Mata Air 'Kalijaga' Diresmikan di Gunung Kidul
KKN (Kuliah Kerja Nyata) UIN Sunan Kalijaga bangun mata air di Gunung Kidul. Ini merupakan salah satu implementasi program LPPM UIN Sunan Kalijaga melaksanakan program pengabdian masyarakat berbasis aset masyarakat atau ABCD (Asset-based Community Development). Dalam dua periode pengabdian, KKN UIN Sunan Kalijaga telah berhasil mewujudan Sumber Mata Air melalui pengeboran sumber mata air dengan kedalaman lebih dari 100 meter di Desa Ngloro, Kecamatan Saptosari. Program ini hampir seluruhnya dibiayai dari dana sponsor dan donasi masyarakat yang terkumpul hingga sekitar 410 juta.
Ketua LPPM UIN Sunan Kalijaga, Dr. Muhrisun Afandi, BSW, MSW mewakili UIN Sunan Kalijaga meresmikan sumber mata air tersebut yang diberi nama “Mata Air Kalijaga”. Acara peresmian ini dilaksanakan pada 14/8/2024 dan dihadiri oleh Kepala Kapanewon Saptosari, Eka Prayitno S.Sos,M.M., Dinas kesehatan Gunungkidul Seksi Kesehatan Lingkungan, Andy Putra Hermawan, Amd., Kelurahan Ngloro, Subariman, SIP., Polsek Saptosari, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN, Muhamad Iskhak, M.Pd., Babinsa Saptosari, Babinkamtibmas Saptosari, para Kepala dukuh se- kelurahan Ngloro, Tokoh masyarakat Ngloro, para Ketua RW dan RT se-kelurahan Ngloro, serta Karangtaruna Desa Ngloro.
Kepala PPM (Pusat Pengabdian kepada Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga, Ir. Trio Yonathan Teja Kusuma, M.T., lebih lanjut menjelaskan,
“Program pengeboran sumber mata air di Desa Ngloro ini dilakukan oleh kelompok Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga angkatan 108 pada tahun 2021, yang kemudian dilanjutkan oleh kelompok KKN angkatan 109 tahun 2022, hingga sumber mata air sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Melalui penerjunan KKN angkatan 114 tahun 2024 kali ini, program penyempurnaan sumber mata air masih diteruskan, sembari malaksanakan program-program partisipatif lainnya bersama masyarakat di Wilayah Desa Ngloro, ” ungkap Trio Yonathan.
Muhamad Iskhak selaku DPL, menerangkan latar belakang Desa Ngloro yang merupakan wilayah yang sangat kekurangan sumber air. Pertanian di Desa ini hanya mengandalkan tadah hujan, sehingga pada musim kemarau tidak bisa bercocok tanam. Peternakan juga kekurangan bahan pangan pada musin kemarau. Kebutuhan air untuk rumah tangga mengandalkan pasokan dari PDAM yang amat terbatas. Dari kondisi inilah terlahir ide untuk melakukan pengeboran air. Maka KKN UIN Sunan Kalijaga berinisiatif bergerak bersama Kelompok Tani Wanita.
Mula-mula, pada tahun 2021 kelompok KKN melakukan pencarian titik air dan menemukan pusatnya di belakang Pendopo Milik Kalirahan Ngloro. Karena sulitnya medan dititik sumber air, dan merupakan tanah bebatuan, maka anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan pengeboran tidaklah sedikit. Iskhak merinci, per meter pengeboran memerlukan dana sebesar Rp. 3.500.000,00. Sementara diperkirakan untuk sampai pada titik sumber air harus melakukan pengeboran sedalam 100 meter. Maka proposal disebar untuk menggalang dana yang dibutuhkan. Di luar dugaan, proposal disambut baik oleh para donatur. Program ini mendapat suntikan dana awal dari para donatur Rp. 300.000.000,00. Setelah dana cukup terhimpun, pengeboran sumber mata air dilaksanakan selama 14 hari membuahkan hasil.
