Bismillahirrahmanirrahim,
Yang
terhormat,
Rektor
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta jajaran pimpinan universitas,
Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum beserta para Wakil Dekan,
Para
Ketua Program Studi khususnya Program Studi Hukum Tata Negara,
Para
dosen yang telah membimbing kami dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, Para
orang tua dan keluarga yang selalu mendukung perjalanan kami, Dan yang saya
banggakan, seluruh wisudawan dan wisudawati hari ini.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mengizinkan
kita semua berkumpul di tempat yang penuh berkah ini. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Hari
ini saya berdiri di sini, bukan hanya sebagai seorang wisudawan, tapi sebagai
saksi dari keajaiban harapan. Keajaiban bahwa mimpi sederhana seorang anak
perempuan, anak dari seorang ibu lulusan SMP yang membesarkan ketiga
putra-putrinya seorang diri, bisa mewujud menjadi gelar sarjana hukum. Bukan
karena saya istimewa, tapi karena ada tangan-tangan kasih yang selalu menopang
di balik layar: Ibu dan Kakak perempuan saya, terima kasih karena telah menjadi
rumah saat dunia terasa sempit. Terima kasih karena tanpa kalian, saya tak
mungkin sampai sejauh ini.
Saya masih ingat dengan jelas hari pertama saat
melangkahkan kaki di kampus ini. Seorang gadis pendiam yang tumbuh dalam
"rumah kaca", jarang berinteraksi dengan orang lain, dan terbiasa
dianggap sebagai seorang "nerd". Saya datang dengan membawa
mimpi-mimpi sederhana tetapi dengan ketakutan yang tidak sederhana.
Tapi di sinilah keajaiban kampus putih ini bermula.
UIN Sunan Kalijaga tidak hanya mengajarkan saya tentang hukum dan konstitusi.
Kampus ini mengajarkan saya bahwa latar belakang bukanlah penentu masa depan.
Bahwa mimpi-mimpi besar tidak harus lahir dari keluarga dengan pendidikan
tinggi. Bahwa setiap orang, termasuk saya, anda, kita semua berhak untuk
bermimpi dan berjuang mewujudkannya.
Di sini saya bertemu dengan Komunitas Pemerhati
Konstitusi, untuk pertama kalinya saya menemukan rumah kedua. Tempat di mana
saya tidak lagi merasa sebagai orang asing, tempat di mana suara saya mulai
berani terdengar. Di komunitas inilah saya jatuh cinta pada ilmu pengetahuan.
Jatuh cinta pada proses menulis dan meneliti. Hal yang dulu saya anggap hanya
bisa dilakukan oleh orang-orang jenius, kini menjadi bagian dari perjalanan
saya.
Saya masih tidak percaya bahwa gadis yang tidak
mengerti apa-apa itu kini telah menerbitkan jurnal di Sinta 2 dan Sinta 4.
Mungkin bagi sebagian orang itu bukanlah pencapaian besar, tapi bagi saya dan
keluarga saya, ini adalah bukti bahwa keterbatasan ekonomi dan latar belakang
pendidikan keluarga bukanlah penghalang untuk terus maju dan berjuang. Walau
kita tidak tahu ke mana perjuangan itu akan membawa kita.
Masih terekam jelas di ingatan saya saat
memenangkan posisi ke 2 lomba debat penegakan hukum pemilu, meraih juara kedua
dalam Sidang Semu Mahkamah Konstitusi, dan ketika program Student Mobility
membawa saya untuk pertama kali menginjakkan kaki di luar negeri. Meskipun
hanya ke Malaysia, pengalaman itu membuka mata saya bahwa dunia ini begitu
luas, dan saya hanyalah setitik kecil di dalamnya. Justru kesadaran inilah yang
membuat saya semakin haus akan ilmu pengetahuan.
Dan momen yang paling membanggakan adalah ketika
saya berkesempatan terlibat dalam Judicial Review perkara 62/PUU-XXII/2024.
Saat itulah teori yang saya pelajari di kelas menjadi nyata. Saat itulah saya
menyadari bahwa ilmu yang kita pelajari bukan sekadar untuk mengejar nilai A,
tetapi memiliki dampak nyata bagi kehidupan masyarakat.
Teman-teman wisudawan dan wisudawati yang saya
banggakan,
Dalam Al-Qur'an Surah Al-Mujadilah ayat 11, Allah
SWT berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
"Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
Ayat ini menjadi pengingat bagi kita bahwa ilmu
yang telah kita peroleh bukanlah untuk disimpan sendiri. Ilmu adalah amanah
yang harus kita gunakan untuk kebaikan umat. Sebagai lulusan Fakultas Syariah
dan Hukum, kita memiliki tanggung jawab untuk menegakkan keadilan, membela yang
lemah, dan menjadi penjaga konstitusi.
