WhatsApp Image 2025-03-12 at 14.00.12.jpeg

Rabu, 12 Maret 2025 14:55:00 WIB

0

Menembus Sekat Budaya: Mahasiswa PBA UIN Sunan Kalijaga Jalani PLP di Sekolah Internasional Multinasional di Jakarta

Di balik hiruk-pikuk ibu kota, tersembunyi ruang-ruang belajar yang menjadi pertemuan budaya dunia. Salah satunya adalah Sudanese African Asian School (SAAS), sekolah internasional berwawasan global yang menjadi tempat pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) S1 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kegiatan PLP ini tidak hanya menjadi ruang praktik, tetapi juga wahana pembentukan perspektif baru tentang bagaimana Bahasa Arab diajarkan dan dihayati dalam lingkungan multikultural yang sesungguhnya.

SAAS adalah sekolah yang unik. Mengusung kurikulum Sudan dan beroperasi di bawah regulasi pendidikan Indonesia, sekolah ini menjadi rumah bagi siswa dari delapan negara berbeda. Sekitar 70 persen siswanya adalah penutur asli Bahasa Arab, sementara 30 persen lainnya berasal dari latar non-native. Komposisi ini menciptakan ruang belajar yang dinamis, multibahasa, dan sarat interaksi lintas budaya.

Mahasiswa PBA diajak masuk ke dalam ruang kelas, berdialog dengan siswa, menyimak strategi pengajaran guru, hingga turut mempraktikkan pengajaran yang telah mereka rancang. Mereka belajar bahwa pengajaran Bahasa Arab bukan hanya soal kaidah dan kosa kata, tetapi juga keterampilan komunikasi, sensitivitas budaya, dan kreativitas dalam menyampaikan makna.

Yang menarik, SAAS bukan hanya menjalankan kurikulum internasional, tetapi juga mengintegrasikan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) serta Bahasa Indonesia. Hal ini menjadi bentuk komitmen sekolah untuk tetap membumi dan memenuhi standar pendidikan nasional Indonesia.

Bagi mahasiswa PBA, keberadaan dua ranah kurikulum ini membuka pemahaman penting tentang bagaimana pendidikan dapat tetap kontekstual, menghormati lokalitas, sekaligus berpandangan global.

Kegiatan PLP di SAAS tidak berhenti pada pengamatan. Mahasiswa juga diberi kesempatan untuk praktik mengajar langsung, mengimplementasikan teori yang mereka pelajari di kampus dengan pendekatan yang lebih responsif terhadap keberagaman siswa. Mereka ditantang untuk menjadi fasilitator pembelajaran yang mampu menjembatani perbedaan latar belakang dan bahasa.

Di penghujung kegiatan, dilangsungkan acara penarikan mahasiswa PLP. Kegiatan ini ditandai dengan penyerahan sertifikat kepada mahasiswa peserta PLP serta penyerahan plakat sebagai bentuk apresiasi kepada pihak sekolah yang telah memberikan ruang belajar yang inklusif dan mendidik.


Salah satu momen berharga dalam acara penarikan adalah sharing session yang dipandu oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bapak Nurul Huda, S.S., M.Pd.I. Dalam sesi ini, beliau menekankan pentingnya keterampilan menulis khat (kaligrafi Arab) dalam pengajaran Bahasa Arab. Tidak hanya teoritis, para siswa SAAS pun ikut belajar teknik penulisan khat yang baik dan benar, menjadikan momen tersebut sebagai jembatan pertukaran keterampilan dan apresiasi budaya tulisan Arab.

Kegiatan PLP ini membuka cakrawala mahasiswa bahwa menjadi pengajar Bahasa Arab bukan sekadar tentang menguasai materi, tetapi juga soal kesiapan mental untuk menghadapi kelas yang plural. Mereka kini menyadari pentingnya kompetensi interkultural, kemampuan adaptasi, dan pendekatan pedagogis yang lebih manusiawi.

Dengan selesainya program ini, mahasiswa PBA UIN Sunan Kalijaga tak hanya kembali ke kampus dengan portofolio pengalaman, tetapi juga dengan pemahaman mendalam tentang esensi pendidikan yang sesungguhnya: membentuk jembatan antara bahasa, budaya, dan kemanusiaan. (news contributor FITK)