Stafsus Menag RI Dr. Mahmud Syaltout Beri Wejangan untuk Wisudawan/wati UIN Suka
Stafsus Menag RI Dr. Mahmud Syaltout Beri Wejangan untuk Wisudawan/wati UIN Suka
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyandang dua nama sekaligus, yakni sebagai sarjana dan ulama. Ia harus dapat mengimplementasikan dan mengembangkan keilmuannya untuk kemajuan masyarakat sekaligus harus dapat menebarkan nilai-nilai Islam untuk kebaikan peradaban. Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta juga harus memiliki kebanggaan terhadap kampusnya. “Yakinlah bahwa UIN Sunan Kalijaga memiliki banyak keunggulan dari kampus manapun.” Hal tersebut disampaikan Staf Khusus menteri Agama RI, Dr. Mahmud Syaltout Syahidulhaq Qudratullah, S.H., DEA., yang hadir memberikan wejangan di hadapan para wisudawan/wisudawati UIN Sunan Kalijaga, pada prosesi wisuda, di gedung Prof. H.M. Amin Abdullah, kampus UIN Sunan Kalijaga, 16/6/2022.
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mewisuda sejumlah 1199 lulusan baru. Wisuda UIN Sunan Kalijaga kali ini dilaksanakan dalam dua hari. Rabu, 15/6 prosesi wisuda untuk Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Kamis, 16/6, prosesi wisuda untuk Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Program Pascasarjana dan Program Doktor. Wisuda kali ini merupakan wisuda luring yang pertama kali dilakukan di kampus UIN Sunan Kalijaga setelah Pandemi Covid-19 berlalu, yang bisa dihadiri seluruh orang tua atau wali wisudawan/wisudawati.
Ada 9 orang lulusan terbaik dan tercepat diwisuda 16/6 yakni; Alfina Hawawi dari Prodi sosiologi, Fakultas Sosial dan Humaniora dengan IPK 3,76, Nofri Rahmawati dari Prodi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi dengan IPK 3,77, Berlian Puji Pangastuti dari Prodi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam dengan IPK 3,85, Nuril Fathiha dari Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan IPK 3,87, Imamul Wathoni dari Program Magister Aqidah dan Filsafat, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam dengan IPK 3,83, Anna Zakiah Derajat dari Program Magister Interdisciplinary Islamic Studies, Pascasarjana dengan IPK 3,89, Ragil Dian Purnama Putri dari Program Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan IPK 3,99, Dr. Bono setyo dari Program Doktor Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan IPK 3,87, Doktor Mochamad Iskarim dari Program Doktor Studi Islam, Pascasarjana dengan IPK 3,94.
Pelaksanaan wisuda berjalan dengan lancar sekaligus haru. Saat pelaksanaan prosesi wisuda, nama-nama wisudawan/wisudawati dipanggil untuk menerima ijazah dan penyematan tali toga. Namun ada yang berbeda dalam wisuda hari kedua di UIN Sunan Kalijaga, saat seorang wisudawati digantikan oleh sang Ibunda. Almarhumah Siti Fatimah Fajrin, mahasiswi Program Studi Magister Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, meninggal dunia satu bulansetelah dirinya berhasil mempertahankan tugas akhirnya pada Sidang Munaqasyah Program Magister Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (28/01). Prosesi wisuda kelulusan almarhumah kemudian diwakili oleh Ibunda tercinta pada Kamis (16/6). Seperti layaknya wisudawan/wisudawati lainnya, sang Ibunda maju ke depan panggung untuk menerima ijazah almarhumah putrinya. Sang Ibunda disambut dengan dekapan erat Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., M.A. Suasana Gedung Prof. H.M. Amin Abdullah menjadi penuh haru diiringi oleh tangis beberapa wisudawan/wisudawati yang menyaksikan momen tersebut. Begitupun dengan Dr. Inayah Rohmaniyah terlihat beberapa kali menyeka air matanya setelah memeluk sekaligus menuturkan kalimat belasungkawa dan untaian doa yang disampaikan langsung kepada Ibunda Almh. Siti Fatimah Fajrin.
