PBAK UIN Sunan Kalijaga Bekali Mahasiswa tentang Islam yang Rahmat, Nasionalisme-Patriotisme, Integratif-Interkonektif Keilmuan
Mengawali kegiatan perkuliahan tahun akademik 2018/2019, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Agenda ini berlangsung selama 3 hari, 27 s/d 29 /8/18. Pembukaan PBAK diikuti 3.606 orang mahasiswa baru, meliputi, 3.596 orang mahasiswa baru UIN Sunan Kalijaga, ditambah 11 mahasiswa baru yang berasal dari Serawak Malaysia di delapan fakultas. “Membangun Karakter dan Integritas Mahasiswa yang Religius, Intelek dan Nasionalis” menjadi tema kegiatan PBAK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Pembukaan PBAK diawali dengan sholat hajat dan majelis ayat kursi yang dipimpin langsung oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Drs. Yudian Wahyudi, MA, Ph.D. Semua peserta terlihat hidmat saat melantunkan kalimat thoyyibah dan ayat kursi untuk menguatkan nilai spiritualitas mahasiswa. Momen ini juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang Islam nusantara kepada seluruh mahasiswa baru UIN Sunan Kalijaga. Juga sebagai wujud permohonan kepada Allah SWT agar dibukakan pintu pintu rahmatnya bagi seluruh mahasiswa yang menuntut ilmu di kampus UIN Sunan Kalijaga.“Kita berusaha melanjutkan tradisi Islam Nusantara jaman dulu dengan berdzikir dan menjaga perdamaian,” kata Yudian Wahyudi.
Lebih lanjut Prof. Yudian Wahyudi mengatakan, kita harus menghargai perjuangan bangsa ini untuk merdeka dengan bersyukur kepada Allah SWT. Yakni dengan mengoptimalkan potensi yang ada untuk membangun negeri. Di kampus kita harus mampu mengintegrasikan ilmu umum dan agama. Seperti yang dilakukan oleh “nabi-nabi revolusi” zaman dulu. Sehingga akan lahirlah seorang ahli metalurgi Islam yang dicontohkan nabi Daud, matematikawan muslim seperti nabi Idris, keahlian membuat kapal seperti nabi Nuh dan keahlian lainnya yang dimiliki para Nabi dan Rosul. Para Nabi dan Rosul sesungguhnya tidak hanya menguasai ke-Islaman tetapi juga menguasai keilmuannya masing-masing, yang menjadi tonggak pengembangan keilmuan peradaban manusia sesudah Nabi dan Rosul,” tutur Yudian.
Pihaknya berharap mahasiswa punya hard skill dan soft skill dengan nilai tambah mengetahui ilmu agama yang cukup. Sehingga mahasiswa agama mengerti tentang teknologi pengetahuan ataumahasiswa sains paham akan ilmu keagamaan.
Sementara Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Dr. H. Waryono, M.Ag. menyatakan tema kegiatan PBAK UIN Sunan Kalijaga disesuaikan dengan isu-isu kontemporer tingkat nasional yang akan menjadi tantangan masa depan bagi bangsa dan negara, khususnya kaum muda. Menurut Dr. Waryono, mahasiswa yang religius minimal dapat menjalankan nilai-nilai Islam dengan baik, sekaligus memanfaatkan sarana yang telah dipersiapkan, seperti laboratorium agama untuk melakukan kajian-kajian keagamaan. Di sisi lain, juga mengasah nilai-nilai kebangsaan. Sedangkan term intelek, mengasah pemikiran mahasiswa yang teruji. Artinya mahasiswa terlatih untuk melahirkan pemikiran-pemikiran berbasis riset, jelas Dr. Waryono.
untuk menumbuhkan kecintaan bernegara dan kecintaan kepada Islam menjadi satu-kesatuan, mahasiswa baru diarahkan untuk tinggal di pondok pesantren selama satu tahun. “Silakan mahasiswa untuk mencari informasi dan cara pendaftarannya di bagian kemahasiswaan” ucap Waryono.
“Ini sebagai upaya kita untuk mengimplementasikan pesan dari Kementerian agama tentang Islam moderat dan aplikasi tentang integrasi-interkoneksi ilmu umum dan agama. Sehingga tidak lagi di kampus ini ada pemahaman-pemagaman dan gerakan untuk mendirikan negara khilafah. Karena UIN Sunan Kalijaga menanamkan pendidikan untuk melahirkan khalifah (ilmuwan yang ulama/ulama yang ilmuwan), juga Pancasilais, pungkas Dr. Waryono.
Ketua PBAK Dr. Sulisyaningsih, S.Sos, M.Si menjelaskan melalui kegiatan PBAK membentuk karakter dan integritas mahasiswa yang religius, intelek dan berjiwa nasionalis. Sehingga mahasiswa mampu menciptakan budaya dan kultur akademik yang kritis, mengembangkan tradisi riset membentuk mahasiswa berkarakter, bermoral dan mempunyai akhlak karimah.
Untuk merealisasikan gagasan-gagasan sesuai tema, dibuat strategi agar nilai-nilai yang telah dirumuskan bisa tersampaikan kepada seluruh mahasiswa baru. Salah satu cara yang ditempuh dengan mengundang pemateri yang kompeten dan profesional di bidangnya, serta melibatkan para profesor muda yang ada di kampus ini. Tujuan dengan melibatkan para profesor muda adalah untuk mendobrak semangat mahasiswa baru menjadi mahasiswa yang kritis dan progresif. Mahasiswa juga diberikan stimulus tentang kepedulian sosial melalui kegiatan bakti sosial, membaca bersama dan meresensi buku bersama.
“Semoga kegiatan PBAKbisa diikuti mahasiswa baru dengan penuh suka cita, tanpa kekerasan baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Karena dalamkepanitiaannya sudah kolaboratif melibatkan Pimpinan universitas, para dosen, tenaga kependidikan dan pengurus organisasi mahasiswa. Hal ini dimaksudkan agar keberhasilannya lebih optimal dalam membantu mahasiswa baru memahami proses transisi sehingga bisa mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam memasuki dunia perguruan tinggi, dan bisa meraih kesuksesan.” Kata Sulis.
Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Sunan Kalijaga Mohammad Romli Mu’allim menambahkan, tema PBAK 2018 menekankan dua hal; pertama nilai-nilai keislaman dan kedua nilai-nilai kebangsaan. Nilai keislaman yang dibangun tetap merangkul kebudayaan, kebhinekaan dan setiap perbedaan yang ada di Indonesia.“Dengan nilai-nilai keislaman kami rasa mampu menyatukan negara ini, salah satunya adalah Islam yang pro terhadap budaya lokal,” ucap Romli.
Kegiatan ini diisi dengan berbagai rangkaian aktivitas yang mendukung tercapainya visi dan misi dari UIN Sunan Kalijaga, antara lain mengenal lebih dekat kampus dan Profil Sunan Kalijaga, berbagai aturan akademik yang berlaku di kampus, lembaga-lembaga kampus, baik sturktural maupun non struktural, lembaga kemahasiswaan dan tradisi akademik. (tim humas)