UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bersama 11 PTKIN, dan Universitas Newcastle Australia Jalin Kerjasama Penguatan Studi Keluarga
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bersama sebelas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menjalin kerja sama dengan The University of Newcastle Australia di bidang penguatan studi keluarga (family Studies). Kerja sama ini ditandai dengan penandatangan MoU antara pimpinan Sepuluh PTKIN dengan perwakilan dari The University of Newcastle Australia. Hadir pada forum ini, Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. Suwendi, M. Ag., mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, sepuluh Rektor PTKIN, salah satunya Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., didampingi Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, M. Ag. ,Director Family Action Centre UON, The University Of Newcastle, Australia, Prof. Alan Hayes, Ph.D.
Penandatanganan MoU berlangsung di Gedung Prof. Saifuddin Zuhri, kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin, 28/1/2019. Adapun kesebelas PTKIN adalah UIN Sumatera Utara, UIN Palembang, UIN Semarang, UIN Mataram, UIN Aceh, UIN Makasar, UIN Surabaya, dan UIN Malang, UIN Banjarmasin, serta IAIN Surakarta, Jawa Tengah.
Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., dalam pengantarnya menyatakan bahwa pasca terbitnya regulasi tentang Akreditasi Perguruan Tinggi yang baru, pimpinan PTKI dituntut berpikir inovatif untuk menyelenggarakan sejumlah inisiasi kolaborasi di bidang penguatan akademis. Inisiasi kolaborasi ini perlu dilakukan dengan sejumlah instansi, baik dalam maupun luar negeri, termasuk kolaborasi riset, shortcourse, atau penerbitan jurnal bersama perguruan tinggi. Oleh karena itu, kali ini dilakukan penandatanganan naskah kerja sama dengan Universitas Newcastel Australia.
“Hari ini kita lakukan penandatanganan MoU ini agar PTKI benar-benar semakin berkualitas dan meraih yang terbaik,” ungkap guru besar jebolan Harvard Law School, Amerika Serikat ini. Prof. Yudian Wahyudi menambahkan progam kerjasama inisudah lama diharapkan di lingkungan PTKIN. Karena untuk melengkapi kriteria akreditasi dari tujuh standar beralih ke sembilan standar. Dari sembilan standar itu,ada poin hubungan internasional. Maka perlu terus menambah jaringan kerjasama dengan kampus luar negeri untuk memenuhi standar kriteria akreditasi.”
Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi, menyatakan bahwa orientasi PTKI ke depan harus pada peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing. Untuk itu, ke depan konsentrasi di bidang kolaborasi riset, penguatan kapasitas SDM, dan publikasi karya-karya ilmiah serta ketergunaan lulusan PTKI terhadap dunia kerja perlu dilakukan.
“Perluasan akses dalam tingkat tertentu tetap dilakukan, tetapi perhatian pimpinan PTKI pada isu penguatan mutu, relevansi dan daya saing itu harus menjadi prioritas utama,” ungkapnya.
Diakui oleh Suwendi, kondisi dosen PTKI saat ini perlu afirmasi program yang memadai, mengingat jumlah guru besar PTKIN baru sekitar 4% dari sekitar 12 ribu dosen PTKIN. Direktorat PTKI mendorong kerjasama dengan Newcastle ini, guna terjadinya peningkatan kapasitas dosen PTKI, terutama melalui shortcourse riset dan publikasi ilmiah. Sebab, biasanya dosen terkendala dengan laporan penelitian dan karya-karya ilmiah yang terpublikasi pada jurnal sehingga mereka tidak memenuhi kriteria penilaian angka kredit fungsional dosen, akhirnya mentok, tidak naik ke jabatan fungsional yang lebih tinggi. Kerjasama ini juga bagian dari persiapan tercapainya renstra 2020-2024yang di susun Dirjen Pendis, ungkap doktor UIN Jakarta ini.
Sementara itu, Alan Hayes menjelaskan bahwa program ini akan melahirkan dosen-dosen studi keluarga di UIN dan IAIN yang memiliki penguatan riset dan karya ilmiah yang terpublikasi di jurnal internasional. “Mereka akan dilatih selama 4 (empat) bulan di Australia dengan mekanisme kolaborasi antara UIN atau IAIN dengan kampus Universitas Newcastle,” kata Alan.
Alan Hayes menambahkan, kerjasama akan direalisasikan dalam program-program kuliah tatap muka, seminar internasional, penguatan studi diploma,pascasarjana untuk mahasiswa bidang studi keluarga meliputi keterlibatan keluarga dalam masyarakat. Ada juga pelatihan penulisan ilmiah akademik bagi dosen,dan penelitian bersama antar universitas. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Agama RI dan pimpinan kampus UIN dan IAIN atas terlaksananya kerja sama ini, kata guru besar University of Newcastle. (Tim Humas)