Dalam tradisi keilmuan Islam, ada konsep yang
sangat saya pegang teguh yaitu "al-'ilmu bila 'amalin ka shajaratin bila
tsamarin" – ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah. Segala pengetahuan
yang telah kita peroleh di kampus ini akan sia-sia jika tidak kita
implementasikan untuk kebaikan masyarakat.
Saya teringat salah satu prinsip dalam maqashid
syariah yang mengajarkan tentang perlindungan terhadap lima hal pokok: perlindungan
terhadap agama (hifdz ad-din), jiwa (hifdz an-nafs), akal (hifdz al-'aql),
keturunan (hifdz an-nasl), dan harta (hifdz al-mal). Prinsip ini mengingatkan
saya bahwa tujuan utama hukum adalah untuk melindungi dan menjamin
kesejahteraan manusia secara menyeluruh.
Dan prinsip inilah yang ingin saya bawa dalam
perjalanan selanjutnya. Kini saya bekerja di sebuah NGO. Bekerja di NGO bidang
perhutanan sosial dan perlindungan masyarakat adat marginal adalah pilihan
sadar saya untuk mengimplementasikan ilmu yang telah saya peroleh. Karena bagi
saya, keadilan tidak hanya berbicara di ruang sidang atau di atas kertas,
tetapi harus terasa sampai ke akar rumput.
Saya memiliki motto: "Hidup untuk
menghidupi." Saya mungkin tidak akan menghabiskan karir saya dengan jas
mewah atau sepatu hak tinggi. Saya memilih untuk hidup di arus bawah, berada di
tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan, dan menjadikan ilmu saya sebagai
jembatan keadilan bagi mereka yang selama ini terpinggirkan.
Teman-teman
sekalian,
Setelah kita keluar dari gedung ini, kita akan mulai berenang. Kita akan terjun
ke laut kehidupan tanpa pelampung. Tidak ada lagi tugas dosen, tidak ada lagi
jadwal kelas yang pasti, tidak ada lagi nilai yang kita kejar. Yang ada hanya
kehidupan nyata—dengan tantangan, gelombang, dan ombaknya yang tidak bisa
ditebak. Tapi saya percaya, kita akan mampu berenang. Karena kita telah
ditempa, dididik, dan dibentuk oleh kampus ini untuk siap menghadapi samudera
itu.
Bottom
of Form
Bagi kalian yang mungkin masih mencari jalan,
ingatlah bahwa tidak semua jalan harus sama. Ada yang memilih berkarir di
pemerintahan, ada yang memilih jalur akademisi, ada yang memilih sektor swasta,
dan ada pula yang memilih seperti saya untuk bekerja di lembaga non-pemerintah.
Semua pilihan itu sama mulianya selama tujuan akhirnya adalah kemaslahatan
umat.
Seperti kata Dory dalam film Finding Nemo yang
selalu saya ingat: "Just keep swimming." Teruslah berenang
meski arus kehidupan terkadang melawan kita. Teruslah berjuang meski terkadang
kita merasa kecil di tengah luasnya samudera kehidupan.
Kepada orang tua dan keluarga kami, terima kasih
atas segala pengorbanan, doa, dan dukungan yang tiada henti. Pencapaian kami
hari ini adalah pencapaian kalian juga. Maafkan jika selama masa studi kami
belum bisa memberikan yang terbaik dan membuat kalian bangga.
Kepada para dosen dan civitas akademika UIN Sunan
Kalijaga, terima kasih telah menjadi lentera dalam perjalanan kami menuntut
ilmu. Kalian tidak hanya mengajarkan kami tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga
tentang kehidupan dan nilai-nilai kemanusiaan.
Dan terakhir, kepada teman-teman seperjuangan,
selamat atas pencapaian ini! Perjalanan kita baru saja dimulai. Mari kita
buktikan bahwa lulusan UIN Sunan Kalijaga tidak hanya unggul dalam ilmu
pengetahuan tetapi juga dalam akhlak dan kontribusi untuk masyarakat.
Saya akan mengakhiri pidato ini dengan sebuah doa:
اَللّٰهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا وَانْفَعْنَا
بِمَا عَلَّمْتَنَا وَزِدْنَا عِلْمًا
"Ya Allah, ajarkanlah kepada kami apa yang bermanfaat
bagi kami, dan berilah manfaat dengan apa yang telah Engkau ajarkan kepada
kami, dan tambahkanlah ilmu kepada kami."
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.