Kini Sumber Mata Air Kalijaga sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Selanjutnya, demi mewujudkan Desa Ngloro menjadi desa yang berdaya, diharapkan agar sumber mata air dapat terus direvitalisasi sehingga pertanian bisa berlangsung sepanjang tahun dan pemeliharaan hewan ternak tidak kekuarangan pakan rumput.
Pada prosesi peresmian tersebut, Andy Putra Hermawan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul memaparkan bahwa hasil uji laboratorium menunjukkan air dari Sumber Mata Air Kalijaga tersebut tidak mengandung bakteri E-Coli. Berdasarkan uji bau, warna, suhu, zat padat terlarut, dan kekeruhan secara keseluruhan, sumber mata air ini memenuhi baku mutu. Uji kimia yang meliputi kandungan unsur Arsen, Flouride, Kromium Valensi G, Cadmium, Nitrat, Nitrit, Sisa Chior, Alumunium, Besi, Mangan, Ph, Plumbum, Zeng, Amonia, Sianida menunjukkan juga memenuhi Baku Mutu. Andy berharap kedepannya ada kolaborasi antara Pemerintah Desa, UIN Sunan Kalijaga dan Dinas Kesehatan dalam Program Pembangunan sarana Air Bersih, seperti bak penampungan air dan pipa sambungan ke rumah rumah warga untuk mencapai kemaslahatan masyarakat yang lebih maksimal.
Pejabat Kepala Desa Ngloro, Subariman menyampaikan bahwa tempat pengeboran Sumber Mata Air Kalijaga ini bernama Taman Kayu Apak. Ia mengatakan, pihak Pemerintahan desa sudah memiliki perencanaan penyempurnaan Sumber Mata Air Kalijaga ini melalui program pembangunan berkelanjutan. Diantaranya adalah pembangunan penampungan air sumur, kamar mandi dan pipa saluran ke seluruh warga Ngloro. Agar air lebih bersih dan sehat, juga direncanakan tempat penampungan air yang lebih tinggi.
Kelompok KKN UIN Sunan Kalijaga yang kini tengah melaksanakan kegiatan KKN di Desa Ngloro, menunjukkan beberapa program unggulan diantaranya, melakukan uji kualitas air yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, membuat rancangan anggaran belanja (RAB) terkait pengembangan konstruksi Sumber Mata Air Kalijaga untuk diajukan kepada pemerintah atau dinas terkait, membuat desain pembangunan (site plan) penampungan air serta tata ruang di sekitar Sumber Mata Air Kalijaga, pembersihan tampungan air sementara, pembaruan plang Sumber Mata Air Kalijaga dengan prasasti UIN Sunan Kalijaga, serta menyelenggarakan seremonial peresmian Sumber Mata air Kalijaga setelah berfungsi selama hamper 3 tahun paska pengeboran Sumber Mata Air.
Dalam sambutannya, Muhrisun Afandi menyampaikan rasa syukurnya karena program KKN UIN Sunan Kalijaga telah membuktikan manfaatnya untuk kemaslahatan masyarakat, utamanya Masyarakat Desa Ngloro.
“Ini semua karena kepercayaan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul yang telah memberi ruang yang leluasa dan kesempatan kepada Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga untuk melaksanakan ide-ide inovatifnya bersama masyarakat. Mahasiswa sering memiliki gagasan ‘out of the box’ yang kadang dipandang tidak lazim dan tidak realistis, Namun jika mereka diberi kepercayaan, kadang mereka bisa menunjukkan hasil kerja yang jauh dari apa yang kita bayangkan. Sumber mata air Kalijaga ini salah satu bukti nyata dari ide-ide yang tadinya dianggap tidak realistis.”
