Datangkan Narasumber Asal Belanda, Fakultas Saintek UIN SUKA Gelar Forum Diskusi Ilmiah Bahas Manajemen Air di Lingkungan Binaan

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Forum Diskusi Ilmiah bertajuk “Water Management in Built Environment,” bertempat di Ruang Teatrikal Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) dan menghadirkan narasumber utama Koen W. Broersma, M.Sc., praktisi senior sekaligus konsultan urban water management dari Belanda (5/7/2022). Kegiatan ini diselenggarakan secara luring dan dihadiri oleh Dekan Fakultas Saintek, Dr. Dra. Hj. Khurul Wardati, M.Si., bagian international office (IO) Fakultas Saintek, Dr. Lela Susilawati, S.Pd., M.Si., Panitia Forum Diskusi Ilmiah, dosen, serta mahasiswa.

Pada sambutannya, Dekan Fakultas Saintek, Dr. Dra. Hj. Khurul Wardati, M.Si., menyampaikan apresiasi untuk seluruh panitia Forum Diskusi Ilmiah serta menyambut dengan hangat narasumber Koen Broersma. Dr. Khurul juga mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung penuh acara Diskusi Ilmiah ini yang merupakan program rutin dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suka.

“Forum Diskusi Ilmiah ini merupakan program rutin dilaksanakan setiap satu bulan sekali, dan sudah dimulai sejak tahun lalu. Terima kasih untuk seluruh panitia yang sudah mengupayakan keberlangsungan program ini, dan diskusi ilmiah semacam ini perlu dilanggengkan karena kebermanfaatannya untuk sivitas akademika”, tuturnya. Dia berharap melalui kegiatan ini dapat membuka peluang eksplorasi pengetahuan sains dan teknologi serta memperluas jaringan kolaborasi riset bagi sivitas akademik guna mendukung pengembangan akademik Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga.

Sementara itu, Koen Broersma dalam paparannya antara lain menjelaskan tentang bagaimana manajemen atau pengelolaan air dalam lingkungan binaan (in built environment). Koen Broersma sendiri merupakan membertheNetherlands Association for Water Management(NVA) dan pernah terlibat dalam beberapa proyekmanagement waterdi Indonesia seperti proyek perencanaan Sanitasi Perkotaan untuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Keempat (RPJMN 2020-2025) di Jakarta tahun 2019, dan proyek Peningkatan Kualitas Air Destinasi Wisata di Danau Toba tahun 2017.

Broersma menyatakan bahwa diperlukan adanya pendayagunaan sumber daya air dengan memperhatikan perencanaan sosial, penyediaan lahan produktif, dan sistem pemeliharaan berkala. Konsep ini dapat diterapkan pada analisis penanganan bencana banjir di wilayah urban Yogyakarta. Menurutnya, ada tiga faktor utama terjadinya banjir di wilayah urban, antara lain ketidakmaksimalan sistem pengelolaan air saat banjir dan hujan deras, ketidakseimbangan distribusi air tanah, serta kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia.

Menurut Broersma, setidaknya ada empat prinsip penyelesaian integrasi banjir. Yaitu pertama, pencegahan risiko banjir melalui larangan pembangunan di daerah yang berisiko banjir. Misalnya seperti perencanaan tata ruang, dan kebijakan pengambilalihan. Kedua, pertahanan banjir melalui infrastruktur atau tindakan struktural seperti tanggul, bendungan, tanggul, dan pompa. Ketiga, mitigasi dan adaptasi risiko banjir melalui cara adaptasi untuk mengurangi risiko banjir pembangunan dan peremajaan daerah penyimpanan air multi-fungsi, taman hujan dan lahan basah. Dan yang keempat, persiapan dan pemulihan banjir melalui kesiapsiagaan bencana.

Broersma juga mengenalkan metode alami atau yang disebutnya denganNatural Based Solution (NBS), yang ditujukan untuk melindungi, mengelola secara berkelanjutan, dan memulihkan ekosistem yang berhubungan dengan problematika siklus air yang akan dihadapi kemanusiaan dalam sistem biodiversitas secara keseluruhan. Prinsip dasar yang diterapkan dalam metode ini meliputi kerjasama komunitas, pemulihan ekosistem dan biodiversitas, pembangunan sarana prasarana, dan sistem pemeliharan teratur. Pengaplikasian metode ini dicontohkan dengan menggunakan reformasi sistem batas air pada tepi sungai antara zona kawasan permukiman dengan kawasan yang hijau dan dipisahkan oleh air. Penataan berbentukshading relief alami juga lebih direkomendasikan daripada bentuk lurus. Pembiakan tumbuhan hijau sekitar juga membantu dalam pengaturan siklus air secara alami dan menjaga kekuatan struktur tanah sekitar area sungai. Selain itu aplikasi juga diterapkan untuk membangun kawasan meander dan area tepi sungai.

Mengakhiri sesinya, dia menyebutkan bahwa universitas memiliki peran yang besar untuk menemukan permasalahan terkait pengelolaan air dan memaksimalkansumber dayauntuk menyelesaikan masalah tersebut. Jalinan kerja sama antara universitas, mahasiswa dan komunitas atau lembaga yang memiliki kesamaan orientasi dapat memberikan bantuan signifikan bagi permasalahan ekosistem sekaligus menumbuhkan habit yang ramah bumi. (Ihza/Firman/Nasrul)