Haji 2024 Sukses Besar, Bus Salawat Terfavorit dengan Hasil Survei Fantastis


Rektor Universitas Islam Nege ri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Noorhaidi Hasan, memberikan apresiasi atas keberhasilan Kementerian Agama dalam mengelola ibadah Haji tahun 2024. Pencapaian ini dibuktikan melalui survei yang menunjukkan indeks kepuasan jemaah haji Indonesia mencapai angka 88,20, masuk dalam kategori "sangat memuaskan."

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pencapaian ini merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya, meskipun masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki, seperti layanan tenda dan konsumsi di Armuzna. Layanan transportasi bus salawat meraih skor tertinggi dengan indeks 91,61, menjadikannya layanan yang paling diapresiasi oleh para jemaah.
Survei ini melibatkan 14.400 jemaah haji dan bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan terhadap berbagai layanan yang diberikan pemerintah, seperti transportasi, akomodasi, dan layanan kesehatan. Tantangan kebijakan baru pasca-pandemi juga berhasil diatasi, menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan.

Direktur Sistem Informasi Statistik BPS, Joko Parmiyanto, menegaskan bahwa tren positif ini membuktikan upaya keras pemerintah dalam memperbaiki penyelenggaraan haji, terutama di masa pandemi. Ia juga menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan untuk memperbaiki aspek-aspek yang masih memerlukan perhatian, seperti tenda dan konsumsi di Armuzna.

Keberhasilan pengelolaan ibadah haji tahun ini diharapkan menjadi momentum untuk perbaikan layanan di masa depan, terutama dalam memberikan layanan ramah lansia dan kesehatan, sejalan dengan program "Haji Ramah Lansia" yang diusung pemerintah.
Hilman Latief, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, menyampaikan bahwa pelayanan petugas haji selama penyelenggaraan haji 2024 mendapat banyak apresiasi dari jemaah. Ia mengatakan, aksesibilitas dan kecepatan petugas dalam memberikan informasi serta pengaturan jemaah sangat dihargai. Selain itu, inovasi Kawal Haji juga menjadi salah satu aspek yang diapresiasi oleh para jemaah.

Hilman menambahkan, meskipun sebagian besar layanan haji telah memenuhi kriteria sangat memuaskan, masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, terutama layanan tenda dan konsumsi di kawasan Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Ia juga mengakui adanya kekurangan dalam akomodasi selama puncak haji dan menyebutkan bahwa hal ini akan menjadi fokus perbaikan di masa depan.
Ia juga menegaskan bahwa perbaikan tenda untuk jemaah haji akan terus dilakukan, dengan tujuan agar dapat mengakomodasi seluruh jemaah di masa depan. Selain itu, skema tanazul akan diusulkan kembali sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi kepadatan di Mina. Tanazul, yang merupakan pilihan bagi jemaah untuk tinggal di hotel terdekat Jamarat daripada di tenda Mina, akan dipertimbangkan dengan kategori khusus, meskipun saat ini sifatnya masih sukarela dan belum dirancang secara formal.

Keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024 menjadi landasan bagi Kementerian Agama untuk terus meningkatkan kualitas layanan di masa depan. Harapannya, perbaikan signifikan dapat dilakukan pada layanan tenda dan konsumsi di Armuzna, mengingat aspek ini masih menjadi keluhan jemaah. Selain itu, dengan tingginya jumlah jemaah haji berusia lanjut, program "Haji Ramah Lansia" diharapkan semakin dikembangkan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, terutama dalam hal aksesibilitas dan perawatan kesehatan.

Peningkatan kualitas akomodasi dan transportasi juga menjadi prioritas, meskipun layanan bus salawat sudah mendapat apresiasi tinggi. Kementerian Agama juga diharapkan terus meningkatkan kapasitas dan pelatihan petugas haji agar mampu memberikan pelayanan terbaik dalam merespons kebutuhan jemaah. Di samping itu, kerja sama internasional, khususnya dengan pemerintah Arab Saudi, perlu diperkuat guna memastikan kelancaran seluruh proses haji, mulai dari logistik hingga layanan kesehatan. Dengan evaluasi yang menyeluruh dan komitmen yang tinggi, diharapkan Kementerian Agama dapat menjadikan ibadah haji sebagai pengalaman spiritual yang tidak hanya khusyuk, tetapi juga aman, nyaman, dan berkesan bagi seluruh jemaah di masa mendatang. (humas)