Alumni UIN Sunan Kalijaga harus Banyak Belajar Tentang Ilmu dan Hikmah

Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri. Banyak banyaklah membaca buku. Buku yang berisi ilmu pengetahuan atau ajaran Kebajikan maupun hikmah/wisdom. Seperti buku karya Aristoteles. Jangan hanya melihat dari Tiktok, Instagram, atau Youtube yang penuh dengan informasi, berita dan update, bukan ilmu mpengetahuan. Supaya semakin bijak dan ringan untuk berbuat kebaikan

Hal tersebut disampaikan Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. H. Al Makin usai mewisuda sejumlah 444 orang lulusan baru, pada Hari kedua prosesi pelaksanaan wisuda Sarjana, Magister, dan Doktor periode IV tahun akademik 2023/2024, Rabu, 7/8/2024. Sebelumnya, Selasa, 6/8/2024, juga telah diwisuda sejumlah 454 orang. Mereka yang diwisuda pada hari kedua berasal dari Fakultas Adab dan Ilmu Budaya sejumlah 68 orang, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 208 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora 50 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 118 orang. Sementara itu dari yang diwisuda, 8 orang diantaranya berhasil memperoleh predikat sebagai lulusan terbaik dan tercepat, yakni: Nailul Inayati dari Prodi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dengan IPK 3,81. Risqi Nur Afiyah dari Prodi Perbankan Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan IPK 3,90. Husna Nadin Nayla Zulfa dari Prodi Ilmu mKomunikasi, Fakultas Sosial dan Humaniora dengan IPK 3,90. Tia Miftakhurrohmah dari Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Saila Fadhila Ulfa dari Program Magister Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dengan IPK 3,81, Qisti Marhamah Nasution dari Program Magister Ekonomi Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan IPK 3,82. Ana Quthrorun Nada dari Program Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan IPK 4. A. Syahid Robbani dari Program Doktor Pendidikan Bahasa Arab dengan IPK 3,79.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Al Makin mengawali sambutannya dengan mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan orangtua wali serta memperkenalkan satu per satu anggota senat yang hadir dengan tanpa penyebutan gelar. Menurut Al Makin, para akademisi tidak akan keberatan dengan penanggalan gelar tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena lebih penting dari itu adalah menjadi manusia yang baik.

Di hadapan peserta dan tamu undangan, Prof. Al Makin mengajak para wisudawan untuk sejenak menjauh dari gadget guna merasakan "kemewahan" hidup. Ia juga menekankan pentingnya refleksi diri mengenai kebahagiaan yang dirasakan hari ini, merujuk pada buku karya Aristoteles, "Ethika Nichomachus", yang ditulis sekitar 2400 tahun lalu. Menurutnya, membaca buku klasik seperti ini membantu dalam memahami banyak hal secara mendalam, bukan hanya menghakimi.

Al Makin menyampaikan Buku karya Aristoteles yang hidup sekitar 1000 tahun sebelum Nabi Muhammad SAW, 400 tahun sebelum nabi Isa a.s. dang sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, sangat layak untuk dibaca dan didalami. Karya Aristoteles lainnya adalah berjudul “Politics” yang isinya tidak sebagaimana politik yang dipahami hari ini, melainkan terkait sebuah kota yang diatur oleh warga negara. Buku lainnya adalah “Poetika" atau "Poetics” yang membahas membahas berbagai aspek seni puisi, termasuk struktur, jenis-jenis puisi, dan elemen-elemen penting dalam pembuatan karya puisi.

Ia menyoroti bab 6 dalam "Ethika Nichomachus" yang membahas pentingnya kontrol diri dan pengendalian emosi sebagai upaya menjadi orang baik. Bahwasanya dalam hidup ini kita hanya memiliki 2 pilihan; mengendalikan emosi atau dikendalikan emosi. Dengan demikian, ketika melakukan kebaikan tidak sepatutnya mengharapkan pujian dan berbesar hati, begitu juga ketika dikritik tidak berkecil hati. Untuk itu, menurutnya membaca Filsafat menjadi penting supaya dapat berpikir kritis dan jernih sehingga melahirkan sikap bijaksana dan dapat mengontrol diri.

Al Makin menambahkan bahwa seseorang yang mampu mengendalikan diri akan mampu mengatasi emosi, kemarahan, kesedihan, dan godaan kemewahan. Ia juga menekankan pentingnya mendengarkan kata hati, karena sepanjang hidup seseorang akan selalu bersama dirinya sendiri. Kegagalan dalam pengendalian diri dapat menyebabkan banyak kerugian, seperti kehilangan pekerjaan, gagal dalam wawancara, kehilangan klien, dan kesempatan untuk sukses dalam berbagai bidang.

Disampaikan juga bahwa Bab 7 dalam buku Aristoteles tersebut mengupas terkait perbandingan orang baik dan sebaliknya. Menurutnya, orang baik adalah orang yang mengingat semua perbuatan yang dilakukannya dan melakukan refleksi diri. Hal ini sejalan dengan yang ditulis Al Ghozali dalam berbagai macam risalah berkali-kali menggarisbawahi makna nafs, jiwa, nafsu kemenangan, keserakahan, kebencian, menjatuhkan, semua harus dikendalikan oleh manusia jika ingin menjadi sosok pemimpin yang mampu memimpin diri sendiri. Hal senada diungkapkan oleh Filosof asal China “Jika Anda ingin menguasai dunia, maka kuasai diri sendiri; jika Anda ingin mengalahkan musuh, maka kalahkan diri sendiri terlebih dahulu”. Begitu juga dalam Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah disampaikan bahwasanya seorang petarung sejati adalah dia menang berperang dengan dirinya sendiri, dalam hal ini adalah ego, emosi, dan berbagai tabiat buruk lainnya yang ada dalam diri.

Guru Besar dalam Bidang Filsafat tersebut juga menambahkan bahwa seseorang yang kontrol dirinya lepas akan berbuat zigzag, bermanuver,dan merusak etika, moral, norma, dan hukum. Pesan Al Makin kepada para wisudawan bahwasanya label Sarjana UIN Sunan Kalijaga akan melekat sepanjang hayat. Untuk itu, sudah sepatutnya menjadi sarjana yang baik yang mampu memimpin dan taat pada norma dan hukum. Pengendalian diri tersebut menurut Aristoteles dapat diraih dengan berlatih secara konsisten menjadi karakter. (Tim Humas)