Pada orasi ilmiahnya setelah seluruh prosesi pemberian ijazah dan penyematan tali toga wisudawan/wisudawati dilaksanakan, Dr. Mahmud Syaltout menyampaikan, ia merampungkan studi lanjut S2 dan Doktoralnya di Sorbonne University, Paris, Perancis. Menurutnya, para Dosennya sebagian besar hanya menguasai bahasa lokal. Mahasiswanya harus menyesuaikan diri untuk menguasai keilmuan dari bahasa lokal para dosen. Sementara di kampus UIN Sunan Kalijaga ini rata-rata Dosennya menguasai tiga bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris) bahkan ada yang lebih dari tiga bahasa (Perancis, Belanda dan seterusnya), sehingga banyak Dosen di UIN Sunan Kalijaga ini yang juga mengajar di lintas negara. Ini salah satu keunggulan yang dimiliki UIN Sunan. Keunggulan yang lain, Jurnal-Jurnal Ilmiah UIN Sunan Kalijaga terakreditasi di Sinta I, melebihi banyak Jurnal Ilmiah di kampus Universitas Umum yang terakreditasi di Sinta 2. Sudah semestinya jika UIN Sunan Kalijaga memiliki Akreditasi Unggul. Kepada para wisudawan-wisudawati, Dr. Mahmud Syaltout memesankan 4 hal penting. Yang pertama; berkaryalah yang terbaik dimanapun berada, karena semua permukaan bumi adalah sajadah, tempat beribadah dan mengabdi untuk meraih Ridha Allah SWT. Mimpi dan cita-cita ungkapkanlah, supaya kalau pas ada Malaikat di-Aamiin-kan sehingga memudahkan meraih mimpi itu. Yang ketiga; Selalu berprasangka baik kepada Allah SWT dan jangan pernah membuat ibu dan bapak meneteskan air mata kecuali air mata kebahagiaan, karena Ridla Ibu dan Bapak sangat berpengaruh pada kesuksesan dan kebahagiaan Anaknya. Yang keempat; Jangan posting di Medsos yang aneh-aneh, saring dulu sebelum share. Karena salah sedikit saja jejak digital akan merusak masa depan.
Sementara itu Rektor UIN Suka, Prof. Al Makin dalam sambutannya usai mewisuda antara lain mengabarkan bahwa tekad UIN Sunan Kalijaga mendunia ini benar-benar sudah terjadi. UIN Sunan Kalijaga sudah dikenal di seantero dunia. “Saya baru saja dari Italia, dari Roma tepatnya dari Vatikan bersama Menteri Agama RI, Ketua PBNU dan Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI. Saya berjumpa dengan Paus Fransiskus. Saya membawa misi untuk persaudaraan antar iman. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas akan mengundang Paus ke Indonesia atas pesan presiden. Ketua PBNU KH Yahya Staquf sudah lama berhubungan dengan Paus. Juga PP Muhammadiyah, mempunyai relasi kuat antar sesama organisasi agama seluruh dunia. UIN Sunan Kalijaga universitas berkelas dunia, harus memainkan peran itu, merekatkan umat, membangun bangsa. UIN Sunan Kalijaga mendapatkan kehormatan untuk terus berperan secara dunia,” kata Prof. Al Makin. “Saya mendapatkan kesempatan audiensi ke Paus dan saya sampaikan pesan akan memberi anugerah honoris causa ke Vatikan dan pemimpin agama di Indonesia agar kampus kita berkontribusi dalam panggung dunia. UIN Sunan Kalijaga untuk bangsa telah dan akan benar-benar kita laksanakan, dengan berkontribusi dalam perdamaian antar agama tingkat dunia. Pak Menteri, Ketua PBNU, Dirjen Bimas Katolik dan Saya selaku Rektor berkesempatan menyampaikan silaturahim kami sebagai umat Islam Indonesia ke Katolik dunia. Kesempatan yang luar biasa,” imbuh Prof. Al Makin.
Kepada para wisudawan dan wisudawati Prof. Al Makin mengajak untuk berbesar hati menjadi lulusan mendunia. Oleh karena itu pihaknya mendorong agar para wisudawan dan wisudawati dapat berkontribusi lebih jauh, tidak hanya di dalam negeri. Tetapi melanglang dunia membawa misi moderasi beragama, mengembangkan akademik, menebarkan nilai-nilai Islam yang Rahmat ke Korea, Jepang, Amerika, Eropa, Australia dan seterusnya. “Raihlah kesempatan yang sangat luas di luar Indonesia. Seperti saya barusan ke Vatikan, Warek 2 ke Belanda. Dosen-dosen UIN Suka juga sama, banyak dosen dan banyak alumni UIN Suka yang berkontribusi berbagai negara, demikian Prof. Al Makin memotivasi.
