Institut Iqra’ Bintulu Serawak Ingin Belajar Ketahanan Mental di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Delegasi dari Institute Iqra’ Bintulu menyerahkan kenang-kenangan kepada Direktur Admisi
Delegasi dari Institute Iqra’ Bintulu, Sarawak berkunjung ke kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kunjungan mereka diterima Wakil Rektor III (Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama), Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, M. Ag., Ketua Admisi, Dr. H. Ridwan, M.Hum dan Kabag. Kerjasama, Dra. RTM. Maharani, MM., di gedung Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Rabu, 21/3/18.
Ketua delegasi Institut Iqra’ Bintulu, Muhammad Yusuf Imawan, yang merupakan alumni UGM (saat ini menjabat sebagai kepala kerjasama luar negeri – perwakilan Indonesia di Institute Iqro’ Bintulu) ini menyampaikan, kunjungannya ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dimaksudkan untuk melakukan penjajagan kerjasama . Sebagai penganut agama minoritas, masyarakat Muslim Sarawak masih kekurangan ahli agama Islam, baik kyai maupun pendidik di sekolah. Kekuarangan ahli agama Islam juga terjadi di Sabah dan Sarawak. Selama ini yang dilakukan, mengirim tugas belajar ke Timur Tengah. Tetapi karena akhir-akhir ini sering bergejolak, banyak mahasiswa Malaysia yang terpaksa harus ditarik pulang oleh Pemerintah Malaysia sebelum lulus. Maka kemudian ada kebijakan kebijakan dari Pemerintah Malaysia untuk melakukan penjajakan bekerjasama pengiriman mahasiswa untuk studi keislaman di UIN seluruh Indonesia, termasuk UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, jelas Muhammad Yusuf.
“Kita mengagumi para ahli keislaman lulusan pendidikan tinggi keislaman di Indonesia. Selain keilmuannya matang, Indonesia memiliki ketahanan fisik dan mental yang hebat. Dalam bahasa Malaysia “lasak-tahan banting.” Makanya kita akan banyak berguru studi keislaman di UIN, utamanya di Jawa termasuk UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,” ungkap Ahmad Fathullah, yang merupakan anak Kyai Khalifathullah Harun dari sarawak turut serta dalam kunjungan ini.
Ditambahkan, Sabah, Sarawak dan Semenanjung, saat ini sedang memilih putra-putra terbaik untuk dikirim ke Indonesia berguru studi keislaman. Akan diseleksi yang paling berpotensi untuk dikirim ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mereka nanti setelah lulus akan dipersiapkan untuk mendirikan madrasah di wilayah Sarawak, Sabah dan Semenanjung.
Sementara itu Dr Waryono menyampaikan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta membuka lebar kerjasama penerimaan mahasiswa dari Malaysia, yang pada prinsipnya akan mempermudah proses pendaftaran dan seleksi. Semua akan ditangani olehInternational Office yang ada di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Semua data calon mahasiswa asing termasuk dari Malaysia bisa dikirim keInternational office. International Officeyang akan memintakanakun, usernamedanpasswordke bagian Admisi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Admisi akan melihat data yang masuk, kemudian menyeleksinya. Hasil seleksi dan ketentuan-kententuan dari Admisi akan dikirim melalui email ke calon mahasiswa asing yang bersangkutan untuk mengurus visa, paspor dan syarat-syarat administrasi lainnya. Sesampainya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta baru melakukan pembayaran spp. Hal ini agar memudahkan calon mahasiswa asing yang akan kuliah di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sementara Mahasiswa asing yang akan melanjutkan studi ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta akan diproses melalui kuota jalur mandiri, demikian jelas Dr. Waryono (Weni/Doni)