MPR RI Gandeng UIN SUKA, Ajak Generasi Z Berkontribusi Mengisi Kemerdekaan

Sekretariat Jenderal MPR RI bersama dengan UIN Sunan Kalijaga menggelar Sarasehan Kehumasan MPR RI Menyapa Sahabat Kebangsaan dengan Tema “Peran Mahasiswa dalam Mengisi Kemerdekaan", bertempat di Gedung R.H.A. Soenarjo, SH (Convention Hall, kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jumat, 22/07/2022. Hadir pada kesempatan ini, Pelaksana Tugas (plt.) Deputi Administrasi Setjen MPR RI, Siti Fauziah, S.E., M.M., bersama dengan Kabag. Pemberitaan dan Hubungan antar Lembaga Setjen MPR RI, sekaligus narasumber pada acara sarasehan, Budi Muliawan, S.H., M. H., dan disambut oleh Kabiro AUK UIN Suka, Dr. H. Abd. Syakur, Kabag Tata Usaha, Muhammad Mahyudin, S.H., M.A., Dosen Ilmu Komunikasi FISHUM sekaligus narasumber kedua, Dr. Bono Setyo, tamu undangan, beserta mahasiswa UIN Sunan Kalijaga sebagai peserta sarasehan.

Dalam sambutannya mengawali sarasehan, Dr. Abdul Syakur antara lain menyampaikan, mewakili pimpinan, UIN Sunan Kalijaga menyambut baik kerja sama dengan MPR RI. Dan berharap kerja sama dapat berlanjut dalam forum-forum lain. Di hadapan delegasi MPR RI Kepala Biro AUK juga menyampaikan, MPR RI dapat memperluas jaringan kerja sama dengan PTKIN lain, karena di Indonesia ada sejumlah 79 PTKIN. Dari jumlah itu, UIN Sunan Kalijaga merupakan satu satunya yang terakreditasi unggul. Sementara, perguruan tinggi di Indonesia yang terakreditasi unggul jumlahnya 37, UIN Sunan Kalijaga ada di posisi 12 dari 37 perguruan tinggi yang terakreditasi unggul di Indonesia.

UIN Sunan Kalijaga memiliki 63 Prodi, 17 diantaranya sudah terakreditasi unggul. Dan banyak juga yang terakreditasi internasional. Ada 18 Prodi lagi yang dipersiapkan untuk mendapatkan akreditasi internasional. Capaian ini semakin menambah minat calon mahasiswa untuk bisa kuliah di UIN Sunan Kalijaga, sehingga UIN Sunan Kalijaga memperoleh predikat sebagai perguruan tinggi yang paling tinggi peminatnya di lingkup PTKIN. Namun karena keterbatasan gedung perkuliahan setiap tahunnya UIN Sunan Kalijaga baru bisa menerima sejumlah 4.500 mahasiswa. Sehingga UIN Sunan Kalijaga akan segera membangun kampus terpadu di Pajangan, yang lahannya sudah disiapkan seluas 72 Hektar.

Plt. Deputi Administrasi Setjen MPR RI, Siti Fauziah, SE, MM., dalam sambutannya antara lain menyampaikan, teknologi yang semakin memudahkan manusia dalam menjalani aktivitas juga memberikan tantangan di berbagai aspek. Untuk itu, generasi muda hendaknya punya jiwa untuk menjaga Indonesia dan melalui Program Sekretariat Jenderal MPR Menyapa Sahabat Kebangsaan yang dilaksanakan di berbagai perguruan tinggi ini, diharapkan dapat membahas dan mendiskusikan tentang pemuda Indonesia sebagai generasi penerus bangsa. Pemilihan kata 'Menyapa Sahabat Kebangsaan' sendiri memiliki makna yang dalam, yakni MPR ingin menjadi sahabat mahasiswa, dapat memberikan manfaat untuk menguatkan jiwa nasionalisme sivitas akademika UIN Sunan Kalijaga yang mempunyai peran penting sebagai agen perubahan masa depan, demikian Siti Fauziah.

Disampaikan Fauziah, ada sejarah perjalanan bangsa terutama di era perjuangan, kiprah generasi muda memiliki peran yang sangat besar hingga kemerdekaan berhasil diraih. Tongkat estafet perjuangan tersebut perlu dilanjutkan dan sebagai pemuda, terlebih generasi Z, memiliki peran besar dalam menghadapi tantangan era modernisasi dan kecanggihan teknologi informasi seperti media sosial/medsos, YouTube, Instagram, Twitter, Tiktok. "Kemajuan teknologi mampu mempermudah kehidupan, cukup melalui genggaman, kita sudah dapat mengakses komunikasi, hiburan, informasi bahkan berbelanja. Saat pandemi Covid-19 melanda, semua aspek kehidupan mengandalkan teknologi,” imbuhnya.