Ketua BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) RI adalah Prof. KH Yudian Wahyudi resmi menjadi ketua BPIP sampai 2027. Prof. Amin Abdullah anggota dewan pengarah. Dua mantan Rektor kita bekerja untuk bangsa. Prof. Alimatul Qibtiyah menjadi Komisioner Komnas Perempuan, Prof. Siti Ruhaini Dzuhayatin menjadi Stafsus Presiden Jokowi. Dan masih banyak lagi para alumni kita yang duduk di DPR, MPR, Menteri, Bupati, Gubernur, Camat, tokoh masyarakat, pengusaha, petani, aktivis LSM, tokoh agama. Contohlah mereka, kata Rektor Al Makin.
Lebih jauh disampaikan, alumni UIN Suka selain harus memiliki semangat untuk sukses berkarir, juga harus dapat menjadi duta dari UIN Sunan Kalijaga dengan mencontoh Sunan Kalijaga bijak, toleran, dan terbuka pikirannya. Seperti lawatan ke Vatikan, Prof. Al Makin mencoba menjadi Sunan Kalijaga, melakukan silaturahim ke Vatikan, membuka diplomasi, dialog, dan menjalin persaudaraan dan persahabatan dunia. Maka para alumni UIN Suka juga harus dapat memposisikan seperti Sunan Kalijaga yang menebar kebaikan dalam dunia politik, sosial, ekonomi dan sebagainya, harap Rektor Al Makin.
Alumni UIN Suka harus bangga menjadi bagian dari UIN Suka, kampus keragaman, kampus yang nyaman untuk semua iman, kampus kebhinekaan. Satu-satunya PTKIN yang unggul dalam akreditasi nasional. Saat ini kampus UIN Suka memiliki 8 prodi unggul: Prodi Bahasa Inggris di fakultas Adab; Pendidikan Agama Islam S2 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan; Kimia, Fisika, Biologi, Matematika, S2 Teknik Informatika di Fakultas Sains dan Teknologi; dan Prodi Sosiologi di Fakultas Sosial dan Humaniora. Akreditasi Unggul secara institusi tentunya menjadi nilai lebih untuk meraih kemenangan dalam bersaing di dunia kerja, dunia usaha, maupun dalam pendaftaran berbagai kesempatan.
Dalam perjalanan ke Roma, Prof. Al Makin berkesempatan membaca buku auto-biografi Maradona. Disampaikan, Diego Armando Maradona lahir di Buenos Aires, di Lanus, kawasan miskin. Dia menjadi pemain sepakbola terkenal dengan sebutan macam-macam. El Pibe de Oro (golden Boy). Karirnya cemerlang. Menjadi juara dunia bersama timnya Argentina, di Mexico tahun 1986. Asalnya sama dengan Paus Fransiskus. Clubnya di Boca Junior, Barcelona, dan menjadi nama stadion di Napoli. Maradona mencintai sepakbola dari kecil. Dia membangun team Napoli dari Zero. Dia sukses membangun semangat kawan- kawannya. Begitu juga pada team nasional di Argentina. Dia mencintai sepakbola, maka juara dunia, menjadi pemain terbaik seabad, goal seabad, dan bersama Pele dari Brazil dia menjadi pemain legendaris tak terlupakan. Tetapi Maradona mempunyai kelemahan dalam mengatur emosi. Dia sering bertengkar, baik di Barcelona, Boca Juniors, Sevilla, Newell Old Boys, Napoli sendiri. Dia tidak bisa mengendalikan diri bahkan terlibat dalam obat-obatan. Dilarang main dua kali oleh FIFA (Football International Federation). Maradona sukses dalam karir sebagai pemain dunia, tetapi Maradona tidak sukses dalam mengatur diri.
Biografi Maradona dapat dijadikan cermin bagi alumni UIN Suka. Orang sukses adalah orang yang dapat mengatur diri sekaligus relasi sesama manusia. Maradona sukses dalam mengatur relasi, saling membantu, dan mengangkat teman dan anggota team. Membantu rekan-rekannya dalam mencetak goal. Memberi semangat saat team kelihatan lesu. Dan memenangkan team, ini dapat menjadi contoh untuk meraih sukses menjadi pengusaha, ilmuwan, pejabat, politisi, aktivis LSM, dan semua pekerjaan. Maradona tidak sukses dalam mengatur diri. Ini tidak boleh dicontoh, kata Prof. Al Makin. (Tim Humas)