UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Deklarasikan Anti Informasi Hoax di Acara Penyerahan Beasiswa Santri Berprestasi
Dr. Safiullah memimpin deklarasi
Civitas akademika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mendeklarasikan gerakan anti informasi Hoax, di Gedung Prof. H.M. Amin Abdullah, Rabu, 28/3/2018. Deklarasi ini dilaksanakan di sela sela acara penyerahan bantuan beasiswa oleh Menteri Agama Republik Indonesia, H. Lukman Hakim Saifuddin kepada 290 mahasiswa santri melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi dari 19 perguruan tinggi mitra Kementerian Agama RI, yakni; UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Walisongo Semarang, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Alauddin Makassar, IPB, ITS, ITB, STAI NU Jakarta, Unair Surabaya, UGM, Universitas Cendrawasih Jayapura, UI, UNISMA, Universitas Mataram, UPI Bandung, dan Universitas Surya Serpong.
Ditemui selesai acara deklarasi, Wakil Rektor III (Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama) UIN Sunan Kalijaga, Dr. H. Waryono Abdul Ghofur menyampaikan, deklarasi UIN Sunan Kalijaga anti hoax sebagai wujud tanggungjawab institusi untuk hati-hati dan penuh pertimbangan, ketika berujar dan menulis, serta penuh ketelitian dan kritis ketika menerima informasi. pihaknya ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menggelorakan gerakan anti berita/informasi yang mengandung hoax agar tercipta masyarakat Indonesia yang aman, tenteram dan damai.
Deklarasi dipimpin oleh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Dr. H. Sofiullah, M. Ag., dengan menyerukan kalimat bahwa; civitas akademika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menolak segala informasi yang mengandung hoax melalui 3 M, yakni; Mengutamakan informasi yang akurat, kredibel dan dapat dipercaya; Mengedepankancross ceckdalam berbagi informasi dan pengetahuan. Melawan secara aktif informasi yang bersifat hoax untuk Indonesia yang cerdas. “Cerdas Bermedia Ayo Lawan Hoax” demikian kalimat penutup pernyataan deklarasi, yang ditirukan ratusan civitas akademika dari berbagai unsur (mahasiswa, dosen, pegawai).
Sementara itu dalam sambutannya pada prosesi penyerahan beasiswa santri berprestasi, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., antara lain menyampaikan, program beasiswa santri berprestasi sudah dimulai sejak Prof. Yudian masih kuliah melalui program pembibitan dosen. Saat itu, sebelum beasiswa digulirkan dilakukan penguatan bahasa Arab dan bahasa Inggris bagi calon penerima beasiswa, lalu diberangkatkan studi lanjut ke berbagai perguruan tinggi luar negeri, Canada, Australia, Belanda, Timur Tengah dan Amerika. Saat ini mereka telah banyak yang menjadi guru besar dan berhasil menyemai banyak mahasiswa santri di berbagai perguruan tinggi ternama baik di dalam maupun di luar negeri.
Pihaknya berharap para santri yang saat ini menerima beasiswa pada saatnya nanti akan menjadi para ilmuwan-santri yang moderat yang akan membawa Indonesia semakin maju dalam keberagaman dan dikagumi bengsa-bangsa lain seluruh dunia.
Prof. Yudian percaya, 7 keunggulan pendidikan pesantren akan mampu menjaga dan memajukan NKRI antara lain; para santri dari berbagai wilayah dengan budaya yang berbeda-beda berbaur jadi satu memperkaya cakrawala pandang semua santri, hidup berasrama membuat mereka lebih mandiri, berbagai ujian lisan pola pesatren akan membuat mental mereka semakin matang, pembelajaran sorogan, dan do’a kyai untuk semua satri yang hanya ada di pesatren.
Selesai menyerahkan beasiswa secara simbolis, Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan materi kuliah umum di hadapan para mahasiswa santri dengan tema”Penguatan Wawasan Kebangsaan dan Moderasi Islam untuk Generasi Milenial,” Menteri berharap, para santri mampu mepresentasikan kehidupan pesantern yang majemuk dan beragam yang membawa kesejukan di kancah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dan menjadi motor penggerak yang mampu menjadikan Indonesia sebagai barometer Islam di dunia, serta berkontribusi mewujudkan pendidikan Islam yang ramah di segala macam disiplin ilmu (Tim Humas).