Kecanggihan teknologi yang ada saat ini bagaikan koin yang memiliki dua sisi. Media sosial dan internet pada umumnya tentu memiliki manfaat, seperti memudahkan mahasiswa mencari materi tambahan ketika sedang melakukan riset atau memperlancar akses komunikasi mahasiswa yang sedang terkendala mengikuti kegiatan belajar tatap muka. Namun, medsos juga memiliki sisi negatif yang sampai saat ini masih sering dijumpai, yakni menjadi sarana penyebaran ujaran kebencian dan berita yang tidak sesuai dengan fakta atau hoaks. "Kita masih melihat maraknya penyebaran berita hoaks di medsos. Untuk itu, saya tekankan, manfaatkan medsos dengan baik dan bijak. Jadikan medsos sarana berbuat kebajikan, warnailah medsos dengan nilai-nilai luhur bangsa seperti gotong royong, persatuan, kebhinekaan serta toleransi dan hal baik lainnya," tutur Siti Fauziah.

Pihaknya juga menyampaikan kepada mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang menjadi peserta sarasehan, bahwa MPR terbuka atas masukan, saran serta gagasan apapun yang baik demi MPR dan negara secara luas. Gedung MPR juga terbuka bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk datang walaupun hanya sekedar berkunjung. Mahasiswa juga bisa datang ke Perpustakaan MPR apabila memerlukan informasi terkait MPR dan produk yang dihasilkan. Di sana ada beberapa buku yang tidak diperjual belikan, hanya ada di perpustakaan MPR. Selain itu, MPR juga menyediakan sarana ilmu pengetahuan melalui media sosial seperti Instagram serta aplikasi Buku Digital MPR yang bisa diunduh melalui Play Store.

Sementara itu, Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga, Sekretariat Jenderal MPR, Budi Muliawan, SH, MH, mengatakan para mahasiswa sebagai generasi Z yang paling penting adalah bagaimana kita tidak bisa lagi menolak adanya perubahan ini, tidak bisa lagi Menolak adanya digitalisasi ini, tidak lagi bisa Menolak adanya perkembangan teknologi tapi bagaimana hal tersebut bisa kita optimalkan dan kita manfaatkan sesuai dengan kondisi zaman.

“Kami mengajak adik-adik ini sebagai sahabat kebangsaan MPR untuk menggelorakan nilai-nilai kebangsaan semangat kebangsaan itu melalui apa yang bisa dilakukan. Ada hal sederhana yang bisa generasi Z lakukan di dalam konteks untuk menggelorakan semangat kebangsaan. Kita memiliki media sosial, maka sampaikanlah melalui media sosial yang kita punyai hari ini.” jelas Budi Muliawan..

Pihaknya juga menghimbau kepada mahasiswa untuk tidak melupakan pahlawan kita, orang-orang yang berjuang buat kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia ini. “Kami hadir disini untuk tidak henti-hentinya, tidak lelah-lelah nya mengingatkan para mahasiswa untuk mengisi kemerdekaan dengan cara kalian sendiri dengan melakukan hal yang positif, tidak pernah berhenti untuk belajar dan yang paling penting adalah meminta restu orang tua karena itu yang paling utama. Silakan kalian bebas mengisi kemerdekaan ini tapi yang paling utama adalah tetap bersandar pada nilai-nilai luhur kita, bangsa Indonesia.” pungkasnya.

Pemaparan materi berikutnya disampaikan oleh Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Dr. Bono Setyo, M.Si. Dirinya menuturkan bahwa mahasiswa perlu beradaptasi dalam era digital, jika tidak ingin tergilas atau tertinggal. Siapapun, harus memiliki semangat untuk menggerakkan diri sendiri, untuk mobile, karena kesuksesan tidak datang sendirinya dari langit. Ia menambahkan, “Meskipun ada istilah rejeki itu tidak kemana, tapi kita harus mau kemana mana untuk mencari rejeki. Seandainya pun hal yang kita targetkan itu tidak kita dapatkan, setidaknya kita telah berusaha dan pasti ada suatu rezeki lain yang kita dapat dari usaha tersebut.”

Mahasiswa perlu memanfaatkan internet dengan maksimal, tugas kuliah bidang apapun bisa dicari referensinya di internet, memiliki media sosial juga harus digunakan dengan optimal untuk menghasilkan karya atau meningkatkan potensi diri. Media sosial dapat mendekatkan yang jauh sebagai sarana komunikasi atau bersosialisasi. Namun media sosial juga dapat menjadi sarana yang masif dalam penyebaran ujaran kebencian, hoaks, radikalisme dan pornografi. Untuk itu, mahasiswa sebagai generasi yang sangat dekat dengan media sosial atau internet pada umumnya, memiliki peran sangat strategis untuk berkontribusi dalam menangkal sisi negatif dari internet tersebut. (Ihza/Weni)