalijaga. Semoga kampus ini selalu menjadi cahaya
ilmu, pusat kebajikan, dan kebanggaan bangsa Indonesia di mata dunia.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Yogyakarta, 23 September
2025
Rektor,
Prof. H. Noorhaidi Hasan,
S.Ag., M.A., M.Phil., Ph.D.