Dua Dosen Muda UIN Suka Ikuti Short Course Metodologi Riset Berstandar Internasional di Leiden University, Belanda.

Dua orang dosen muda UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Muhammad Ghafur Wibowo, SE., MSc. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam) dan Fatiyah, S. Hum., MA. (Fakultas Adab dan Ilmu Budaya) terpilih untuk mengikuti Short Course Metodologi Riset Berstandar Internasional (SCMRI) di Leiden University Belanda selama 1 bulan. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 20 Agustus – 20 September 2018 tersebut diberikan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Kementarian Agama RI 2018 ini kepada 9 orang dosen dari beberapa perguruan tinggi agama Islam di Indonesia.

Secara teknis, kegiatan short course diselenggarakan oleh Leiden University Centre for the Study of Islamic & Society (LUCIS) bekerjasama dengan Diktis Kemenag RI. Kegiatan ini fokus pada peningkatan kemampuan academic writing sekaligus pendalaman dan penyempurnaan draft proposal riset yang sudah disusun oleh para peserta. Output yang ingin dicapai adalah proposal riset dan artikel ilmiah berkualitas yang siap untuk dipublikasikan pada berbagai jurnal ilmiah internasional.

Untuk mencapai target tersebut, Universitas Leiden menurunkan beberapa dosennya untuk mendampingi dan membimbing para peserta selama kegiatan tersebut berlangsung. Beberapa di antaranya adalah Dr. Dorrit van Dalen, Dr. Marielle Matthee dan Mara van Schaik, MA. Di samping metode riset, para peserta juga diberi berbagai wawasan dari para guru besar bidang studi humaniora dan studi Islam seperti Prof. David Henley, Prof. Nico Kaptein, Prof. A. Bedner dan juga Prof. Wada Kadi.

Selain kegiatan klasikal, short course tersebut juga mengenalkan para peserta dengan berbagai koleksi budaya nusantara dan dunia yang ada di Leiden University dan sekitarnya. Koleksi itu meliputi berbagai manuskrip nusantara yang tersimpan rapi di Leiden Library. Kunjungan ke Museum of Ethnography (Volkenkunde Museum) juga dilakukan untuk menunjukkan kekayaan koleksi seni dan budaya Indonesia sejak beradab lalu yang tersimpan dengan baik di Belanda.

Menurut Ghafur salah satu peserta dari UIN Sunan Kalijaga, kegiatan Short Course ini dirasakan sangat bermanfaat oleh para peserta. Tidak hanya mampu menghasilkan proposal dan artikel yang berkualitas baik, namun juga mendapat tambahan wawasan dan jejaring akademik yang sangat penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini tentu saja sejalan dengan visi dan misi UIN Sunan Kalijaga untuk menjadi unggul dan terkemuka dalam bidang pengembangan pengetahuan bagi peradaban.

“Di samping itu, respon positif muncul dari para pengelola LUCIS maupun para staff kantor Fakultas Sosial dan Bahasa (LIPSIUS), salah satunya Mr. Zau Gan (Pengelola LUCIS) mengatakan bahwa Tidak ada negara lain yang mengirimkan tenaga pengajarnya ke Leiden dalam proyek Short course setiap tahunnya. Hanya pemerintah Indonesia saja yang memiliki kerjasama yang baik dengan Belanda yang terus-menerus melangsungkan program ini”, tutur Ghafur

Senada dengan Gharfur, Fatiyah menegaskan bahwa peserta dari Indonesia patut berbangga hati kepada kebijakan pemerintahannya melalui Kemenag RI yang memiliki program Internasional setiap tahunnya yang terselenggara melalui fasilitas Diktis maupun Litapdimas. Semoga harapan dan cita-cita menjadikan PTKIN dan PTKIS secara akademik dan intelektual mampu mencapai target World Class University. (Doni-Humas)