Peresmian diikuti oleh serah terima hasil uji laboratorium sampel air dari Dinas Kesehatan, serta serah terima Site Plan Sumber Mata Air Kalijaga oleh Kelompok KKN angkatan 114. (LPPM-tim humas)
KKN (Kuliah Kerja Nyata) UIN Sunan Kalijaga bangun mata air di Gunung Kidul. Ini merupakan salah satu implementasi program LPPM UIN Sunan Kalijaga melaksanakan program pengabdian masyarakat berbasis aset masyarakat atau ABCD (Asset-based Community Development). Dalam dua periode pengabdian, KKN UIN Sunan Kalijaga telah berhasil mewujudan Sumber Mata Air melalui pengeboran sumber mata air dengan kedalaman lebih dari 100 meter di Desa Ngloro, Kecamatan Saptosari. Program ini hampir seluruhnya dibiayai dari dana sponsor dan donasi masyarakat yang terkumpul hingga sekitar 410 juta.
Ketua LPPM UIN Sunan Kalijaga, Dr. Muhrisun Afandi, BSW, MSW mewakili UIN Sunan Kalijaga meresmikan sumber mata air tersebut yang diberi nama “Mata Air Kalijaga”. Acara peresmian ini dilaksanakan pada 14/8/2024 dan dihadiri oleh Kepala Kapanewon Saptosari, Eka Prayitno S.Sos,M.M., Dinas kesehatan Gunungkidul Seksi Kesehatan Lingkungan, Andy Putra Hermawan, Amd., Kelurahan Ngloro, Subariman, SIP., Polsek Saptosari, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN, Muhamad Iskhak, M.Pd., Babinsa Saptosari, Babinkamtibmas Saptosari, para Kepala dukuh se- kelurahan Ngloro, Tokoh masyarakat Ngloro, para Ketua RW dan RT se-kelurahan Ngloro, serta Karangtaruna Desa Ngloro.
Kepala PPM (Pusat Pengabdian kepada Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga, Ir. Trio Yonathan Teja Kusuma, M.T., lebih lanjut menjelaskan,
“Program pengeboran sumber mata air di Desa Ngloro ini dilakukan oleh kelompok Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga angkatan 108 pada tahun 2021, yang kemudian dilanjutkan oleh kelompok KKN angkatan 109 tahun 2022, hingga sumber mata air sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Melalui penerjunan KKN angkatan 114 tahun 2024 kali ini, program penyempurnaan sumber mata air masih diteruskan, sembari malaksanakan program-program partisipatif lainnya bersama masyarakat di Wilayah Desa Ngloro, ” ungkap Trio Yonathan.
Muhamad Iskhak selaku DPL, menerangkan latar belakang Desa Ngloro yang merupakan wilayah yang sangat kekurangan sumber air. Pertanian di Desa ini hanya mengandalkan tadah hujan, sehingga pada musim kemarau tidak bisa bercocok tanam. Peternakan juga kekurangan bahan pangan pada musin kemarau. Kebutuhan air untuk rumah tangga mengandalkan pasokan dari PDAM yang amat terbatas. Dari kondisi inilah terlahir ide untuk melakukan pengeboran air. Maka KKN UIN Sunan Kalijaga berinisiatif bergerak bersama Kelompok Tani Wanita.
Mula-mula, pada tahun 2021 kelompok KKN melakukan pencarian titik air dan menemukan pusatnya di belakang Pendopo Milik Kalirahan Ngloro. Karena sulitnya medan dititik sumber air, dan merupakan tanah bebatuan, maka anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan pengeboran tidaklah sedikit. Iskhak merinci, per meter pengeboran memerlukan dana sebesar Rp. 3.500.000,00. Sementara diperkirakan untuk sampai pada titik sumber air harus melakukan pengeboran sedalam 100 meter. Maka proposal disebar untuk menggalang dana yang dibutuhkan. Di luar dugaan, proposal disambut baik oleh para donatur. Program ini mendapat suntikan dana awal dari para donatur Rp. 300.000.000,00. Setelah dana cukup terhimpun, pengeboran sumber mata air dilaksanakan selama 14 hari membuahkan hasil.
