Yth. Ketua Senat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Yang kami hormati, Rektor dan para Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Yang kami banggakan, para Dekan, Direktur Pascasarjana, dan Guru Besar
Yang kami sayangi, Ayah dan Ibu kami beserta tamu undangan, juga teman-teman wisudawan-wisudawati yang berbahagia.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
الحمد لله رب العالمين، حمدا بلا غاية وشكلاا بلا نهاية
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّه
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمدا عبده ورسوله، أما بعد.
Pertama, mari kita senantiasa mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kita bisa bertemu di hari ini untuk melaksanakan prosesi Wisuda periode II tahun akademik 2024-2025. Tak lupa, kita harus senantiasa mengingat bahwa tanpa nikmat kesehatan, mustahil bagi kita semua dan keluarga kita tercinta dapat menghadiri acara yang sangat bersejarah bagi para calon wisudawan/ti UIN Sunan Kalijaga ini.
Kedua, shalawat dan salam teriring kepada Baginda kita, Nabi Muhammad SAW, pembawa risalah Islam dan sekaligus menjadi teladan sepanjang masa bagi seluruh muslim, yang syafa’atnya sama-sama kita nantikan dan harapkan di akhirat kelak.
Para hadirin yang berbahagia!
Momen spesial hari ini adalah salah satu di antara momen-momen paling berkesan dalam hidup kita semua. Tentu para calon wisudawan/ti di sini tidak mampu sampai di tahap ini tanpa bantuan dari seluruh sivitas akademika di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, khususnya para dosen yang telah mengabdikan waktu, tenaga, pikiran, serta doa untuk mendidikan dan mencerdaskan kami para mahasiswa yang penuh dengan kekurangan ini. Tidak lupa, sebagaimana pengetahuan saya di bidang penjaminan mutu, berbagai organ pendukung dan supporting management di kampus, mulai dari Tata Usaha, tenaga kependidikan, pegawai, satpam, pengelola kantin, dan pihak lain yang terlibat memiliki peran yang vital dalam perjalanan kehidupan kampus. Selain itu, pihak-pihak lainnya yang berada di luar kampus seperti pengemudi ojek online, staf photocopy, pengelola burjo, dan berbagai pendukung lainnya, yang juga turut berperan serta dalam pemenuhan kebutuhan logisitk dalam rangka penyelesaian studi kami di kampus tercinta ini. Semoga seluruh pengabdian-pengabdian tersebut dihitung sebagai amal ibadah dan amal jariyah yang selalu mengalir seiring perjalanan hidup para wisudawan-ti, Amin.
Saya pribadi paham benar bagaimana rasanya menjadi pendidik, khususnya dosen, karena di hari lain, saya juga berprofesi menjadi dosen. Menjalankan tugas tridharma dengan tugas-tugas administratif lainnya, di tengah-tengah proses pembelajaran dan pembimbingan membutuhkan alokasi tenaga, pikiran, dan waktu yang tidak sedikit. Di sisi lain, dosen juga manusia biasa yang juga memiliki keluarga dan urusan duniawi lainnya di luar kampus, sehingga 24 jam dalam sehari semalam masih terasa kurang. Saya juga paham benar bahwa selalu ada alasan yang kuat di balik WA mahasiswa atau bimbingan yang tidak terjawab, tertimbun, atau dibalas seminggu kemudian. Menjadi dosen, khususnya di Indonesia, itu tidak mudah, hanya orang-orang hebat yang mau menjadi dosen. Mari kita berikan applause untuk para dosen-dosen kita!
Kami juga mohon maaf sebesar-besarnya atas seluruh kebandelan-kebandelan kami selama perkuliahan, selama berdiskusi, bercengkerama – baik di dunia nyata maupun dunia maya – dan juga perjalanan bimbingan tugas akhir. Nyatanya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, seringkali berbanding lurus dengan tingkat ke-ngeyel-annya. Hal ini juga yang kami rasakan secara pribadi yang merupakan mahasiswa pasca yang seringkali selalu merasa sudah penuh dan tidak menerima asupan informasi dan arahan dari dosen-dosen. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekhilafan tersebut dan mohon doa semoga kami semua mampu belajar menerapkan “Ilmu Padi” (Abangku), yaitu semakin berisi, semakin merunduk, Amin.
Para Calon Wisudawan-Wisudawati yang Berbahagia
Saya melihat ada beberapa wajah yang kurang semangat, mungkin karena Lelah setelah perjalanan, atau Lelah setelah antri make-up dari sebelum Shubuh. Karenanya, saat ini, semuanya tersenyumlah! Apresiasi diri kalian semua, kalian semua luar biasa. Tepuk tangan untuk kita semua. Kita dan kalian telah luar biasa karena telah melewati ini semua, karena what doesn’t kill, makes you stonger. Menyelesaikan sekian semester dengan berbagai tugas di dalamnya, menyelesaikan tugas akhir, menanti jadwal bimbingan, membaca berbagai literatur, merefleksikannya dan kemudian menuangkannya dalam tulisan, membaca ulang hasil tulisan, (poin-poin ini pengguna joki can’t relate), menerima hasil revisi, dan kemudian melewati berbagai ujian. Semua hal tersebut tidaklah sederhana. Hari ini, tersenyumlah, berbahagialah, dan berbanggalah dengan semua yang kita capai!
