The 2nd AICoSH 2020 FISHUM UIN Suka Bahas Pengembangan Keilmuan Sosial Humaniora Menghadapi Era Siciety 5.0
(Foto Kanan) Dekan Fishum UIN Suka, Dr. Moch. Sodik saat pembukaan AICoSH
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM), UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan Annual International Conference on Social Sciences and Humanities (AICoSH), 10-11/6/2020 secara virtual melalui zoom melibatkan 200 orang dan live streaming youtube dengan viewer lebih dari 300 orang dari berbagai negara; Indonesia, Australia, Afrika, Pakistan, Malaysia dan Singapura.
Kepada humas di sela sela agenda pembukaan AICoSH, Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga, Dr. Mochamad Sodik, S. Sos., M. Si. menjelaskan, Kegiatan AICoSH dilaksanakan setiap tahun di kampus FISHUM UIN Suka, dan merupakan forum internasional yang bertujuan untuk mempertemukan para akademisi dari dalam dan luar negeri. Pada tahun ini AICoSH diselengarakan secara virtual dikarenakan kondisi mewabahnya Covid-19 di Indonesia dan negara-negara lain di dunia yang belum mereda.
Disampaikan Dr. Mochamad Sodik, tema besar “Crafting Madani Society 5.0: Issues and Perspective”. Society 5.0 dianggat, berpijak pada kondisi penggunaan besar-besaran teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, yang mengubah wajah industri dan melahirkan apa yang dikenal sebagai revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 telah mendigitalisasi semua aspek dalam kehidupan. Bahkan Jepang telah memperkenalkan konsep Society 5.0 dengan menitikberatkan pada aspek well-being , memanfaatkan big data dan artificial intelligence.
Konsep Society 5.0 ini menjanjikan munculnya potensi hubungan individu-teknologi dalam mendorong peningkatan kualitas hidup seseorang melalui masyarakat super pintar yang ditopang oleh penggunaan teknologi informasi berbasis big data dan artificial intellegence. Oleh karena itu, AICoSH kali ini membahas bagaimana ilmu sosial khususnya psikologi, sosiologi dan ilmu komunikasi menanggapi perubahan ini, jelas Dr. Mochamad Sodik.
Sementara itu, Ketua Panitia, Ambar Sari Dewi PhD menyatakan , AICoSH 2020 adalah upaya civitas akademika FISHUM khususnya, dan UIN pada umumnya memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan dengan merespon isu-isu mutakhir di masyarakat. Topik utama Society 5.0, sangat relevan dengan situasi masyarakat yang sedang berjuang menghadapi COVID 19. Oleh karena itu, saya berharap, diskusi dan pemaparan oleh para pembicara dan peserta dalam konferensi ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan pengalaman yang berharga dan relevan dalam mesikapi COVID 19, dan pengembangan keilmuan Psikologi, Komunikasi dan Sosiologi menyongsong era Society 5.0.
PLT rektor UIN Sunan Kalijaga, Dr. Phil Sahiron, M.A. dalam pidato pembukaannya menyampaikan bahwa dalam menanggapi pandemi Covid-19 UIN Sunan Kalijaga telah memberlakukan perubahan pada sistem belajar dan administrasi dari offline menjadi online, sebagai implementasi pemanfaatan teknologi demi tetap tercapainya tujuan universitas.
Dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Humaniora, UIN Suka, Dr. Diah Ajeng Purnami, S. Sos., M.Si., menambahkan, sub-tema yang dikembangkan pada panel presentation selama 2 hari pelaksanaan AICoSH kali ini diantaranya: Innovation studies and Social Change, Politic Identity, Public Policy and Democracy; Citizenship, Islamic Studies, Gender, New Media, Mental Health, Wellbeing in Moslem Society, and Family studies. seminar internasional melibatkan pembicara dari berbagai insitusi baik dalam maupun luar negeri dan presentasi hasil penelitian terbaik oleh 10 peserta terpilih.
Pada hari pertama The 2nd AICoSH diisi pemaparan oleh pembicara dari berbagai universitas di berbagai negara, yaitu Prof. Dr. Fritz Schulze (Georg-August-Univeritat Gottingen Germany), Dr. Yanuar Nugroho (Visiting Senior Fellow, ISEAS Singapore; Hon Fellow, Univ of Manchester, UK), Prof. Sulfikar Amir, Ph.D. (Nanyang Technological University Singapore), Dr. Roslan Abdul-Rahim (Sultan Azlan Shah University Malaysia), Dr. Priyambudi Sulistyanto (Flinders University, Australia), Achmad Uzair, S.IP., M.A., Ph.D. (Faculty of Social Sciences and Humanities UIN Sunan Kalijaga, Indonesia), Maya Fitria Hasbullah, S.Psi, M.A (Faculty of Social Sciences and Humanities UIN Sunan Kalijaga, Indonesia), Dr. (can) Fatma Dian Pratiwi, M.Si. (Faculty of Social Sciences and Humanities UIN Sunan Kalijaga, Indonesia).
Sedangkan pada hari kedua, peserta call for paper dari Pakistan dan Indonesia mempresentasikan hasil penelitian mereka secara live. Topik penelitian yang dipresentasikan tersebut, antara lain; Into the Mind of Terrorist & Violent-Extermist : A Neuroscience Perspective & Review on Radicalization. Potrayal of Women in Khatt-e-Marmuz by Fehmida Riaz and Chahtain Kesi by Razia Butt, Mobile Application of Facial Analysis: Marketing Communication of Beauty Products and Facial Treatments in Society 5.0, Prayer and Self-Improvement after Hajj, The Influence of Culture Capital and Work Ethics on Productive Behavior of New Business Candidates, Analysis of Media Influence in Structuring a Political Position, Changes of Poor Family Behavior Through Family Development Session, Digital Monitoring Experience in Digital Media and The Internet, The Meaning of Romantic Korean Drama Films by Santriwati Interpretative Community-Baseddan Symbolic Interaction dan Sexual Behavior of the Adolescents Experiencing Internet Pornographic Addiction
Isu-isu menarik yang muncul dalam diskusi selama dua hari konferensi diantaranya Radikalisasi Agama dalam Perpektif Neuroscience. Sabiqotul Husna selaku penulis mengungkapkan bahwa secara empiris pemikiran radikal sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor genetik, sensitivitas keadilan, dan fleksibilitas kognitif dan neural basis. Bisa disimpulkan bahwa pemikiran radikal muncul karena jarang bersentuhan dengan perbedaan.
Tema lain yang muncul dalam konferensi ini yaitu masalah isu kemandirian perempuan di era digital. Titik tekan tema ini menyoroti kemampuan perempuan dalam mengoptimalkan kemajuan teknologi melalui media sosial khususnya instagram, sebagaimana yang diungkapkan dalam penelitian mengenai wirausaha perempuan di Bantul Yogyakarta oleh Ambar Sari Dewi. Masih terkait hal yang sama, isu terkait diskriminasi perempuan juga menjadi perhatian secara global. Presenter dari Pakistan, Zarnab Rana menggambarkan bagaimana isu diskriminasi ini masih menjadi perhatian serius di kalangan masyarakat Pakistan. Paper yang tidak kalah menariknya muncul dalam sesi akhir mengenai struktur posisi politik di era digital. Dimana perilaku politisi sekarang banyak ditentukan oleh exposure media digital. (Weni/Doni/Panitia AICoSH 2020)