Kini Sumber Mata Air Kalijaga sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Selanjutnya, demi mewujudkan Desa Ngloro menjadi desa yang berdaya, diharapkan agar sumber mata air dapat terus direvitalisasi sehingga pertanian bisa berlangsung sepanjang tahun dan pemeliharaan hewan ternak tidak kekuarangan pakan rumput.
Pada prosesi peresmian tersebut, Andy Putra Hermawan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul memaparkan bahwa hasil uji laboratorium menunjukkan air dari Sumber Mata Air Kalijaga tersebut tidak mengandung bakteri E-Coli. Berdasarkan uji bau, warna, suhu, zat padat terlarut, dan kekeruhan secara keseluruhan, sumber mata air ini memenuhi baku mutu. Uji kimia yang meliputi kandungan unsur Arsen, Flouride, Kromium Valensi G, Cadmium, Nitrat, Nitrit, Sisa Chior, Alumunium, Besi, Mangan, Ph, Plumbum, Zeng, Amonia, Sianida menunjukkan juga memenuhi Baku Mutu. Andy berharap kedepannya ada kolaborasi antara Pemerintah Desa, UIN Sunan Kalijaga dan Dinas Kesehatan dalam Program Pembangunan sarana Air Bersih, seperti bak penampungan air dan pipa sambungan ke rumah rumah warga untuk mencapai kemaslahatan masyarakat yang lebih maksimal.
Pejabat Kepala Desa Ngloro, Subariman menyampaikan bahwa tempat pengeboran Sumber Mata Air Kalijaga ini bernama Taman Kayu Apak. Ia mengatakan, pihak Pemerintahan desa sudah memiliki perencanaan penyempurnaan Sumber Mata Air Kalijaga ini melalui program pembangunan berkelanjutan. Diantaranya adalah pembangunan penampungan air sumur, kamar mandi dan pipa saluran ke seluruh warga Ngloro. Agar air lebih bersih dan sehat, juga direncanakan tempat penampungan air yang lebih tinggi.
Kelompok KKN UIN Sunan Kalijaga yang kini tengah melaksanakan kegiatan KKN di Desa Ngloro, menunjukkan beberapa program unggulan diantaranya, melakukan uji kualitas air yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, membuat rancangan anggaran belanja (RAB) terkait pengembangan konstruksi Sumber Mata Air Kalijaga untuk diajukan kepada pemerintah atau dinas terkait, membuat desain pembangunan (site plan) penampungan air serta tata ruang di sekitar Sumber Mata Air Kalijaga, pembersihan tampungan air sementara, pembaruan plang Sumber Mata Air Kalijaga dengan prasasti UIN Sunan Kalijaga, serta menyelenggarakan seremonial peresmian Sumber Mata air Kalijaga setelah berfungsi selama hamper 3 tahun paska pengeboran Sumber Mata Air.
Dalam sambutannya, Muhrisun Afandi menyampaikan rasa syukurnya karena program KKN UIN Sunan Kalijaga telah membuktikan manfaatnya untuk kemaslahatan masyarakat, utamanya Masyarakat Desa Ngloro.
“Ini semua karena kepercayaan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul yang telah memberi ruang yang leluasa dan kesempatan kepada Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga untuk melaksanakan ide-ide inovatifnya bersama masyarakat. Mahasiswa sering memiliki gagasan ‘out of the box’ yang kadang dipandang tidak lazim dan tidak realistis, Namun jika mereka diberi kepercayaan, kadang mereka bisa menunjukkan hasil kerja yang jauh dari apa yang kita bayangkan. Sumber mata air Kalijaga ini salah satu bukti nyata dari ide-ide yang tadinya dianggap tidak realistis.”
Peresmian diikuti oleh serah terima hasil uji laboratorium sampel air dari Dinas Kesehatan, serta serah terima Site Plan Sumber Mata Air Kalijaga oleh Kelompok KKN angkatan 114. (LPPM-tim humas)