Hargai Keberagaman UIN Suka Peringati Hari Kemerdekaan Dengan Pakaian Adat Nusantara
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke 77 dengan menyelenggarakan upacara bendera, bertempat di halaman gedung Prof. Saifuddin Zuhri, 17 Agustus 2022. Upacara peringatan hari kemerdekaan di kampus UIN Sunan diikuti segenap sivitas akademika (Rektor, Wakil Rektor, Senat Universitas, para Guru Besar,Dekanat, pimpinan struktural, para Ketua Unit dan Pusat Studi, Dosen dan Tenaga Kependidikan, serta perwakilan mahasiswa). Dipimpin oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Al Makin, upacara berlangsung khidmat, ditutup dengan doa dan menyanyikan lagu lagu perjuangan oleh seluruh peserta upacara.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam sambutannya antara lain menyampaikan tentang makna kemerdekaan menterjemahkan makna kemerdekaan dari pemikiran Proklamator, Ir. Sukarno dalam buku Karya Beliau (Dibawah Bendera Revolusi). Disampaikan, Rakyat yang tidak merdeka adalah rakyat yang sesungguh-sungguhnya tidak merdeka. Segala gerak bangkitnya adalah tidak merdeka. Segala kemauannya, segala fikirannya, ya segala rohnya dan nyawanya adalah tidak merdeka. Mau ini tidak leluasa, mau itu tidak leluasa. Mau ini ada ranjau, mau itu ada jurang. (p. 285, Mencapai Indonesia Merdeka, DBR)
Oleh karena itu setelah 77 tahun Indonesia Merdeka, masyarakat Indonesia harus merdeka dari ekonomi, sosial, dan politik. “Kita harus merdeka, merdeka dari semua halangan-halangan itu. Bangunkan kembali kepada rakyat Indonesia harapan dan kepercayaan atas diri sendiri,” kata Prof. Al Makin.
Sivitas akademika UIN Sunan Kalijaga harus percaya diri, harus bangga menjadi diri sendiri. Bangga menjadi Indonesia, bangga menjadi UIN Sunan Kalijaga. Bangga sebagai warga Yogyakarta. Bangga dengan teman-teman sendiri. Bangga team sendiri. Bangga dengan orang sekitar. Itulah roh merdeka. Tidak perlu mencari contoh dan tauladan jauh-jauh. Bangga dengan ketua senat, para Guru, para kolega. Bangga dengan Dekan, Kabiro, Kabag, Kasubag. Bangga dengan para Wakil Dekan, Kaprodi, Sekprodi, para Dosen, para Guru Besar. Bangga dengan Mahasiswa UIN Suka. Bangga dengan kampus UIN Suka. Bangga dengan teman-teman sejawat. Tidak minder dan menghindari teman. Itulah merdeka menurut Sukarno, kita aplikasikan pada diri kita di kampus kita, jelas Prof. Al Makin.
Disampaikan, di masa kebangunan, maka sebenarnya tiap-tiap orang harus menjadi pemimpin, menjadi Guru. Sukarno menegaskan bahwa semua Guru, adalah Guru untuk diri sendiri. Guru bagi teman-teman sejawat. Sekaligus teman-teman sejawat adalah Guru. Siapapun menjadi Guru, siapapun menjadi pelajaran. Kata Plato, wise learn from everyone and everythings, fools already know everything. Wise always learns, fools feel enough.
Sukarno menegaskan lagi, semua Guru memikul pertanggungan jawab yang maha berat kepada negeri dan bangsanya. Bercermin dari Sukarno, kampus kita adalah tempat yang penting. Kita belum merdeka, kampus kita adalah tempat memerdekakan bangsa ini. Kita belum merdeka dalam pendidikan, teknologi, informasi, pengetahuan. Mari kita merdekakan. Salah satu halangan kita adalah kesempitan kita berfikir. Halangan kita adalah pola pikir kita yang sempit, fanatik, dan tidak memahami hukum alam yang penuh keragaman. Maka kita memakai pakaian adat ini untuk melihat keragaman, sebagai trademark kampus kita. Tujuan kita memakai pakaian adat adalah untuk melihat keragaman dalam budaya, makanan, agama dan tradisi. Mari fahami keragaman dari pakaian, demikian ajak Prof. Al Makin.
Lihat itu pakaian yang berbeda-beda dulu. Itu keindahan, maka keragaman adalah keindahan. Semua adat Indonesia mempunyai pakaian khas. Kita kagumi dan kita pakai supaya nyaman. Semua keragaman adalah kreatifitas. Keragaman yang mudah juga pada kulinenyai, atau masakan. Makanan yang enak-enak dulu, padang, pecel, soto, coto, ketupat, bubur, kebuli, semua menunjukkan keragaman. Mari beragam dalam makanan.
Maka perbedaan akan indah, Saling menghargai baju yang ada, saling memberi kebebasan, saling melindungi, saling memahami. Itulah keragaman. Dengan keragaman mari kita ciptakan perdamaian, ketenangan, suasana yang nyaman, bagi UIN Sunan Kalijaga dan bagi Indonesia. UIN Sunan Kalijaga untuk bangsa, UIN Sunan Kalijaga mendunia. Merdeka!, demikian tutup Prof. Al Makin.
Sementara itu sejumlah Dosen dan Tendik menerima penghargaan Satya Lencana Karya Satya 30 tahun, 20 tahun dan 10 tahun pengabdian sebagai ASN dari Presiden Joko Widodo. Salah satu yang mendapat penghargaan adalah Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Al Makin. Penghargaan Satya Lencana Karya Satya pengabdian 20 tahun kepada Prof. Al Makin disematkan oleh Ketua Senat Universitas, Prof. Siswanto Masruri.
Pada kesempatan itu, Rektor UIN Sunan Kalijaga juga memberikan penghargaan apresiasi kepada peserta upacara yang mengenakan pakaian adat dengan totalitas. Penghargaan disampaikan oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan UIN Sunan Kalijaga, Ny. Ro’fah Al Makin. (Tim Humas)