Esok pagi, kita akan bangun pagi dengan status baru, dunia baru (karena bukan dunia perkuliahan lagi), tanggung jawab baru (karena telah menjadi sarjana), serta kewajiban baru. Kalau paman Ben dan Bibi May berpesan kepada Peter Parker “Great Power comes with Great Responsibility”, bagi kita “Higher Degree comes with Higher Responsibility”. Selain itu, seusai toga dilepaskan, gelar kita boleh bertambah, tetapi selalu ingat bahwa “even the best can be improved”, selalu kosongkan gelas kita ketika kembali ke masyarakat atau dunia kerja atau dunia profesional.
Esok pagi, kita sudah masuk dalam keluarga Alumni UIN Sunan Kalijaga. Sebagaimana pesan kyai kami – yang kami sesuaikan dengan konteks kampus ini – di dahi kita semua ada tulisan UIN, yang mana “I” adalah Islam. Semoga kita semua mampu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam setiap langkah hidup, Islam pikirannya, Islam niatnya, Islam semangatnya, Islam worldviewnya, Islam gaya hidupnya, dan Islam seluruh hembusan nafasnya.
Setelah ini kita akan berjuang dalam bentuk yang baru. Seperti lagu The Script “be students, be teachers, be politicians, be preachers, be believers, be leaders, be astronauts, be champions, dan be truth seekers”. Dalam Mars UIN Sunan Kalijaga disebutkan “..tanah air minta baktimu..”, maka setelah lulus, saatnya berbakti kepada ibu pertiwi. Indonesia tidak pernah kekurangan orang pintar, tetapi negeri ini masih sangat butuh orang pintar yang bijak dan bajik. Maka, jadilah salah satu dari mereka!
Selalu ingat bahwa hidup tak selamanya indah. Bahagialah seperlunya, tetapi juga kecewalah secukupnya. Kita bisa saja lulus di hari yang sama dari almamater yang sama, tetapi masing-masing dari kita berjalan di atas takdir yang berbeda. Bila esok hidup terasa sulit, ingatlah hari ini kita pernah bahagia dan menuntaskan apa yang sudah kita mulai. Meski sulit, jangan sampai fokus mengejar angka dan nominal, hingga melupakan nilai.
Para orang tua dan wali Wisudawan-Wisudawati yang tersayang
Berbanggalah atas seluruh pencapaian anak-anak bapak-ibu, sekecil apapun. Kebetulan saya juga baru menjadi orang tua dalam satu tahun belakangan, saya mulai merasakan bahwa ketika anak-anak kita masih kecil, kita mudah sekali bahagia, bangga, dan apresiatif terhadap pencapaian mereka sekecil apapun. Mereka bisa duduk, mereka mau makan, mereka berdiri beberapa detik, dan berbicara beberapa patah kata, kita berikan tepuk tangan, ciuman sayang, pelukan hangat, dan kalimat afirmasi “Anak Pintar”. Namun, seringkali semakin ke sini, kita menjadi jarang memberikan apresiasi atas langkah-langkah kecil yang dilalui anak-anak mereka.
Anak-anak bapak-ibu yang dahulu masih sering mengacak-acak nasi di piringnya hari ini sudah wisuda. Mereka melewati berbagai masa sulit, jatuh, bangun lagi, jatuh lagi, mencoba bangun lagi, dan mencoba merangkak menyelesaikan kuliahnya. Tidak seluruh rasa sakit dan kecewa yang mereka alami diceritakan kepada orang tua. Bahkan, tidak selama jawaban “Alhamdulillah kabarnya baik” memang benar-benar baik. Beruntunglah orang tua yang memiliki kesempatan untuk menyaksikan momen seperti ini. Ibu saya bukan orang yang beruntung, ia tidak sempat melihat saya lulus SMA, S1, S2, menikah, lulus S3, dan berbicara di depan banyak orang seperti hari ini. Karena itu, setelah ini, peluklah mereka dan bisikkan “kami bangga padamu, kami cinta kamu”.
كلمتان خفيفتان على اللسان، ثقيلتان في القلب
Esok hari, jangan tekan mereka dan jangan bandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan bapak-ibu sekalian di usia yang sama. Kyai saya berkata “setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya”. Percayalah bahwa dengan didikan kampus ini dan kedewasaan mereka, anak-anak bapak-ibu sekalian memiliki target yang jelas, yaitu menggapai ridho Ilahi melalui berbagai jalan dan profesi, sesederhana apapun itu.
Terakhir, Untuk para wisudawan dan wisudawati, setelah ini, tarik nafas, hembuskan, tatap ke depan, buat target baru, ikhtiyar dan tawakkal. Sejatinya hidup menjadi bermakna ketika kita memiliki target.
وانصب فإن لذيذ العيش في النصب
Ketika kita berhenti mengejar target, sesungguhnya hidup menjadi mudah rusak sebagaimana mesin yang jarang aktif dan digunakan akan lebih cepat rusak dibandingkan mesin yang selalu bergerak
إِنّي رَأَيتُ وُقوفَ الماءِ يُفسِدُهُ # إِن ساحَ طابَ وَإِن لَم يَجرِ لَم يَطِبِ
تحرك فإن في الحركة بركة
Kepada seluruh dosen, guru, dan orang tua, kami mohon doa dan ridho dari kalian semua untuk menghadapi hari esok yang penuh ketidakpastian. Doakan kami menjadi manusia yang “ahsanuhum khuluqan” dan “anfa’ukum li al-naas”. Aamiin Allahumma Aamiin.
Terima kasih banyak,
Wassalamu’alaikum, wr, wb.