Berdayakan KKN, UIN Sunan Kalijaga Launching Program Kampung Nusantara

Lembaga Penalitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan LAZISNU DIY dan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul me-launchingProgram Kampung Nusantara bersamaan dengan penerjunan KKN, bertempat di Balai Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, 23/10/2023.

Hadir pada agendalaunchingKampung Nusantara ini antara lain Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UIN Sunan Kalijaga, Ir. Yonathan Teja Kusuma, M.T., Penewu Saptasari, Eko Prayitno, Ketua PCNU, Sa’ban, Lurah Kanigoro, Suroso, dan dari Kemendagri.

Pada sambutannya usai me-launchingProgram Kampung Nusantara, Trio Yonathan menyampaikan, untuk merealisasi program-program pengabdian masyarakat dengan payung kampung nusantara, LPM UIN Sunan Kalijaga menerjunkan 30 orang Mahasiswa yang terbagi dalam 3 kelompok. Istilah kampung nusantara dikembangkan di LPPM UIN Sunan Kalijaga untuk memayungi kegiatan pengabdian masyarakat pada wilayah yangmemiliki tingkat pluralitas/kebinekaan yang tinggi. Seperti perbedaan agama, memiliki keragaman kebiasaan dan kearifan lokal, memiliki keragaman mata pencaharian, memiliki kekayaan kwbudayaan dan adat setempat, dan seterusnya. Semua latar belakang perbedaan itu dikesampingkan. Semua menyatu untuk mengembangkan potensi wilayah secara adil, sehingga semua warga dengan latar belakang yang berbeda-beda berkembang bersama, semua merasakan manfaat dari program-progam LPPM UIN Sunan Kalijaga. Diharapkan Program Kampung Nusantara dapat menyatuan potensi dan SDM setempat untuk berkembang bersama, saitek saeko proyo. Semua itu akan didukung dari SDM yang ada di kampus UIN Sunan Kalijaga. “Jadi semua fakultas sudah siap untuk menjalankan program ini. Mengembangan seluruh potensi wilayah dalam payung Kampung Nusantara,’ demikian ungkap Trio Yonathan.

Sementara itu Lurah Kanigoro, Suroso memaparkan, masyarakat Kanigoro memiliki mata pencaharian petani dan nelayan. Adat-istiadat, kebiasaan kearifan lokal berkembang di kampung ini. Semetara sebagian besar masyarakat memeluk agama Islam. Disamping itu ada agama-agama lain dan banyak aliran. Pihaknya berharap, Mahasiswa KKN tidak membeda-bedakan diantara mereka. Semua dilibat dalam program-program kegiatan Mahasiswa.

Eko Prayitno menambahkan, disamping mengembangkan pertanian dan perikanan, sektor pariwisata juga diharapkan dapat diekplorasi, dengan mengandalkan wisata alam dan mengembangkan adat istiadat, serta kebudayaan setempat. Kelurahan lain juga bisa digarap sebagai wilayah pendukung untuk mengangkat Desa Saptosari, karena Desa Saptosari masih dikategiorikan sebagai desa termiskin ke 3 di Kecamatan Kanigoro

Sementara itu, Ketua Lazisnu DIY menyampaikan, melalui program kerja sama dengan LPPM UIN Sunan Kalijaga pihaknya berharap, dapat mengoptimalkan pengembangan potensi wilayah. Untuk melahirkan Program Kampung Nusantara ini telah dilakukan FGDdi Gebang. Kampung Nusantara diprogramkan selama 3 tahun ke depan. Ada 9 pilar yang akan di kembangkan melalui Program Kampung Nusantara, yakni; Nusantara mashlahah, Nusantara tanggap, Nusantara bisa, Nusantara terampil, nusantara berdaulat,Nusantara maju, Nusantara budaya dan pariwisata, Nusantara sejahtera, Nusantara asri. Dengan 9 pilar dimulai KKN memunculkan rekomendasi-rekomendasi untuk bisa dilanjutkan KKN berikutnya.

Dari Bappeda DIY menyampaikan, Program Kampung Nusantara yang di-launchingini sangat diharapkan oleh Bappeda. Karena DIY memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa. Program Kampung Nusantara menjadi salah satu strategi mengurangi kemiskinan dengan melibatkan Mahasiswa KKN.

Program Kampung Nusantara juga diapresiasii oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul. Di tangan tangan Mahasiswa KKN Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berharap, dapat memotivasi masyarakat Gunungkidul sehinggatumbuh pilar-pilar Nusantara dan pilar-pilar bangsa di di wilayah Gunungkidul. Mahasiswa KKN diharapkan juga dapat memotivasi generasi muda Gunungkidul untuk gigih berkarya mengembangkan semua potensi yang ada. (Weni)