LPTK Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Suka Kukuhkan Guru Profesional Bidang PAI

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)-Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan Pengukuhan Guru Profesional PPG Batch 1 (Guru Madrasah dan PAI) pada Minggu/23/10/2022, di Gedung Prof. Amin Abdullah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Dr. Phil. Al Makin, S.Ag, MA, Dekan FITK UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Sri Sumarni, M.Pd, Direktur PAI, Drs. H. Amrullah, Kabid Madrasah Kanwil Kemenag DIY, Abdul Su’ud, S.Ag,. M. Ag, Kepala Biro AAKK UIN Sunan Kalijaga, Dr. H. Mamat Rahmatullah, MM, dan Kaprodi PPG FITK, UIN Sunan Kalijaga.

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Phil. Al Makin S. A M.A., dalam sambutannya usai mengukuhkan Guru Profesional menyampaikan harapannya, para Guru yang dikukuhkan bisa menjadi guru profesional yang sesuai dengan kode etik guru Indonesia. Prof. Al Makin juga penyematan PIN secara simbolis. Peserta Guru Profesional mengucapkan ikrar sebagai Guru Profesional.

Dalam sambutannya lebih jauh, Prof. . Al Makin menyampaikan terimakasih dan selamat kepada Dekan FITK atas terselenggaranya acara ini. Juga mengucapkan selamat datang dan terimakasih atas dedikasinya kepada Direktur PAI Drs. H. Amrullah, M.Si, sekretaris panitia PPG Dr. Mustofa Fahmi, Kabid Madrasah Kanwil Kemenag DIY Abdul Su’ud, S.Ag,. M. Ag. Juga mengucapkan selamat kepada bapak ibu guru lulusan PPG UIN Sunan Kalijaga. “Satu hal yg membuat saya bersyukur adalah bapak ibu memakai pakaian warna-warni dan begitu beragam dari berbagai daerah. Ini sesuatu yang menggembirakan, karena kita semua berani untuk tampil beda. Kita semua berani menunjukkan ciri khas identitas etnis masing-masing,” kata Prof. Al Makin.

Pada kesempatan kali ini Prof. Al Makin menyampaikan keprihatinannya terhadap pendidikan di Indonesia dan mengajak untuk menjunjung tinggi tanggungjawab sebagai guru. “Kita harus memberi kesempatan mereka untuk berinovasi, dan menyampaikan karakter masing-masing. Guru adalah Tut Wuri Handayani, bekerja dibelakang untuk menggiring siswa kedepan. Bapak ibu guru adalah pionir di lapangan dan merupakan pahlawan tanpa tanda jasa, saya yakin itu berlaku sampai sekarang,” demikian Prof. Al Makin. Selanjutnya, Prof. Al Makin memberikan apresiasi pada perwakilan guru masing-masing daerah berupa sebuah buku karyanya.

Sementara itu, dalam sambutannya Prof. Dr. Sri Sumarni, M.Pd., mengucapkan “selamat dan sukses untuk guru-guru hebat semoga kalian bersinar untuk memajukan bangsa,” harap Prof. Sri Sumarni. Disampaikan, peserta kali ini seluruhnya berjumlah 512 orang. LPTK UIN Sunan Kalijaga menjadi LPTK dengan kelulusan paling tinggi. “Ini menjadi momentum bagi bapak ibu untuk terus berkarya mengabdi tiada henti,” imbuh Prof. Sri Sumarni. FITK UIN Sunan Kalijaga memperoleh penghargaan LPTK dengan tata Kelola paling inovatif di lingkungan Kemenag RI 2021, dan sebagai penyelenggara PPG dengan kelulusan tertinggi pada Mei 2022. Dari 538 first taker, 492 dinyatakan lulus dan 46 tidak lulus. Lalu dari 29 retaker, 20 diantaranya dinyatakan lulus, dan 9 tidak lulus. Kemudian dari first taker dan retaker dengan jumlah 567, 512 diantaranya lulus dan 55 tidak lulus. Jumlah first taker PAI 230, 213 diantaranya lulus dan 17 tidak lulus. Kemudian jumlah pendaftar first taker madrasah yaitu 308 pendaftar, 279 diantaranya lulus dan 29 tidak lulus.

Direktur GTK Madrasah Dr. Muhammad Zain M.Ag yang memberikan sambutannya secara daring berharap, agar para Guru yang dikukuhkan sebagai Guru Profesional terus melakukan proses pembelajaran yg berkualitas. “Kita harus terus melakukan pembedahan kepada diri sendiri, memberikan kemudahan untuk melakukan pembelajaran di sekolah,” harap Muhammad Zain. Pihaknya juga menyampaikan selamat dan terimakasih kepada Rektor Dekan FITK yang telah mendidik guru seperti mereka.

Drs. H. Amrullah, M. Si selaku Direktur PAI dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan bahagia kepada UIN Sunan Kalijaga, “Hanya UIN Sunan Kalijaga yang siap menerima LPTK berkebutuhan khusus.” Minimal ada 3 hal yang harus dilakukan para Guru Profesional. Yang pertama harus memiliki paradigma baru, bukan lagi perpedoman pada cara berpikir lama yaitu transfer pengetahuan. Kedua seorang guru profesional harus bisa memanfaatkan internet dan teknologi sebagai media pembelajaran. Ketiga tentu harus ada pemikiran baru yang moderat yang tentu sudah diinsersikan nilai-nilai moderasi beragama dalam kurikulum, kata Amrullah.

Sekretaris panitia PPG Dr. Mustofa Fahmi, menambahkan, musuh utama Pendidikan di Indonesia ada dua yaitu kebodohan dan kemiskinan. Dipenghujung acara, salah satu perwakilan guru profesional Rohmat Setiawan kelas PAI asal Wonogiri menyampaikan rasa syukur yang mendalam karena sudah menyelesaikan serangkaian kegiatan modul PPL, uji komprehensif dan IP dan lain-lain. “Insya Allah semua materi PPG dapat aplikasikan di satuan pendidikan kami masing-masing. Terima kasih berkat PPG, kami bisa menambah teman dan keluarga dari berbagai daerah di Indonesia,” ungkap Rohmat. (Ira/Tiara)